MINYAK KAYU PUTIH TINJAUAN PUSTAKA

20 Menurut William J. Stanton dalam Anggipora 2002, produk dapat didefinisikan menjadi dua pengertian dasar yaitu : 1. Pengertian sempit, yaitu produk adalah sekumpulan atribut fisik nyata tangible yang terkait dalam sebuah bentuk yang dapat diidentifikasikan. 2. Pengertian luas, yaitu produk adalah sekumpulan atribut yang nyata tangible dan tidak nyata intangible di dalamnya sudah tercakup warna, rasa, harga, kemasan, prestise perusahaan, prestise pengecer, dan pelayanan dari pabrik serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya. Gagasan pokok dari kedua definisi diatas adalah bahwa konsumen membeli tidak hanya sekedar kumpulan atribut fisik, tetapi pada sasarannya mereka membayar sesuatu untuk memuaskan keinginan. Sebenarnya pembedaan antara barang dengan jasa secara tegas sulit dilakukan, karena sering pembelian suatu barang disertai jasa tertentu dan sebaliknya pembelian suatu jasa sering disertai dengan pemakaian barang tertentu.

B. MINYAK KAYU PUTIH

Menurut Ketaren 1990, minyak kayu putih adalah hasil penyulingan dari daun kayu putih segar dan ranting terminal branchlet dari beberapa species Melaleuca. Minyak kayu putih merupakan minyak atsiri Essential oil disebut juga ethereal atau volatile oil yaitu minyak yang mudah menguap dan memiliki bau khas, yang diperoleh dari tanaman tersebut. Beberapa jenis spesies yang mampu menghasilkan minyak kayu putih komersial antara lain Melaleuca leucadendron LINN., Melaleuca cajeputi Roxb., Melaleuca viridiflora Gärtn. dan Melaleuca minor Sm. Warna minyak kayu putih adalah hijau bening, yang disebabkan karena tembaga dari ketel-ketel penyulingan minyak kayu putih dan senyawa organik yang kemungkinan adalah klorofil. Jika warna hijau minyak atsiri disebabkan karena tembaga, maka warna tersebut dapat dipisahkan dengan minyak kayu putih aslinya dengan menggunakan larutan asam tartarat pekat. Namun apabila warna hijau tersebut disebabkan karena klorofil atau bahan organik lainnya, maka minyak itu dapat dipucatkan dengan menggunakan karbon aktif. 21 Proses rektifikasi juga dapat mengeliminasi warna. Namun demikian, rektifikasi minyak kayu putih tidak dilakukan di daerah-daerah produksi. Unsur yang mengandung aroma kemungkinan terbentuk dari hijau daun chlorophyll. Unsur tersebut bersatu dengan glukosa menciptakan glukosida yang disalurkan ke seluruh tubuh tumbuhan. Di tempat tertentu, khususnya bunga, tumbuhan menghasilkan zat penawar enzim yang menyerbu glukosida sehingga mengakibatkan terciptanya minyak atsiri. Komponen penyusun minyak kayu putih dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Komponen Penyusun Minyak Kayu Putih No Komponen Rumus Molekul Titik Didih o C 1. Cineol C 10 H 18 O 174 – 177 2. Terpineol C 10 H 17 OH 218 3. Pinene C 10 H 18 156-160 4. Benzaldehyde C 6 H 5 O 179.9 5. Limonene C 10 H 16 175-176 6. Sesquiterpene C 15 H 24 230-277 Sumber : Ketaren, 1990

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MENDASARI KEPUTUSAN PEMBELIAN