63 produk tetap memiliki nama dan citra positif di mata pelanggan
walaupun tanpa menggunakan sarana komunikasi global seperti iklan baik media cetak maupun elektronik.
b. Tujuan Pembelian Produk
Ada dua tujuan pelanggan membeli produk minyak kayu putih, yaitu untuk bisnis dan non-bisnis. Untuk bisnis, minyak kayu putih
tersebut dijual kembali oleh responden dalam bentuk kemasan baru yang telah atau belum diolah lagi. Sedangkan untuk non-bisnis
digunakan untuk konsumsi pribadi. Dari responden yang disurvei diketahui bahwa sebesar 96 memilih bisnis sebagai tujuan
pembelian, sedangkan sisanya 4 membeli minyak kayu putih untuk tujuan non-bisnis. Kondisi pelanggan ini sesuai dengan target Perum
Perhutani yaitu industri pengolah lanjutan. Adapun frekuaensi tujuan pembelian dalam bentuk grafik dapat dilihat pada Gambar 15.
Gambar 15. Diagram frekuensi tujuan pembelian produk
c. Pertimbangan Pembelian Produk
Pertimbangan pertama pelangan dalam mengkonsumsi produk minyak kayu putih Perum Perhutani adalah kualitas atau mutu
minyaknya yang baik. Pada pertanyaan ini, responden dapat mengisi lebih dari satu jawaban. Sebanyak 57 responden atau 100 responden
sepakat bahwa pertimbangan pembelian minyak kayu putih karena
64 mutunya yang baik. Selain itu pertimbangan pembelian lainnya
dikarenakan oleh aromanya yang khas yaitu sebanyak 27 responden dari 57 responden, lalu banyak permintaan dari pasar sebanyak 25
responden, kemudian harga yang terjangkau dipilih oleh 18 responden dari 57 responden, dan produk yang mudah didapatkan dipilih
sebanyak lima orang. Sebanyak 3 responden dari 57 responden memilih dan lain-lain atau pelayanannya yang memuaskan. Adapun frekuensi
pertimbangan pembelian produk dapat dilihat pada Gambar 16.
Gambar 16. Grafik frekuensi pertimbangan pembelian Berdasarkan wawancara dengan beberapa responden, para
responden percaya bahwa mutu produk minyak kayu putih yang dihasilkan Perum Perhutani adalah baik. Hal ini terbukti dari
pengamatan dan pengumpulan data sekunder dari perusahaan mengenai kualitas minyak kayu putih Perum Perhutani yang dapat dilihat pada
Lampiran 5. Berdasarkan hasil pengujian, mutu minyak kayu putih produk Perum Perhutani mengandung kadar sineol 55. Dengan
demikian sesuai standar SNI No. 06-5009.11-2001 tentang minyak kayu putih, kualitas atau mutu utama memiliki kadar sineol lebih besar
atau sama dengan 55.
65
d. Frekuensi Ukuran Pembelian