20
dirinya yang kemudian akan dinyatakan dalam tingkah laku. Kegiatan tersebut dilakukan dengan proses mengamati, mencamkan, mereprodusikan, dan
dilanjutkan dengan melakukan penguatan.
2.1.2.4 Teori Berpikir Bloom
Menurut Bloom dalam Masidjo, 2004: 92 ada tiga tujuan instruksional yang dapat digunakan guru untuk menilai hasil belajar siswa yaitu kognitif,
afektif, psikomotor. Ketiga tujuan tersebut memiliki tingkatan-tingkatan yang dapat dinilai oleh guru.
Ranah kognitif dikategorikan ke dalam enam dimensi Anderson, 2010: 99-129. Keenam tingkatan tersebut adalah 1 mengingat, berarti menumbuhkan
kemampuan untuk menyimpan memori tentang materi yang sama dengan materi yang sudah pernah diajarkan. Mengingat merupakan dimensi yang paling
sederhana dalam kategori ranah kognitif; 2 memahami, berarti menumbuhkan kemampuan mengkonstruksi makna-makna dari pembelajaran. Siswa dikatakan
memahami apabila pengetahuan yang baru saja diperoleh dipadukan dengan pengetahuan sebelumnya yang sudah mereka miliki; 3 mengaplikasikan, berarti
menumbuhkan kemampuan untuk melibatkan penggunaan langkah-langkah tertentu dalam mengerjakan soal-soal latihan atau menyelesaikan masalah. Soal
latihan merupakan tugas yang langkahnya sudah diketahui siswa sedangkan masalah merupakan tugas yang langkah penyelesaiannya belum diketahui siswa,
sehingga siswa harus mencari penyelesaian dari masalah tersebut; 4 menganalisis, berarti menumbuhkan kemampuan untuk melibatkan proses
memecah-mecah sebuah materi menjadi bagian-bagian yang kecil dan setelah itu menentukan hubungan antara setiap bagian dan keseluruhan strukturnya; 5
mengevaluasi, berarti menumbuhkan kemampuan untuk membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar. Kriteria-kriteria ini ditentukan oleh siswa dan
standarnya nisa bersifat kualitatif dan kuantitatif; 6 mencipta, berarti menumbuhkan kemampuan untuk melibatkan proses menyusun elemen-emelem
menjadi keseluruhan yang koheren dan fungsional. Pada dimensi mencipta ini siswa dituntut untuk berpikir secara kreatif. Proses kognitif yang terlibat dalam
mencipta secara umum sejalan dengan pengalaman belajar sebelumnya dan pada
21
dimensi ini siswa membuat produk baru dengan mereorganisasi elemen yang tidak pernah ada sebelumnya.
Ranah afektif terdiri atas lima tingkat perilaku yaitu 1 penerimaan: mencakup kepekaan akan adanya suatu rangsangan dan kesediaan untuk
memperhatikan rangsangan itu, serta rangsangan tersebut, 2 partisipasi: kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan, 3
penilaian atau penentuan sikap: meliputi kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian tersebut, 4
organisasi: meliputi kemampuan membentuk sistem nilai sebagai pedoman hidup, 5 pembentukan pola hidup, meliputi kemampuan untuk menghayati nilai-nilai
kehidupan yang diolah secara sadar sehingga menjadi milik pribadi dan menjadi pegangan nyata dalam mengatur kehidupan sendiri Winkel, 2004:276-277.
Tingkatan pada ranah psikomotorik siswa terdiri atas tujuh bagian, yaitu 1 persepsi, merupakan reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya
rangsangan dan pembedaan antara rangsangan-rangsangan yang ada, 2 kesiapan yang mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan
memulai sesuatu gerakan atau rangkaian gerakan, 3 gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan suatu gerakan sesuai dengan contoh yang
diberikan, 4 gerakan terbiasa, mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak dengan lancar tanpa memperlihatkan lagi contoh yang diberikan,
5 gerakan kompleks, mencakup kemampuan untuk melaksanakan ketrampilan, yang terdiri atas beberapa komponen dengan lancar, tepat dan efisien, 6
penyesuaian pola gerakan, mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan
persyaratan khusus yang berlaku. Kemampuan ini dinyatakan dalam menunjukkan suatu taraf ketrampilan yang telah mencapai kemahiran, 7 kreativitas, mencakup
kemampuan untuk melahirkan pola gerak-gerik yang baru berdasarkan inisiatif sendiri Winkel, 2004:278-279.
Berdasarkan ulasan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada tiga tujuan instruksional dalam belajar yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tiap aspek
tersebut memilki tingkatan yang berbeda-beda. Teori di atas menjadi landasan bagi peneliti dalam membuat indikator pembelajaran yang kemudian menjadi
22
dasar dalam menyusun materi ajar, media, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
2.1.2.5 Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget