63
gulat-gulatan ketika peneliti menjela skan tentang “Kartu Situasi”. Wiu kemudian
memukul punggung Why dengan sungguhan. Peneliti kemudian melerai mereka dan meminta mereka untuk bersalaman.
Ketika kerja kelompok, Why dan Ulu sering sekali jalan-jalan. Sikap kurang sopan lainnya ditunjukkan oleh Hna yang duduk di atas meja ketika guru
memberikan penjelasan dan Heg yang justru berdiri di depan pintu ketika peneliti meminta mereka untuk bekerja kelompok. Peneliti harus berulang kali menegur
mereka. Ketika peneliti bersama siswa lain membuat rangkuman dari kegiatan, terlihat Kit sedang melamun dengan kedua kakinya dinaikkan di atas kursi.
Sikap tidak sopan ditunjukkan oleh Anu ketika peneliti bertanya tentang manfaat ketika kita memberikan salam. Anu menjawab dengan nada kasar yakni
“embuh”. Art juga berkata kurang sopan ketika memberikan kunci motor kepada penelit
i, katanya “nyoh tak nehi kunci nyo bu”. Cad dan Wiu tampak menegur temannya yang mereka anggap tidak memperhatikan. Mereka menegur temannya
dengan mengucapkan “sssstttttt”.
4.3.5 Memberikan waktu pada teman lain untuk aktif terlibat dalam
kegiatan
Indikator menghargai perbedaan tersebut diperoleh berdasarkan hasil pengamatan selama pelaksanaan pembelajaran. Indikator tersebut adalah
memberikan waktu pada teman lain untuk aktif terlibat dalam kegiatan. Hal tersebut ditunjukkan dengan memberikan waktu pada teman lain untuk berbicara,
bertanya, menyampaikan ide, membantu mengerjakan tugas kelompok. Apabila ada teman lain yang menjawab atau bertanya tidak langsung menyerobot jawaban
teman. Indikator tersebut dapat dikatakan menghargai perbedaan karena ketika kita memberi kesempatan pada orang lain maka hal yang diharapkan adalah tidak
memandang siapa dan bagaimana orang yang menyampaikan jawaban, bertanya atau menyampaikan ide. Apabila kita tidak memberikan kesempatan pada orang
lain, maka sikap yang kita tunjukkan adalah sikap egois. Hal tersebut ditemukan selama penelitian ini. Berdasarkan catatan
anekdot, ketika kerja kelompok dalam membuat pohon penghargaan kelompok Ano menentukan bagian pohon yang akan digambar dengan gambreng. Setelah itu
64
mereka bergantian dalam menyelesaikan tugas tersebut. Beberapa kelompok juga melakukan pembagian tugas kepada temannya. Ketika presentasi Ulu ditunjuk
untuk membacakan hasil presentasi dan teman yang lain membantu Ulu ketika presentasi.
Pada siklus 2, Mas menyerobot kesempatan Fer untuk menuliskan jawaban di papan tulis. Mas menuliskan jawaban di kolom yang seharusnya dijawab oleh
Fer. Ketika Fer memulai untuk menulis, Mas langsung menuliskan jawabannya pada kolom milik Fer. Padahal Mas sudah mendapat jatah untuk menuliskan
jawaban di kolom lain. Selama pembelajaran berlangsung, banyak siswa yang mau memberikan
kesempatan pada teman lain untuk aktif terlibat dalam kegiatan. Seperti kelompok siswa Why, Wiu, Qri, dan Ulu yang tidak berebut ketika mengerjakan kartu
situasi. Siswa Why membagi kartu dengan cara mengasutnya. Hal tersebut juga terjadi di kelompok San, di mana semua anggota kelompoknya mengerjakan
setiap kartu yang menjadi tugas mereka. Setelah selesai dengan 1 kartu mereka menunggu teman yang belum selesai lalu bergantian mengerjakan kartu situasi
tersebut. Ketika kegiatan menggambar berlangsung, siswa berinisial Iza tidak aktif terlibat. Kelompok Bel bersama anggotanya Art, Heg, dan Nin semuanya aktif
terlibat dan saling membantu. Pada siklus 3, hampir semua siswa memberikan waktu pada teman lain
untuk terlibat dalam kegiatan kelompok. Misalnya ketika membuat slogan. Siswa berinisial Bel memberikan saran pada kelompok tentang slogan yang akan dibuat.
Siswa berinisial Qri juga memberikan saran pada kelompoknya dan Cad bersama Hna mendengarkan saran Qri.
Ketika kelompok Cd membacakan hasil yang telah mereka kerjakan, terlihat Ano tidak ikut membacakan. Ano hanya bersandar pada papan tulis
namun tidak ikut membantu membacakan atau memegangi gambar yang telah dibuat. Mungkin saja ia merasa malu atau teman sekelompoknya tidak
mengajaknya. Berdasarkan hasil tersebut, memberikan waktu pada teman lain untuk
terlibat dapat menjadi suatu indikator dalam menghargai perbedaan. Karena ketika siswa memberikan waktu kepada teman lain untuk aktif terlibat, mereka tidak
65
membedakan dan mau bersama-sama mengerjakan. Namun masih ada beberapa siswa yang belum bisa memberikan waktu pada teman lain. Sehingga peneliti
menunjuk siswa yang belum pernah menjawab, agar ia juga punya kesempatan untuk aktif.
Peneliti melihat bahwa penerapan modul Living Values memberikan dampak positif terhadap perilaku siswa. Siswa terlihat mau mendengakan orang
lain yang sedang berbicara dengan empatik, mau bekerja sama dengan teman yang berbeda agama, tidak membedakan gender ketika kerja kelompok, tahu bahwa
orang lain berharga, dan mau memberikan waktu pada teman lain untuk aktif dalam kegiatan.
4.4 Pembahasan Data Kuantitatif