8
Sikap hormat berarti mau menghargai seseorang atau sesuatu dengan baik. Sikap hormat menjadi salah satu hal penting dalam kecerdasan moral seorang
anak. Krisis yang terjadi saat ini adalah semakin menurunnya sikap hormat anak pada orang atau sesuatu di sekitar mereka. Menurut Borba 2008:142-148 ada
enam hal yang menjadi masalah dalam perkembangan sikap hormat seorang anak yakni 1 ketiadaan penghargaan terhadap anak; 2 kemunduran adap dan sopan
santun; 3 kekhawatiran dan kecurigaan; 4 kekurangan panutan yang baik; 5 kebanyakan kata-kata tidak senonoh; 6 kekasaran, ketidaksopanan, dan
ketidaksenonohan yang ditonjolkan media. Selanjutnya
Borba 2008:153
mengajukan 3
langkah untuk
menumbuhkan sikap hormat seorang anak. Langkah pertama menjelaskan tentang cara memperbaiki sikap, langkah kedua membantu anak menyadari konsekuensi
perilaku tidak sopan, dan langkah ketiga adalah membantu anak menyesuaikan tata krama. Tiga langkah yang dapat digunakan untuk menumbuhkan sikap
hormat menurut Borba adalah: 1 Menunjukkan makna rasa hormat dengan memberi contoh dan mengajarkannya; 2 Menghargai aturan dan menentang
kekasaran; 3 Menekankan pentingnya sopan santun dan tata krama.
2.1.1.2 Nilai Menghargai
Menurut Borba 2008:150, “rasa hormat menuntut agar semua orang sama-sama dihargai dan dihormati sehingga tindak kekerasan, ketidakdilan, dan
kebencian dapat dicegah.” Ketika kita mampu untuk menghargai orang lain, berarti kita juga mampu menghargai diri kita. Ketika kita mampu menghargai diri
sendiri, berarti kita tahu hal-hal positif apa yang ada pada diri kita. Hal ini berdampak pada pola pikir kita yang memandang orang lain secara positif
sehingga terciptalah suatu hubungan positif antar individu. Sikap hormat dalam penelitian ini adalah perilaku menghargai yang ditunjukkan siswa ketika berada di
lingkungan sekolah. Perilaku siswa meliputi interaksikomunikasi verbal maupun non-verbal. Perilaku menghargai merupakan salah satu bentuk sikap hormat.
Menghargai dapat diartikan sebagai suatu sikap mau mendengarkan orang lain Tillman, 2004:44. Covey 1989 menyebutkan apabila orang ingin
dipahami, maka ia harus memahami orang lain terlebih dahulu. Untuk dapat memahami orang lain, kita harus mendengarkan orang lain dengan sungguh-
9
sungguh dan empatik. Empatik dapat diartikan sebagai sikap yang mampu menempatkan diri kita pada posisi orang lain dan memahami perasaan orang lain
Rakhmat, 2001:132. Kita dapat mendengarkan dengan empatik apabila kita mendengarkan dengan penuh perhatian. Pada waktu kita mendengarkan dengan
baik, kita juga belajar untuk berbicara dengan baik. Mendengarkan dengan baik juga ditunjukkan dengan gerak tubuh kita, seperti tidak memutar bola mata,
menggeleng-geleng, atau membuang muka Borba, 2008:152. Hal ini berarti kita tidak pura-pura mendengar atau hanya mendengar kata-katanya saja. Selain itu
mendengarkan dengan empatik dapat terjadi apabila kita mendengarkan sesuai dengan kerangka berpikir orang yang kita dengar dan kita dapat menjadi cermin.
Artinya kita berusaha untuk memahami perasaanya dan tidak berusaha untuk menilai atau memberikan nasihat, tetapi hanya merefleksi apa yang ada dalam
dirinya. Perilaku lain yang menandakan adanya suatu penghargaan adalah
memperlakukan orang lain dengan hormat tanpa membedakan usia, agama, budaya, atau gender. Memperlakukan orang lain tanpa membedakan dapat
ditunjukkan ketika kita mau menerima orang lain yang berbeda agama atau gender dalam kelompok. Menurut Anita Taylor dalam Rakhmat 2011:131, “menerima
adalah kemampuan berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan tanpa berusaha mengendalikan. Menerima adalah sikap yang melihat orang lain sebagai
manusia, sebagai individu yang patut dihargai.” Menerima berarti tidak menilai pribadi orang hanya karena sikapnya yang tidak sesuai dengan pandangan kita.
Sehingga ketika kita mau menerima orang lain dalam kelompok kita, kita harus mampu mengakui bahwa orang itu adalah rekan seperjuangan kita yang patut
dihargai. Menurut Tillman 2004:44 “penghargaan berarti tahu bahwa orang lain
juga berharga.” Ketika kita tahu orang lain berharga maka kita akan berusaha untuk tidak merendahkannya. Merendahkan seseorang dapat berupa tindakan atau
ucapan. Tindakan yang merendahkan orang lain misalnya memaki orang lain atau menempeleng
kepalanya. Ucapan
memegang peranan
penting dalam
penghidupan. Menurut Handaya 1990:38 “sepatah dua patah kata dari seseorang
dapat menyembuhkan penyakit seseorang.” Perkataan tersebut tentu saja kata-kata
10
yang baik. Namun jika kata-kata yang keluar adalah kata-kata yang buruk, itu justru akan meninggalkan sakit pada seseorang. Ketika kata-kata ejekan atau
hinaan keluar dari ucapan seseorang, maka akan banyak terjadi perbuatan yang menunjukkan sikap tidak hormat seperti perkelahian, permusuhan, atau tindakan
nekat lainnya. Berdasarkan teori-teori tersebut, sikap-sikap yang mengindikasikan
perilaku menghargai adalah mau mendengarkan orang lain dengan empatik. Perilaku menghargai juga ditunjukkan dengan sikap mau menerima orang lain
yang berbeda agama atau gender dalam suatu kelompok dan tahu bahwa orang lain juga berharga.
2.1.1.3 Modul Living Values