75 perilaku sosial pada anak yang sesuai dengan budaya yang ada. Seperti
yang diungkapkan Ibu “WN” selaku ketua pengelola Kelompok Bermain KB Alam Uswatun Khasanah yang menjelaskan bahwa:
”Alasan kegiatan permainan tradisional masuk dalam program pembelajaran di KB Alam Uswatun Khasanah adalah untuk
menyelaraskan antara visi, misi dengan konsep yang dipakai oleh lembaga yaitu konsep alam dan untuk memperkenalkan budaya
yang ada di lingkungan. Selain itu ada juga alasan lain yang berawal dari keterbatasan lembaga tapi bisa kami manfaatkan,
yaitu keterbatasan ruang sehingga sehingga kami menerapkan bahwa pembelajaran tidak harus dilakukan didalam kelas, serta
dalam permainan tradisional dapat digunakan untuk melatih anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan teman yang lain”.
Sama halnya seperti yang diungkapkan oleh ibu “SL” sebagai pengelola berikut ini:
”Pembelajaran di PAUD Alam Uswatun Khasanah dikembangkan denganmengupayakan pembelajaran dengan tetap berpegang pada
konsep alam salah satunya yaitu berkaitan dengan lingkungan dan budaya. Di sini mengupayakan anak dapat belajar dengan
memanfaatkan apa saja yang ada di alam dan menanamkan rasa kecintaannya
pada alam
dan budaya.
Melalui permainaan
tradisional salah satunya dengantujuan peserta didik dapat
memiliki sikap
dan perilaku
sosial yang
positif dalam
kehidupannya”. Dari hasil wawancara dalam penelitian ini disimpulkan bahwa
alasan diselenggarakan kegiatan permainan tradisional di Kelompok Bermain KB Alam Uswatun Khasanah yaitu untuk menyelaraskan
konsep dan visi misi lembaga yaitu konsep alam dengan menggunakan permainan tradisional dalam kegiatan pembelajaran sebagai salah satu cara
untuk mengenalkan anak terhadap warisan budaya yang didalamnya juga untuk menanamkan pada peserta didik agar memiliki sikap dan perilaku
yang positif dalam kehidupan di masyarakatnya kelak.
76
2. Alokasi Waktu Pelaksanaan Permainan Tradisional
Jadwal pelaksanaan permainan tradisional atau dolanan anak dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang ada di PAUD Alam Uswatun
Khasanah yaitu satu kali dalam seminggu. Pelaksanaan permainan tradisional masuk dalam pembelajaran berbasis budaya yang dilaksanakan
2 jam pembelajaran setiap hari sabtu. Kegiatan dimulai dengan penyambutan anak pada pukul 07.30 dan dilanjutkan dengan pelaksanaan
kegiatan bermain dari pukul 09.00 hingga pukul 11.00 WIB. Kegiatan permainan dilaksanakan di dalam dan di luar kelas menyesuaikan dengan
pembagian jadwal kelas dari Lembaga. Lamanya waktu permainan ini ditetapkan untuk membatasi menyampaikan materi oleh pendidik agar
peserta didik tidak jenuh, karena anak usia dini umumnya memiliki batas waktu untuk berkonsentrasi yang berbeda-beda dan mayoritas sangat
singkat. Oleh karena itu lamanya waktu pembelajaran pada anak usia dini juga disesuaikan dengan daya konsentrasi peserta didik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa permainan tradisional di Kelompok Bermain KB Alam Uswatun Khasanah dilaksanakan secara
rutin satu kali dalam seminggu yaitu pada hari sabtu dengan lama waktu mulai pukul 07.00 sampai pukul 11.00 WIB. Namun untuk kegiatan inti
dengan permainan tradisional kurang lebih dilaksanakan dalam kurun waktu 2 jam diselingi dengan kegiatan bermain lain. Seperti yang
diungkapkan oleh ibu “SH” selaku pandidik, bahwa: “Untuk waktunya mbak, kegiatan di sini pembelajaran dengan
permainan tradisional
dimulai pukul
07.00-11.00 dengan
77 pembelajaran inti pada pukul 09.00-11.00 wib.Itu juga tidak semua
waktu digunakan untuk kegiatan permainan yang telah ditentukan, biasa mbak namanya anak-anak kalau sedang ingin main ya main
kalau sedang tidak mau ya kita sebagai pendidik mencoba memotivasi anak dengan agar anak mau kembali mengikuti
kegiatan permainan hingga selesai”
Pak “DM” selaku pendidik juga mengatakan,hal yang serupa ketika diwawancarai oleh peneliti, yaitu:
“kalau waktunya kita menyesuaikan dengan jadwal kegiatan pembelajaran dari lembaga mbak. Kegiatan dimulai sejak pagi dari
penyambutan anak dan kegiatan pembukaan yang dilakukan bersama-sama.Untuk kegiatan permainan inti lamanya yaitu 2 jam.
Tetapi kegiatan bermain juga sering diselingi dengan kegiatan main yang lain untuk agar anak tidak cepat bosan dan kehilangan
mood, maklum mbak, namanya anak kecil sering ngajak main yang sedang dia suka aja. Kegiatan bermain juga dilakukan sesuai batas
kemampuan peserta didik, tidak memaksa peserta didik harus bisa karena semuanya butuh proses yang panjang untuk anak usia dini”.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa waktu yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran dengan permainan tradisional sesuai dengan jadwal
yang ada di lembaga serta disesuaikan dengan kondisi peserta didik.
3. Pelaksanaan Permainan Tradisional Dalam Mendukung Perilaku Sosial Anak Usia Dini di Kelompok Bermain KB Alam Uswatun
Khasanah
Hasil data penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan permainan tradisonal dalam pembelajaran merupakan bagian dari rangkaian kegiatan
pelaksanaan pembelajaran berbasis budaya di Kelompok Bermain KB Alam Uswatun Khasanah yang dilaksanakan secara rutin.
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan permainan tidak terlepas dari adanya proses perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi yang diselenggarakan dengan melibatkan
78 seluruh komponen pelaksanaan kegiatan, yaitu pengelola, pendidik dan
peserta didik Kelompok Bermain KB Alam Uswatun Khasanah.
a. Perencanaan 1 Perencanaan
Permainan Tradisional
dalam Program
Kegiatan Pembelajaran
Berbagai persiapan perlu dilakukan untuk tercapainya tujuan dari suatu kegiatan. Pelaksanaan permainan tradisional dolanan anak
membutuhkan persiapan yang matang guna mencapai hasil yang maksimal. Perencanaan program kegiatan pembelajaran sebagai
langkah awal sebelum proses pembelajaran dilaksanakan. Perencanaan kegiatan pembelajaran dengan permainan tradisional di Kelompok
Bermain KB Alam Uswatun Khasanah dilakukan secara partisipasif oleh pengelola dan pendidik sebagaimana disampaikan oleh “WN”
selaku ketua lembaga. “...dalam kegiatan perencanaan pembelajaran semua pihak baik
pengelola dan pendidik memiliki tanggung jawab yang sama dalam penyusunan rencana kegiatan untuk pembelajaran.
Pengelola merupakan pihak yang berperan dalam penyusunan rencana program, karena pengelola dituntut untuk dapat
menyiapkan program yang sesuai dengan konsep yang akan dilaksanakan oleh lembaga. Program tahunan lembaga hingga
silabusnya disusun oleh pengelola, selanjutnya di sosialisasikan dengan pendidik untuk dirapatkan bersama sebelum disahkan
dan dilaksanakan.Jadi pendidik juga kami tempatkan sebagai perancang program agar dalam pelaksanaanya dapat sesuai
dengan harapan lembaga.”
Hal ini diperkuat dengan pernyataan “NA” sekretaris serta penanggung jawab bagian kurikulum.