Rumusan Masalah Tujuan Penelitian

14 aspek fisik-motorik, kecerdasan, dan sosial emosional. Kepribadian positif akan timbul apabila dalam diri anak muncul rasa senang untuk memaknai setiap kegiatan bermain yang mereka alami. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan bermain dan permainan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan menggunakan alat atau tanpa alat yang menghasilkan pengertian, memberikan informasi, memberikan kesenangan, dan mengembangkan imajinasi anak, sekaligus sebagai sarana pembentukan sosial agar anak mengenal dan menghargai masyarakatnya.

2. Klasifikasi Bermain

Menurut Mildred Parten 1932 dalam Slamet Suyanto 2005: 121, ada enam bentuk kegiatan bermain berdasarkan interaksi antar anak yaitu: a. Unoccupied Play, yaitu sebenarnya anak tidak benar-benar terlibat dalam kegiatan bermain, melainkan hanya mengamati anak-anak lain yang sadang bermain. b. Solitary games bermain sendiri,yaitu anak sibuk bermain sendiri, dan tampak tidak memperhatikan kehadiran anak-anak lain disekitarnya. Perilakunya bersifat egosentris dengan ciri antara lain tidak ada usaha untuk berinteraksi dengan anak lain. c. Onlooker games bermain dengan melihat temannya bermain yaitu kegiatan bermain dengan mengamati anak lain melakukan kegiatan bermain, dan tampak ada minat yang semakin besar terhadap kagiatan anak lain yag diamati. d. Parallel games bermain paralel dengan temannya, bermain dengan materi yang sama, tetapi masing-masing bekerja sendiri karena pada dasarnya mereka masih sangat egosentris. e. Associative games bermain beramai-ramai, yaitu anak bermain bersama-sama, tetapi bila diamati akan tampak bahwa masing-masing sebenarnya tidak terlibat dalam kerjasama. f. Cooperative games bermain kooperatif, yaitu anak bermain dalam kelompok yang ditandai adanya aturan dan pembagian tugas dan peran untuk mencapai tujuan tertentu. 15 Menurut Rubin, Fein dan Vandenberg 1983 serta Smilansky 1968 dalam Mayke S. Tedjasaputra 2005: 28, kegiatan bermain dapat dilihat sesuai dengan tahapan perkembangan bermain yaitu: a. Bermain Fungsional Functional Play Biasanya berupa gerakan yang bersifat sederhana dan berulang-ulang. Misalnya anak berlari-lari sekeliling ruang tamu, mendorong dan menarik mobil-mobilan. b. Bangun Membangun Constructive Play Dalam kegiatan bermain ini anak membentuk sesuatu, menciptakan bangunan tertentu dengan alat permainan yang tersedia. c. Bermain pura-pura Make-believe Play Anak melakukan peran imajinatif memainkan peran tokoh tertentu yang dikenalnya. d. Permainan Dengan Peraturan Games with rules Anak sudah memahami aturan permainan. Aturan permainan pada awalnya diikuti anak berdasarkan yang diajarkan orang lain, lambat laun anak memahami bahwa aturan itu dapat diubah.

3. Pengertian Permainan Tradisional

Permainan tradisional merupakan salah satu bentuk atau wujud kebudayaan yang memberi ciri khas pada suatu kebudayaan tertentu. Permainan tradisional anak adalah aset budaya, yaitu modal bagi suatu masyarakat untuk mempertahankan identitas budayanya di tengah masyarakat lain. Permainan tradisional juga dikenal sebagai sebagai kegiatan yang reaktif yang tidak hanya bertujuan untuk menghibur diri, tetapi juga sebagai alat untuk memelihara hubungan dan kenyamanan sosial Sukirman Dharmamulya, dkk, 2010: 19. Menurut Sujarno 2010: 148, permainan tradisional merupakan hasil budaya yang besar nilainya bagi anak dalam rangka berfantasi,