Perkembangan Perilaku Sosial Anak

28 rendahnya menghindari tanggung jawab, dan fokus kendali internal individu kemungkinan munculnya perilaku sosial. Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa faktor yang mendasari terjadinya perilaku sosial yaitu faktor situasional, faktor personal. Faktor situasi yang mempengaruhi perilaku sosial adalah kehadiran orang lain, pengorbanan yang harus dikeluarkan, pengalaman dan suasana hati, kejelasan stimulus, norma-norma sosial, dan hubungan antara calon penolong dengan calon korban. Faktor personal yaitu faktor dari dalam individu sendiri yang terfokus pada kendali internal yang menunjukkan kemungkinan munculnya perilaku sosial.

6. Permainan Tradisional dalam Mendukung Perkembangan Perilaku Sosial Anak Usia Dini

Permainan tidak dapat dipisahkan dari dunia anak, hal ini karena permainan adalah aktivitas yang selalu dilakukan dan digemari oleh anak-anak. Permainan tradisional dapat digunakan sebagai media dalam mencapai tujuan pendidikan, oleh karena itu permainan harus mengandung makna yang mendidik, serta harus memberikan rasa senang dalam bermain. Pembelajaran pada anak usia dini melalui permainan tradisional bermanfaat bagi anak dalam mendukung perkembangan perilaku sosial anak usia dini ketika mereka dewasa nanti. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007: 369, mendukung dimaknai sebagai sesuatu yang membantu dan menunjang. Jadi permainan tradisional membantu membiasakan anak untuk berfikir dan melakukan kegiatan secara nyata, sertamelatih anak untuk selalu 29 berjuang dalam mencapai tujuan sesuai peraturan yang ada dalam permainan dengan perasaan senang dan tanpa paksaan serta melatih anak untuk berinteraksi dengan teman bermainnya. Hasil penelitian Kurniati 2000: 123, menyebutkan bahwa permainan tradisional mampu mengembangkan keterampilan sosial anak, yaitu keterampilan dalam bekerja sama, menyesuaikan diri, berinteraksi, mengontrol diri, empati, menaati aturan serta menghargai orang lain. Permainan tradisional yang sifatnnya beregu ataupuntunggal dapat malatih anak memiliki rasa sosial yang tinggi sehingga sifat egois anak sedikitnya dapat dihindarkan. Dalam setiap permainan ada yang menang dan kalah, hal ini menuntut anak untuk disiplin, jujur dan sportif mengakui kemenangan lawan bermainnya, serta melalui bermain, anak akan mudah bergaul dengan teman-temannya, sehingga mendukung anak untuk dapat berperilaku sosial sesuai dengan aturan dalam hidup bermasyarakat. Dengan demikian permainan tradisional secara jelas bukanlah permainan yang hanya sekedar untuk mengisi waktu luang guna menghilangkan bosan, tetapi suatu kegiatan yang tidak sedikit artinya bagi pendidikan, pembinaan, dan perkembangan anak dalam menuju kedewasaan yang kelak akan mereka bawa dalam lingkungan masyarakat.