4. Siswa yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil atau gagal dalam
belajarnya. Keberhasilan akan mendorong belajar lebih baik, dan sebaliknya.
5. Faktor asosiasi, karena semua pengalaman belajar antara yang lama
dengan yang baru, secara berurutan diasosiasikan sehingga menjadi satu satuan pengalaman.
6. Pengalaman masa lampau, menjadi dasar untuk menerima pengalaman-
pengalaman baru dan pengertian-pengertian baru. 7.
Faktor kesiapan belajar, murid yang telah belajar akan lebih mudah untuk menerima pengajaran dan sebaliknya.
8. Faktor minat dan usaha, belajar dengan minat akan mendorong siswa
belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat. Minat ini timbul apabila murid tertarik akan sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau
merasa bahwa sesuatu yang akan dipelajari dirasakan bermakna bagi dirinya.
9. Faktor-faktor psikologis, kondisi kesehatan siswa sangat berpengaruh
dalam proses belajarnya. 10.
Faktor itelegensi, murid yang cerdas akan relatif lebih berhasil dalam pembelajarannya, karena ia lebih mudah menangkap pelajaran yang
diberikan dan sebaliknya.
c. Pengukuran Hasil Belajar
Pengukuran adalah pengenaan alat ukur bilangan atau huruf mutu yang dikaitkan dengan sifat obyek, peristiwa atau manusia tertentu berdasarkan sistem
aturan tertentu.
12
Peranan utama prosedur pengukuran dalam bidang pendidikan dan psikologi ialah memberikan informasi untuk kepentingan pengambilan
keputusan. Sedangkan Zainul Nasution menyatakan bahwa pengukuran adalah suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek
tertentu berdasarkan formulasi atau aturan yang jelas.
13
12
Yusri Pangabean, dkk, Strategi, Model, Dan Evaluasi pembelajaran kurikulum 2006 Bina Media Informasi. h.115.
13
Zulfiani, dkk, strategi pembelajaran sains, Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, h. 73
Menurut Stanley dikutip dari Findley fungsi pengukuran tes dalam pendidikan dapat dikategorikan ke dalam tiga fungsi yang saling berinterelasi,
yakni : 1instruksional, 2administratif, 3bimbingan.
14
Fungsi instruksional pengukuran memiliki fungsi yang teridiri dari :
1. Proses konstruksi suatu tes merangsang para guru untuk memperjelas dan
merumuskan kembali tujuan-tujuan pelajaran yang bermakna
2.
Suatu tes akan memberikan umpan balik kepada guru
3. Tes-tes yang dikonstruksi secara cermat dapat mendorong motivasi belajar
siswa
4. Ulangan adalah alat yang bermakna dalam rangka penguasaan atau
pemantapan belajar atau overlearning.
Fungsi administratif pengukuran memiliki fungsi yang meliputi : 1.
Tes memberikan suatu mekanisme untuk mengontrol kualitas suatu sekolah atau sistem sekolah
2. Tes berguna untuk mengevaluasi program dan melakukan penelitian
3. Tes memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik mengenai
klasifikasi dan penempatan 4.
Tes dapat menambah kualitas keputusan seleksi 5.
Tes berguna sebagai alat untuk melakukan akreditasi, mastery dan sertifikasi
Fungsi bimbingan pengukuran memiliki fungsi tes sangat penting untuk mendiagnosa bakat-bakat, khusus dan abilitas seseorang.
d. Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai assess keputusan-keputusan yang dibuat
dalam merancang suatu system pengajaran.
15
Menurut Nana Sudjana menjelaskan bahwa evaluasi pada dasarnya memberikan pertimbangan atau harga atau nilai
14
Oemar Hamalik, Teknik Pengukuran Dan Evaluasi Pendidikan Bandung:Mandar Maju, 1989. h. 6-9.
15
Oemar Hamalik. op. cit., h. 210.