pendengaran untuk menghidari verbalisme yang masih mungkin terjadi kalau hanya digunakan alat bantu visual semata. Dalam usaha memanfaatkan media
sebagai alat bantu ini Edgar Dale yang dikutip Wina Sanjaya menyatakan klasifikasi pengalaman menurut tingkat dari yang paling kongkret ke yang
paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan kerucut pengalaman cone of experience dari Edgar Dale dan pada saat itu dianut
secara luas dalam menentukan alat bantu apa yang paling sesuai untuk pengalaman belajar tertentu.
abstrak Verbal
Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman E. Dale
12
konkret
Apabila memperhatikan kerucut pengalaman yang dikemukakan Edgar Dale, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan itu dapat diperoleh
melalui pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Semakin langsung objek yang dipelajari, maka semakin konkret pengetahuan diperoleh;
12
Wina Sanjaya, op. cit., h. 166
Lambang visual Visual
Radio Film
Tv Karyasata
Demonstasi Pengamatan Melalui Drama
Pengamatan Melalui Benda Tiruan Pengalaman langsung
semakin tidak langsung pengetahuan itu diperoleh, maka semakin abstrak pengetahuan siswa.
Ada beberapa jenis media pembelajaran yang biasa digunakan dalam proses pengajaran:
1 Media grafis, seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster,
kartun, komik, dan lain-lain. Media grafik sering disebut media dua dimensi, yakni media yang mempunya ukuran panjang dan lebar.
2 Media tiga dimensi, yaitu dalam bentuk model seperti padat soled model,
model penampang, model susun, model kerja, model mock up, diorama, dan lain-lain.
3 Media proyeksi, seperti slide, filmstrip, film, penggunaan OHP, dan lain-
lain. 4
Pengguanaan lingkungan sebagai media pendidikan.
Penggunaan media di atas dilihat atau dinilai dari segi kecanggihan medianya, tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan peranannya dalam
membantu mempertimbangkan proses pengajaran.
b. Ciri-ciri Media Pendidikan
Gerlach dan Ely seperti dikutip Azhar Arsyad mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja
yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu atau kurang efisien melakukannya.
1 Ciri Fiksatif Fixative Property
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Dengan ciri
fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.
2 Ciri Manipulatif manipulative Property
Transformasi suatu kejadian atau obyek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat
disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recorcing.
3 Ciri Distributif Distributive property
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu obyek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut
disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu, sekali informasi direkam dalam format
media apa saja, ia dapat diproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan secara bersamaan diberbagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang
disuatu tempat.
13
c. Prinsip-prinsip Penggunaan Media
Prinsip-prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pada setiap kegiatan belajar mengajar adalah bahwa media digunakan
dan diarahkan untuk mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami materi pelajaran. Dengan demikian, penggunaan media harus dipandang dari
sudut kebutuhan siswa. Hal ini perlu ditekankan sebab sering media dipersiapkan hanya dilihat dari sudut kepentingan guru.
Agar media
pembelajaran benar-benar
digunakan untuk
membelajarkan siswa, Azhar Arsyad mengemukakan sejumlah prinsip yang harus diperhatikan, di antaranya:
1 Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media tidak digunakan sebagai alat
hiburan, atau
tidak semata-mata
dimanfaatkan untuk
mempermudah guru menyampaikan materi, akan tetapi benar-benar untuk membantu siswa belajar sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. 2
Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran. Setiap materi pembalajaran memiliki kekhasan dan kekompleksan.
13
Azhar Arsyad, op. cit., h. 12-14
3 Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan
kondisi siswa. Siswa yang memiliki kemampuan mendengar yang kurang baik, akan sulit mamahami pelajaran manakala digunakan
media yang bersifat auditif. 4
Media yang akan digunakan harus memperhatikan efektivitas dan efisien. Media yang memperlukan peralatan yang mahal belum tentu
efektif untuk mencapai tujuan tertentu. 5
Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoprasikannya. Sering media yang kompleks terutama media-
media mutakhir seperti media komputer, LCD, dan media elektronik lainnya memerlukan kemampuan khusus dalam mengoperasikannya.
14
d. Fungsi Media pembelajaran
Analisis terhadap fungsi media pembelajaran ini lebih difokuskan pada dua hal, yakni analisis fungsi yang didasarkan pada medianya dan didasarkan
pada pengguanaannya. Pertama, analisis fungsi yang didasarkan pada media terdapat tiga fungsi media pembelajaran, yakni 1 media pembelajaran
berfungsi sebagai sumber belajar; 2 fungsi semantik; 3 fungis manipulatif. Kedua, analisis fungsi yang didasarkan pada penggunanya anak didik
terdapat dau fungsi, yakni 4 fungsi psikologis dan 5 fungsi sosio-kultural.
15
Hamalik mengemukakan bahwa: ”pemakaian media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh- pengarug psikologis terhadap siswa.”
16
Sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar, media mempunyai beberapa fungsi. Nana Sudjana merumuskan fungsi media pembelajaran
menjadi enam kategori, sebagai berikut:
14
Wina Sanjaya, op. cit., h. 173-174
15
Yudhi Munadi, op. cit., h. 36
16
Azhar Arsyad, op. cit., h. 15