ray dapat menyimpan data yang lebih banyak dari format DVD yang lebih umum karena panjang gelombang laser biru-ungu yang dipakai hanya 405 nm
dimana lebih pendek dibandingkan laser merah, 650 nm yang dipakai DVD dan piringan kompak. Format saingan Blu-ray yaitu HD-DVD juga
menggunakan laser jenis yang sama. Cakram Blu-ray dapat menyimpan 25 GB pada setiap lapisannya dibandingkan dengan 4,7 GB pada DVD. Beberapa
pabrik bahkan telah membuat cakram Blu-ray satu lapis dan dua lapis 50 GB yang dapat ditulis ulang. Beberapa studio film yang mendukung format Blu-
ray bahkan telah merilis film pada cakram berkapasitas 50 GB. Disamping Storage yang telah diuraikan di atas, masih ada beberapa
storage yang bisa dimanfaatkan video, yakni hard disk drive HDD dan chip memori. Pemanfaatan terhadap keduanya adalah sebagai media penyimpan
pada camcorder yang tersedia dipasaran adalah 30, 40, dan 60 GB. Analoginya, untuk kapasitas 60 GB bisa merekam 14 jam 40 menit dengan
setting-an high quality 9 Mbps. Bila dibandingkan dengan storage lainnya, kelebihan HDD adalah memiliki kapasitas atau daya tampung yang besar dan
pemakaian ulang tidak mempengaruhi kualitas gambar. Walaupun HDD lebih efisien, tapi kemungkinan besar ia kena virus layaknya terjadi di komputer.
Penggunaan chip memori pada camcorder didasarkan pada pertimbangan bahwa selain ukurannya yang kecil, durasi respon perekaman ke
memoti ini lebih cepat dibandingkan dengan ke storage lain, seperti DVD atau miniDV. Selain itu, konsumsi batrei juga hemat daya, fleksibel, dan
resiko kehilangan datanya lebih kecil. Dalam kata lain, daya tahan batrei bisa lebih panjang karena daya yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan jika
menggunakan storage lain, sebab, tidak ada bagian yang harus diputar di sini. Kapasitas chip memori tertinggi saat ini adalah chip memori SDHC Dual
Memory Flash sebesar 16 GB, yakni mampu merekam video selama 20 jam 50 menit. Ini setara dengan 23 DVD berukuran 8 cm pemakaian ulang hapus-
tulis tidak mempengaruhi kualitas gambar. Chip memori memiliki ketahanan
terhadap guncangan daripada HDD karena ia tidak memiliki sistem mekanik, alias 100 digital.
27
c. Sifat-Sifat Bahan Audio Visual
Guru biasanya dihadapkan dengan demikian banyaknya bahan audio visual, sehingga sering sulit bagi mereka untuk memilih hal-hal yang paling
banyak untuk menolongnya dalam tugas-tugasnya. Namun demikian, sekali tujuan-tujuan belajar serta struktur bahannya telah ditentukan, guru lebih
mudah memilih bahan-bahan audio visual yang dapat lebih membantu para siswa untuk mencapai tingkat penguasaan yang dibuttuhkan.
Untuk memutuskan bahan audio visual mana yang digunakan, biasanya diajukan pertanyaan ”Bagaimana alat bantu ini bisa digunakan
sehingga sifat-sifat serta atributnya bisa dimanfaatkan?”. Secara umum Ivor K.
Davies menyatakan bahan audio visual mempunyai lima sifat yaitu: 1
Kemampuan untuk meningkatkan persepsi. 2
Kemampuan untuk meningkatkan pengertian. 3
Kemampuan untuk meningkatkan transferpengalihan belajar. 4
Kemampuan untuk memberi penguatan reinforcement atau pengetahuan hasil yang dicapai.
5 Kemampuan untuk meningkatkan retensi.
28
3. Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses seseorang dari yang tidak tahu menjadi tahu. Yaitu proses bertambahnya pengetahuan dan perubahan tingkah laku
seseorang menjadi lebih baik. Arief S Sadiman dalam bukunya berpendapat bahwa:
“belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga keliang
lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorag telah belajar adalah adanya
27
Ibid., h. 137-140
28
Ivor K. Davies, op. cit., h. 152
perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan kognitif dan
keterampilan psikomotor maupun yang menyangkut nilai dan sikap afektif
”.
29
“Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses, dan hasil belajar,
kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru. Jadi, hakikat belajar adalah perubahan
”.
30
Skinner berpendapat bahwa “belajar adalah
suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responya menurun.
”
31
Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut: 1
kesempatan terjadinya peritiwa yang menimbulkan respons pebelajar, 2
respon si pebelajar, dan 3
konsekuensi yang bersifat menguatkan respon tersebut. Pemerkuat terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut. Sebagai ilustrasi,
perilaku respons si pebelajar yang baik diberi hadiah. Sebaliknya, perilaku respons yang tidak baik diberi teguran dan hukuman.
32
Menurut Gagne dalam buku Dimyati, belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilias. Setelah
belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari 1 stimulasi yang berasal
dari lingkungan, dan 2 proses kognitif yang dilakukan pebelajar. Dengan demikian, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang
mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.
33
Dari beberapa definisi dari para ahli di atas, dapat disimpulkan adanya beberapa ciri belajar, yaitu:
29
Arief S. Sadiman, at.al., op. cit., h. 2
30
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, op. cit., h. 11
31
Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006 cet ke-3, h. 9
32
Ibid.
33
Ibid., hal. 10
1 Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku change behavior.
Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak tidak terampil menjadi terampil. Tanpa mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak akan mengetahui ada tidaknya hasil belajar.
2 Perubahan prilaku Relative Permanent. Ini berarti, bahwa perubahan
tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-rubah. Tetapi, perubahan tingkah laku tersebut tidak
akan terpancang seumur hidup. 3
Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan tingkah laku tersebut bersifat
potensial. 4
Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman. 5
Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberi semangat atau dorongan untuk mengubah
tingkah laku.
b. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lainya memiliki persamaan dan juga perbedaan.
Dimyati dan Murjiono menulis dalam bukunya bahwa prinsip-prinsip belajar berkaitan dengan:
1 Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian tori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa
tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan
kebutuhannya. Disamping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam
kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakan dan