pelajaran IPA dan rekan peneliti dijumlah hasil rata-rata skor kuesioner yang diisi oleh setiap siswa. Skor keaktifan yang diperoleh menunjukan tingkat
keaktifan siswa yang tinggi. Hal tersebut mengalami perubahan dibandingkan dengan siklus I siswa sebesar 66,45 tinggi meningkat menjadi
76,38 tinggi. Kriteria keberhasilan keaktifan belajar yang ditargetkan oleh peneliti sebesar 70. Tingkat keaktifan siswa sudah baik karena sudah meningkat
dan melampaui target yang sudah ditentukan. Prestasi belajar siswa pada siklus I diperoleh skor rata-rata sebesar 74,75 meningkat menjadi 77,5 pada siklus II.
Siswa yang nilainya memenuhi KKM sebanyak 17 siswa dengan persentase 85 dan 3 siswa dengan persentase 15 yang belum memenuhi KKM. Kriteria
keberhasilan prestasi belajar yang peneliti targetkan 70 untuk persentase ketuntasan.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Upaya Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Melalui Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas IV SD N Sarikarya dilaksanakan dalam enam langkah. Keenam langkah
tersebut sesuai dengan teori Rusman 2013:215, langkah-langkah
pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu:
1. Penyampaian Tujuan Pembelajaran Penyampaian tujuan pembelajaran dilakukan di awal
pembelajaran agar peneliti mengetahui arah pembelajaran dan mempunyai gambaran tentang pembelajaran yang akan dilakukan di
kelas. Pada setiap awal pembelajaran peneliti menyiapkan beberapa media yang digunakan dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini
peneliti menampilkan video tentang penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya. Kemudian, peneliti menjelaskan
kepada siswa langkah-langkah dalam mengikuti pembelajaran dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Selanjutnya peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi kepada siswa. Dalam setiap pertemuan
memiliki tujuan pembelajaran yang berbeda-beda sesuai dengan indikator yang ingin dicapai. Setelah ercapainya indikator maka
siswa akan termotivasi untuk menemukan pengetahuannya secara mandiri sehingga mendapatkan hasil yang maksimal. Hal ini
sesuai dengan pendapat Rusman 2013:215 yang menyatakan Pemberian tujuan pembelajaran dimaksudkan agar tujuan
pembelajaran tercapai dan untuk memotivasi siswa dalam belajar. Sehingga keaktifan belajar siswa di dalam kelas dapat mengalami
peningkatan. 2. Pembagian Kelompok
Langkah STAD kedua yaitu pembagian kelompok. Pembagian kelompok ini perlu dilakukan karena STAD merupakan salah satu
macam dari model pembelajaran kooperatif yaitu bekerjasama dalam kelompok. Hal ini sejalan dengan pendapat Johnson
Johnson dalam Isjoni, 2009:23, pembelajaran kooperatif adalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerjasama dalam kelompok tersebut.
Isjoni 2013:49 menambahkan dalam pembagian kelompok harus heterogen berdasarkan kemampuan akademik, jenis kelamin, etnis
yang berbeda-beda. Jadi, guru membagi siswa menjadi delapan kelompok. Setiap kelompok terdiri dari lima siswa, guru membagi
kelompok dengan heterogen berdasarkan prestasi dan jenis kelamin. Tujuan utama dibentuk kelompok supaya siswa dapat bekerjasama
dalam kelompok sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Keberhasilan dalam pembelajaran kooperatif tergantung pada
kemampuan dan aktivitas anggota kelompok baik secara individu maupun kelompok. Hal ini sejalan dengan pendapat Rusman
2013:202-203 yang menyatakan bahwa setiap anggota kelompok harus bekerjasama dan saling membantu untuk memahami
pelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. 3. Penyajian Materi
Penyampaian materi difokuskan pada materi penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya, materi dibagi untuk 4 kali
pertemuan. Dalam penyampaian materi guru menggunakan media dengan menampilkan gambar-gambar hewan atau video.
Penyampaian materi dilakukan dengan pemberian tugas kelompok, berdiskusi, tanya jawab, dan presentasi kelas. Siswa lebih mudah
memahami materi dengan contoh dan presentasi secara langsung. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rusman 2013:215 yang menyebutkan materi diperkenalkan dalam presentasi kelas, diskusi
pelajaran yang dipimpin oleh guru, atau menggunakan alat bantu audiovisual. Dengan cara tersebut, siswa akan menyadari bahwa
mereka harus memperhatikan selama presentasi kelas, agar dapat mengerjakan kuis, dan untuk mendapat nilai kelompok. Peneliti
juga bertindak sebagai fasilitator untuk mendampingi siswa di dalam kelompok jika ada yang kesulitan dalam mengerjakan materi.
Hal ini sesuai dengan pendapat Lie dalam Wena, 2009:189 yang menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan sistem
pembelajaran yang memberikan kesempatan siswa untuk bekerjasama di dalam kelompok dalam menyelesaikan tugas-tugas
yang terstruktur, dan guru bertindak sebagai fasilitator. Jadi pembelajaran ini berpusat pada siswa student oriented. Hal ini
sejalan dengan pendapat Isjoni 2009:23 yang menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif STAD bertujuan untuk mewujudkan
kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa. 4. Belajar dalam kelompok
Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa mempelajari materi bersama di dalam kelompok. Materi diberikan
dalam presentasi kelas atau diskusi dalam pembelajaran yang di pimpin oleh peneliti. Sehingga membuat siswa belajar dengan
sungguh-sungguh di dalam kelompoknya. Dalam kegiatan belajar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam kelompok, peneliti telah merancang kegiatan yang melibatkan siswa untuk berdiskusi, bekerjasama, dan saling
membantu satu sama lain untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebelumnya guru memberikan batasan materi yang akan
didiskusikan di dalam kelompok. Di dalam kelompok siswa saling bertukar pikiran. Setiap anggota harus memahami materi, tidak
bergantung pada kelompok. Pada saat diskusi kelompok, semua anggota harus saling membantu, menyumbangkan idependapat
supaya hasil yang diperoleh kelompok dapat maksimal. Hal ini sejalan dengan pendapat Isjoni 2013:74 yang menyatakan bahwa
model pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan pada aktivitas dan interaksi antarsiswa di dalam kelompok untuk saling
memotivasi dan membantu menguasai materi guna mencapai hasil yang maksimal. Hal ini mampu membuat keaktifan belajar siswa
meningkat dengan siswa belajar di dalam kelompok. 5. Kuis
Setelah siswa bekerja dalam kelompok, siswa kembali ke tempat duduknya masing-masing. Guru mengadakan kuis, yang
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dari aspek kognitif atau pemahaman materi. Kuis dilakukan dengan membagikan soal
atau bertanya secara lisan. Pertanyaan guru secara lisan dapat dijawab dengan mengangkat tangan bagi siswa yang mengetahui
jawabanya. Hal ini efektif karena dapat memotivasi siswa untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
saling berlomba dalam mengumpulkan nilai. Setiap siswa memiliki tanggung jawab untuk memperoleh nilai yang maksimal, karena
nilai yang didapat digabung dengan anggota kelompok. Kelompok yang memiliki nilai tertinggi mendapatkan penghargaan kelompok.
Siswa menjawab kuis secara individu, siswa tidak diperbolehkan saling membantu dalam mengerjakan kuis. Hal ini sesuai dengan
pendapat Taniredja 2014:64 yang menyatakan bahwa untuk mengetahui hasil yang telah dipelajari selama belajar dalam
kelompok, siswa tidak boleh saling membantu dalm mengerjakan kuis. Siswa tidak boleh saling membantu dalam mengerjakan kuis,
sehingga siswa dapat bertanggungjawab secara individu untuk memahami atau menguasai materi yang di berikan oleh peneliti. Hal
ini sejalan dengan pendapat Rusman 2013:215 kuis dilakukan untuk menguji seberapa paham siswa pada materi yang sudah
dipelajari dalam kelompok, karena pada hakikatnya model pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan pada kegiatan
belajar di dalam kelompok namun setiap siswa harus mampu menguasai materi. Pemberian kuis kepada siswa mampu membuat
prestasi belajar siswa dalam pembelajaran meningkat. 6. Pemberian Penghargaan Tim
Langkah keenam model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah pemberian penghargaan tim. Penghargaan ini diberikan pada
tim yang berhasil mengumpulkan bintang paling banyak. Pemberian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bintang ini untuk memotivasi siswa agar semangat dan aktif dalam pembelajaran karena peroleh bintang setiap siswa akan digunakan
poin dalam kelompoknya. Jadi, setiap siswa maupun tim berlomba untuk mengumpulkan bintang supaya menjadi tim yang berhasil
mendapatkan penghargaan yang diberikan oleh guru. Ini sejalan dengan Ini sejalan dengan pendapat Rusman 2013:215 yang
menyatakan bahwa penghargaan kelompok ini dilakukan agar siswa lebih bersemangat untuk belajar dengan giat. Selain penghargaan
kelompok, guru juga memberikan penghargaan untuk siswa yang aktif dalam pembelajaran.
4.2.2 Peningkatan Keaktifan Belajar