1
BAB I PENDAHULUAN
Bab I ini akan membahas enam bagian pendahuluan dari penelitian ini. Enam bagian tersebut yaitu latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional.
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat dan membawa pengaruh di bidang pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1. Pendidikan dapat dijelaskan bahwa usaha yang dilakukan dengan
terencana dapat mewujudkan suasana belajar yang efektif dan dapat mengembangkan potensi siswa. Pembelajaran yang dilakukan di kelas mampu
membuat siswa menunjukkan potensi yang dimiliki. Pendidikan mempunyai peranan yang besar dalam membentuk karakter, perkembangan ilmu dan
mental seorang anak untuk membuat generasi muda yang cerdas. Dalam proses pembentukan karakter siswa dan prestasi siswa, guru harus
pandai memilih strategi yang akan digunakan untuk menyampaikan materi yang diajarkan. Pemilihan strategi yang digunakan harus sesuai dengan kondisi
siswa di dalam kelas. Strategi yang dipilih guru dapat mempengaruhi proses pembelajaran di kelas dan interaksi siswa dalam melakukan kegiatan
pembelajaran di kelas. Pemilihan strategi yang tepat dan sesuai dengan karakter siswa dapat berdampak pada suatu keberhasilan. Keberhasilan dalam mencapai
tujuan pendidikan adalah dengan adanya peran guru di kelas. Guru sebagai pendidik dituntut untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi
pembelajaran. Guru memiliki peran yang sangat penting di dalam kegiatan belajar mengajar yaitu mengembangkan bahan ajar, meningkatkan kemampuan
peserta didik, serta menciptakan situasi serta kondisi belajar mengajar yang menyenangkan Sanjaya, 2009:25. Guru merupakan salah satu faktor yang
menentukan mutu dan kualitas pendidikan. Model pembelajaran yang tepat dapat membantu siswa mengatasi kesulitan
dalam memahami materi pada mata pelajaran tertentu seperti pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA. Depdiknas 2006:484 menyatakan
bahwa Ilmu Pengetahuan Alam IPA adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana berhubungan dengan cara mencari tahu tentang ilmu
alam secara sistematis, sehingga IPA tidak hanya berupa penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Mata pelajaran IPA juga memiliki tujuan yaitu dapat menciptakan suasana belajar dan keberhasilan
suatu proses pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi siswa dalam hal pembentukan sikap, kecerdasan, dan karakter siswa.
Namun, kenyataannya keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih menjadi permasalahan di kelas. Dalam proses pembelajaran di dalam
kelas, keaktifan belajar siswa belum maksimal hal ini terlihat dari siswa yang kurang antusias dan pasif dalam mengikuti pembelajaran. Keaktifan belajar
yang rendah tentunya sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Akibatnya siswa yang tidak aktif dalam pembelajaran membuat prestasi belajar
siswa menjadi rendah. Permasalah di atas juga ditemukan di kelas IV SD N Sarikarya. Dari hasil
wawancara dengan guru kelas IV pada 16 September 2015 terdapat beberapa permasalahan yang terjadi di kelas saat pembelajaran IPA. Permasalahan yang
ditemukan adalah siswa menjadi kurang aktif dalam mengikuti pelajaran karena guru hanya berpedoman pada buku paket IPA yang digunakan saat
pembelajaran dan hanya sekali melakukan tanya jawab kepada siswa. Sehingga siswa cenderung pasif dalam proses belajar di kelas. Siswa juga jarang
dilibatkan di dalam pelajaran, apalagi dalam mengerjakan soal. Siswa jarang bekerja di dalam suatu kelompok kecil. Seharusnya guru saat melakukan
pembelajaran membentuk siswa menjadi kelompok kecil dalam pembelajaran sehingga pelajaran dapat dipahami oleh siswa. Ketika guru memberi
pertanyaan, siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru dan hanya diam. Sebagian besar siswa tidak paham dengan apa yang diajarkan oleh gurunya.
Keaktifan siswa yang rendah di dalam pelajaran berdampak pada prestasi belajar siswa yang rendah. Dari hasil wawancara didapatkan bahwa nilai
rata-rata siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA cukup rendah karena dari 20 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa hanya 13 siswa yang memiliki nilai di atas KKM. KKM yang ditentukan oleh sekolah untuk mata pelajaran IPA adalah 65.
Peneliti melakukan observasi pertama pada tanggal 21 September 2015, selama proses belajar mengajar di kelas IV SD Negeri Sarikarya pada mata
pelajaran IPA keaktifan belajar siswa masih menjadi permasalahan. Pada saat pembelajaran siswa hanya menerima materi yang diberikan guru. Guru juga
belum menggunakan model yang sesuai dengan kondisi siswa kelas IV SD N Sarikarya, sehingga siswa terlihat kurang antusias selama mengikuti
pembelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran utama dalam pembelajaran IPA tidak tercapai.
Keaktifan belajar siswa pada kondisi awal diperoleh dengan membagikan lembar kuesioner yang diisi oleh siswa. Pembagian lembar kuesioner dilakukan
pada hari Senin, 28 September 2015. Siswa membaca pertanyaan yang ada di dalam lembar kuesioner sebelum memberikan tanda check list
√. Pada hasil perhitungan dari kuesioner yang dibagikan siswa diperoleh hasil skor keaktifan
belajar siswa pada kondisi awal sebesar 53,67 menunjukkan kriteria keaktifan siswa yang rendah.
Keaktifan belajar yang rendah tentunya sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Rendahnya prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri
Sarikarya dapat dibuktikan dengan hasil ulangan harian IPA tahun pelajaran 20142015 pada Kompetensi Dasar KD 3.1 Mengidentifikasi jenis makanan
hewan dan 3.2 Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya yaitu sebesar 67,6 dengan 19 siswa dengan persentase 70,4 sudah mencapai
KKM dan 12 siswa dengan persentase 29,6 belum memenuhi KKM. Nilai KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 65 pada mata pelajaran IPA.
Rendahnya prestasi belajar siswa kelas IV disebabkan oleh kurangnya guru dalam menerapkan model pembelajaran yang bervariatif dan menarik bagi
siswa. Cara yang dapat digunakan guru untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah menggunakan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model
pembelajaran yang dapat digunakan guru adalah pembelajaran kooperatif STAD Student Teams Achievement Division.
Menurut Trianto 2009:68
pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah
anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki tujuan untuk menyampaikan informasi atau
pembelajaran dengan cara guru meminta siswa untuk berdiskusi di dalam kelompok kecil yang sudah dibuat oleh guru. Sehingga di dalam kelas, guru dan
siswa dapat aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Hasil yang diperoleh siswa dalam mengerjakan tugas dapat menjadi sempurna. Sehingga, siswa
menjadi aktif dalam mengikuti pelajaran, dan secara otomatis keaktifan belajar siswa akan meningkat dan prestasi belajar siswa juga akan mengalami
peningkatan dalam mengikuti pelajaran di kelas. Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPA
Siswa Kelas IV SD Negeri Sarikarya Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD”.
1.2 Batasan Masalah