90,2. Tingkat debt to equity ratio tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 228,3 dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan
114,7. Tingkat debt to equity ratio tersebut menunjukkan setiap Rp 100 total ekuitas yang dimiliki perusahaan, didanai dengan total utang sebesar
Rp 228,3 Rasio solvabilitas perusahaan mengalami fluktuasi naik turun lalu
naik kembali selama tahun 2009 sampai dengan 2013. Secara historis, peningkatan rasio tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 11,3
untuk debt to total assets ratio dan 82,0 untuk debt to equity ratio dari tahun 2009. Sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2011
sebesar 20,6 untuk debt to total assets ratiodan 132,4 untuk debt to equity ratio dari tahun 2010. Peningkatan rasio tahun 2010 dikarenakan
bertambahnya total liabilities sebesar Rp 421.025.234.525 45,5 dari tahun 2009 dan total shareholders equity yang menurun sebesar Rp
43.125.130.419 6,8 dari tahun 2009. Akun yang berpengaruh terhadap peningkatan rasio pada tahun 2010 adalah hutang bank jangka panjang
yang meningkat sebesar Rp 84.043.317.229 17,1 dari tahun 2009. Penurunan rasio tahun 2011 dikarenakan meningkatnya total asetsebesar
Rp 1.653.359.000.000 85,3 dari tahun 2010 dan meningkatnya total shareholders equity sebesar Rp 1.242.748.000.000 210,6 dari tahun
2010. Akun yang paling berpengaruh pada penurunan rasio tahun 2011 adalah kas dan setara kas yang meningkat sebesar Rp 619.246.000.000
4014,0 dan akun saldo laba perusahaan yang bertambah sebesar Rp 127.707.000.000 705,2.
h. PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading ULTJ
Berdasarkan Tabel V.3 hal. 64, perbandingan debt to total ratio dengan rata-rata industri pada dapat PT. Ultrajaya Milk Indusrty and
Trading Tbk secara sederhana dilihat melalui Gambar V.33 sebagai berikut:
Berdasarkan Tabel V.4 hal. 66, perbandingan debt to equity ratio dengan rata-rata industri pada PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading
Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.34 sebagai berikut:
31.1 35.2
35.6 30.7
28.3 44.4
47.4 45.3
45.1 45.7
0.0 10.0
20.0 30.0
40.0 50.0
2009 2010
2011 2012
2013
Gambar V.33 PT.Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk.
ULTJ Perbandingan Debt to Total Assets Ratio dengan
Rata-rata Industri Tahun 2009-2013
Debt to total assets ratio Rata-rata Industri
Perusahaan memiliki tingkat debt to total assets ratio terendah pada tahun 2013 yaitu sebesar 28,3 dan berada di bawah rata-rata industri
dengan perbedaan sebesar 17,4. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 total asset yang dimiliki perusahaan, didanai dengan total utang sebesar Rp
28,3. Sedangkan untuk tingkat debt to total assets ratio tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 35,6 dan berada di bawah rata-rata
industri dengan perbedaan sebesar 9,7. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 total asset perusahaan, yang didanai dengan total utang adalah sebesar Rp
35,6. Untuk tingkat debt to equity ratio terendah terjadi pada tahun 2013
yaitu sebesar 39,5 dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 52,5. Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total
ekuitas yang dimiliki perusahaan, yang didanai dengan total utang yaitu sebesar Rp 39,5. Tingkat debt to equity ratio tertinggi terjadi pada tahun
2011 yaitu sebesar 55,4 dan berada di bawah rata-rata industri dengan
161.3 224.9
151.3 86.1
66.6 93.1
113.6 92.7
91.2 92.0
0.0 50.0
100.0 150.0
200.0 250.0
2009 2010
2011 2012
2013
Gambar V.34 PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk.
ULTJ Perbandingan Debt to Total Equity Ratio dengan Rata-
rata Industri Tahun 2009-2013
Debt to total equity ratio Rata-rata Industri
perbedaan 37,3. Tingkat debt to equity ratio tersebut menunjukkan setiap Rp 100 total ekuitas yang dimiliki perusahaan, didanai dengan total
utang sebesar Rp 55,4. Rasio solvabilitias perusahaan mengalami fluktuasi dari tahun ke
tahun selama 2009 sampai dengan 2013. Secara historis, peningkatan rasio solvabilitas tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 4,1 untuk
debt to total assets ratio dan 9,1 untuk debt to equity ratio dari tahun 2009. Sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebesar
4,6 untuk debt to total assets ratio dan 11,0 untuk debt to equity ratio dari tahun 2010. Peningkatan rasio tahun 2010 dikarenakan bertambahnya
total liabilities sebesar Rp 167.308.111.459 31,1 dari tahun 2009 sementara total shareholders equity hanya meningkat sebesar Rp
105.540.247.983 9,2 dari tahun 2009. Akun yang berpengaruh terhadap peningkatan rasio pada tahun 2010 adalah hutang bank jangka
pendek yang meningkat sebesar Rp 64.642.857.143 73,9 dari tahun 2009. Penurunan rasio tahun 2012 dikarenakan menurunnya total liabilities
sebesar Rp 32.461.010.975 4,2 dari tahun 2011 sementara kenaikan total aset sebesar Rp 241.611.402.595 11,1 dari tahun 2011. Akun
yang paling berpengaruh pada penurunan rasio tahun 2012 adalah kas dan setara kas yang meningkat sebesar Rp 293.113.417.810 120,7 dan
pinjaman jangka pendek yang menurun sebesar Rp 46.757.876.176 89,9 dari tahun 2011.