Klasifikasi Rasio Keuangan Analisis Rasio Keuangan

kewajiban lancarnya dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan. Hal ini dilakukan karena inventories sediaan barang dianggap memerlukan waktu relatif lebih lama untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya Kasmir, 2013: 137. Adapun rumus quick ratio adalah Fahmi, 2011:125 : Current assets dan current liabilities terdapat dalam laporan posisi keuangan neraca. Inventories sediaan barang merupakan bagian dari current assets yang juga terdapat dalam laporan posisi keuangan neraca. b. Rasio Solvabilitas. Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang, artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya Kasmir, 2013:151. Ada beberapa macam rasio yang bisa dihitung: 1. Debt to total assets ratio atau Debt Ratio Debt to total assets merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Current assets - Inventories Current liabilities Quick ratio = Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva Kasmir, 2013:156. Adapun rumus debt to total assets ratio atau debt ratio adalah Fahmi, 2011:128: Semakin rendah ratio ini semakin baik Fahmi, 2011:128 karena perusahaan memiliki resiko kerugian yang lebih rendah. Total liabilities dan total assets terdapat dalam laporan posisi keuangan konsolidasi. 2. Debt to equity ratio Mengenai debt to equity ratio ini, Joel G. Siegel dan Jae K Shim dalam Analisis Laporan Keuangan Fahmi, 2011:128 mendefinisikan sebagai „Ukuran yang dipakai dalam menganalisa laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor‟. Rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang Kasmir, 2013:158. Adapun rumus debt to equity ratio adalah Fahmi, 2011:128: Debt to total assets ratio = Total Liabilities Total assets Total shareholder ’s equity adalah total modal sendiri diperoleh dari total aset dikurangi total utang. Semakin rendah ratio ini semakin baik karena aman bagi kreditor saat likuidasi Fahmi, 2011:128. c. Rasio Profitabilitas. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan Kasmir, 2013:196. Semakin tinggi rasio profitabiilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan Fahmi, 2011:135. Ada beberapa rasio yang sering muncul yaitu: 1. Net Profit margin Net profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya ukuran efisiensi di perusahaan Halim dan Hanafi, 2012:81. Adapun rumus net profit margin adalah Fahmi, 2011:136: Debt to Equity Ratio = Total Liabilities Total Shareholders equity Net profit merupakan laba bersih yaitu laba setelah pajak atau earning after tax Fahmi, 2011:136. Net profit maupun sales terdapat dalam laporan laba rugi komprehensif atau laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. 2. Return on total asset ROA Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. ROA Return on total asset juga sering disebut juga ROI Return On Investment Hanafi dan Halim, 2012:81. Rasio ini bisa dihitung sebagai berikut: Net profit terdapat dalam laporan laba rugi komprehensif atau laporan laba rugi konsolodasian. Total assets terdapat dalam laporan posisi keuangan. 3. Return on equity ROE Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri 100 × Net Profit Margin = Net Profit Sales 100 Return on assets = Net profit Total assets × Kasmir, 2013:204. Rasio ini mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas. Adapun rumus return on equity adalah sebagai berikut Fahmi, 2012:137: Ukuran kinerja keuangan berfokus pada aspek-aspek keuangan suatu organisasi. Dari hasil pnelitian-penelitian yang dilakukan, banyak sekali istilah yang digunakan untuk menyebut ukuran kinerja keuangan. Para peneliti tersebut sepakat bahwa ukuran kinerja keuangan adalah ukuran-ukuran kinerja yang berdasarkan akuntansi laporan laba rugi dan neraca yang fokusnya pada kinerja suatu organisasi seperti current ratio, return on investment, residual income, profit margin, return on assets, earning per share, economic value added, market value added, dan debt to total assets ratio. Ukuran-ukuran tersebut digunakan untuk mengevaluasi kinerja organisasi dalam dimensi- dimensi yang penting bagi kesehatan dan keberlangsungan organisasi tersebut yaitu dari dimensi tingkat likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas rentabilitas Krismiaji dan Aryani, 2011:348.

5. Penggunaan Standar pada Analisis Rasio

Analisis keuangan akan lebih tajam jika angka-angka dibandingkan dengan standarnorma tertentu. Dengan melakukan perbandingan, akan terlihat × 100 Return on equity = Net Profit Shareholders equity baik atau tidaknya suatu angka. Menurut Munawir 2008:111, pada umumnya, ada empat jenis standar sebagai pembanding: a. Standar objektif, yang diperoleh dari pengalaman penganalisa. b. Rasio yang dianggarkan, yang ditetapkan pada awal periode yang direview berdasarkan data anggaran. c. Data historis, yang menunjukkan kinerja perusahaan pada tahun-tahun sebelumnya. d. Kinerja perusahaan lain terutama yang menjadi pesaing atau rata-rata industri. Menurut Bambang Riyanto 2013:329, penganalisa keuangan dalam mengadakan analisa rasio keuangan pada dasarnya dapat melakukannya dengan dua macam cara perbandingan, yaitu: a. Rasio tahun lalu rasio historis, membandingkan rasio sekarang dengan rasio-rasio dari waktu-waktu yang lalu dari perusahaan yang sama. b. Rasio rata-rata industri, membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis untuk waktu yang sama. Dengan membandingkan rasio perusahaan dengan rata-rata industri akan diketahui apakah perusahaan bersangkutan berada di atas rata-rata industri above average, berada pada rata-rata average, atau terletak di bawah rata- rata below average. Penganalisa keuangan sedapat mungkin menghindari penggunaan the rule of the thumb, pedoman kasar dalam mengadakan analisa laporan keuangan suatu perusahaan. Penganalisa harus menganalisa laporan keuangan suatu perusahaan dalam hubungannya dengan perusahaan-perusahaan lain yang bekerja dalam bidang usaha yang sama dengan perusahaan yang dianalisa. Dengan demikian adalah tidak tepat apabila seorang penganalisa mengatakan bahwa untuk semua perusahaan, current ratio kurang dari 200 adalah kurang baik, yang hanya mendasarkan pada pedoman kasar Riyanto, 2013:330. Selain itu pula, a ngka pembanding “standar ratio” untuk Indonesia sampai saat ini belum dapat dilaksanakan karena belum ada lembaga atau badan yang menyusun ratio industri atau standar rasio tersebut Munawir, 2007:102. Jika standar ratio tidak ada dalam bentuk yang tetap maka penganalisa dapat membuat standar rasio tersebut dengan langkah-langkah sebagai berikut Munawir, 2007:66-67 : a. Pengumpulan laporan keuangan dari perusahaan yang dapat diperbandingkan dalam industri. b. Menghitung angka ratio yang dipilih untuk tiap-tiap perusahaan dalam industri. c. Menyusun ratio-ratio tersebut dari yang tertinggi sampai yang terendah dan menghapuskan ratio yang ekstrim. d. Menghitung rata-rata hitungnya. Rata-rata hitung Mean adalah suatu nilai yang diperoleh dengan jalan membagi seluruh nilai pengamatan dengan banyaknya pengamatan. Rata-rata hitung dalam industri dihitung dengan rumus Arikunto, 2013:284-285:

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 48 92

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES Analisis Pengaruh Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014.

0 4 12

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES Analisis Pengaruh Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014.

0 2 14

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014.

0 5 6

ANALIPER Analisis Rasio Keuangan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013.

0 5 12

ANALIPERU Analisis Rasio Keuangan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013.

0 4 15

BAB I PENDAHULUAN Analisis Rasio Keuangan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013.

0 2 10

Analisis kinerja keuangan perusahaan ditinjau dari tingkat rentabilitas, likuiditas dan solvabilitas : studi empiris pada perusahaan bidang agriculture, forestry, dan fishing yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007 sampai dengan 2011.

0 2 129

Analisis kinerja perusahaan ditinjau dari aspek keuangan : studi kasus pada 16 Perusahaan Manufaktur `Food and Beverages` yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1998 - 2002.

0 1 227

Analisis Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur (Food and Beverages) yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 2 108