Metode Pengumpulan Data METODOLOGI PENELITIAN

37 6. Analisis Monte Carlo Analisis ini dilakukan dalam rangka mengevaluasi pengaruh dari galat error dengan menduga suatu nilai statistik tertentu. Penilaian dalam penelitian ini adalah hasil nilai MDS keberlanjutan pembangunan perikanan di Selat Bali. Menurut Kavanagh dan Pitcher 2004 bahwa analisis Monte Carlo berguna untuk mempelajari: a. Pengaruh kesalahan dalam skor atribut yang disebabkan oleh pemahaman yang kurang terhadap pemasalahan. b. Pengaruh variasi pemberian skor akibat perbedaan opini atau penilaian. c. Stabilitas proses analisis MDS yang berulang-ulang iterasi dan juga melihat kualitas stabilitas titik-titik acuan metode yang dilakukan. d. Kesalahan memasukkan data atau data yang hilang. e. Tingginya nilai stress hasil analisis. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 secara eksplisit dinyatakan tentang desentralisasi dalam pengelolaan sumberdaya perikanan, maka dalam penelitian ini dimodifikasi dengan aplikasi The Code of Conduct for Responsible FisheriesCCRF FAO 2001. Dimana pendekatan tersebut sangat relevan guna mengukur sejauhmana pengelolaan sumberdaya perikanan di Kabupaten Banyuwangi sebagai salah satu daerah otonom yang memiliki wilayah perikanan dan laut. Teknik analisis yang akan digunakan dengan juga menggunakan bantuan software Rapfish. Dimensi yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai dari implementasi article 7 CCRF yang terdiri dari 6 dimensi dan 43 atribut yakni : a. Sasaran manajemen SM sebanyak 9 atribut. b. Kerangka kerja KK sebanyak 7 atribut. c. Pendekatan pencegahan PP sebanyak 9 atribut. d. Stok ikan, armada dan alat tangkap SIATA sebanyak 7 atribut. e. Sosial ekonomi SOSEK sebanyak 6 atribut. f. Monitoring, control dan surveillanceMCS sebanyak 5 atribut. Dalam penelitian ini dimensi-dimensi CCRF yang digunakan mengadopsi dari pemnikiran Pitcher 1999. Dimana 6 dimensi tersebut diatas ada keterkaitan 38 langsung dan tidak langsung dengan article 7 dari CCRF Fisheries Management FAO 2001 seperti Gambar 3.3. Keterangan : garis tebal menunjukkan main linkages dan garis tipis minor linkages Gambar 3.3 Diagram ilustrasi hubungan antara article 7 CCRF yang dipetakan dalam Rapfish Fields. Mengingat output dari analisis Rapfish di atas berupa indeks atau skor yang cenderung mekanistikstatis top down approach, maka dalam penelitian akan memodifikasi dengan mengkombinasinya pendekatan bottom up approach. Dimana pendekatan ini melibatkan seluruh stakeholder lokal yang dikategorikan sebagai seorang ahli expert system yang mampu melakukan penilaian lokal assesing local atas keberlanjutan sistem perikanan di Kabupaten Banyuwangi. Setelah dilakukan analisis Rapfish, maka dilanjutkan dengan pendekatan multi criteria analysis MCA dan analisis keterkaitan indikator analysis of indicator linkages, pendekatan ini lebih ”local accepted” maka dalam penelitian ini dinamakan Modifikasi Rapfish MODRAPF. 1. General 2. Objectives 3. Framework 4. Data,Advice, Gear 5. PrecautionEconomic 6. Measures 7. Implementation 8. Financial Objectives Framework Precaution Stock,Fleets, Gear Social Economic MCS Article 7 of CCRF Rapfish fields Intent ions Ef fe ct s 39

B. Multi Criteria Analysis MCA

Menurut Mendoza dan Prabhu 2002, bahwa MCA adalah pendekatan umum yang dapat digunakan untuk menganalisis permasalahan yang kompleks yang disertai mutiple criteria, dan juga memiliki keunggulan ketika diaplikasikan pada sistem perikanan yang kompleks dan stokastik. Sedikitnya ada tiga keuntungan dalam menilai sustainability perikanan. Pertama, metode ini dapat menggabungkan sejumlah data kuantitatif atau kualitatif yang dinyatakan dalam pendapat stakeholder. Perikanan merupakan suatu sistem yang kompleks dan stokastik dan terbatasnya informasi dan pemahaman kondisi nyata. Dalam kasus ini, informasi kualitatif dari stakeholder yang dikelompok dalam expert group, yang memiliki keunggulan yang lebih dalam pengetahuan lapang untuk menilai indikator sustainability sistem perikanan. Kedua, pendekatan MCA dapat juga disusun struktur yang baik untuk mengkolaborasi antara perencanaan dan pengambilan keputusan pengelolaan lingkungan. Ketiga, metodologi MCA merupakan metode yang sederhana, intuitif, dan transparan. Dalam studi ini, pendekatan MCA digunakan untuk: a menghasilkan sejumlah indikator sustainability perikanan yang berbasis pendekatan beberapa referensi, dan b untuk menilai dan mengevaluasi terminologi indikator sesuai dengan tingkat kepentingannya dan kondisi yang dinginkan di masa yang akan datang. Untuk bagian pertama indikator-indikator sustainability menggunakan data komponen dan atribut yang digunakan dalam analisis Rapfish sebelumnya. Dalam bagian kedua analisis MCA, dengan melakukan penilaian tingkat kepentingan masing-masing atribut dengan menggunakan skala Saaty Saaty 1999; Vreeker, Nijkamp, dan Welle 2002 diacu dalam Adrianto et al. 2005 yang lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 3.2. Berdasarkan ranking tersebut, maka dapat ditentukan bobot relatif relative weight yang memodifikasi dari Mendoza dan Macoun 2000 diacu dalam Adrianto et al. 2005. Kemudian dilakukan penilaian terhadap masing-masing atribut dengan acuan nilai sebagai berikut: nilai 1 berarti dalam kondisi sangat lemah; nilai-2 berarti kondisi kurang; nilai 3 berarti dapat diterima, atau diatas garis normal dalam suatu wilayah; nilai 4 berarti kondisi baik; nilai 5 berarti