Analisis Sustainable Yield Estimasi Discount Rate

113 Lanjutan 1998 499.079,95 274.493,97 1999 1.641.323,78 902.728,08 2000 2.401.867,61 1.321.027,19 2001 1.777.074,95 1.066.244,97 2002 1.096.043,51 657.626,11 2003 802.944,93 481.766,96 2004 2.642.536,03 1.585.521,62 Rata-rata 684.163,95 385.594,63 Sumber: Data primer dan sekunder diolah 2007

B. Estimasi Discount Rate

Untuk menentukan discount rate eksploitasi sumberdaya ikan lemuru dalam penelitian ini menggunakan teknik Kulla. Laju pertumbuhan PDRB sektor perikanan Kabupaten Banyuwangi dan Jembrana sebesar g=9.28 lihat Lampiran 110. Dengan menggunakan standar elatisitas pendapatan terhadap konsumsi sumberdaya alam dari Brent 1997 sebesar 1, dan ρ diasumsikan sama dengan nilai nominal saat ini current nominal discount rate dari Ramsey sebesar 15 maka diperoleh nilai real discount rate r sebesar 5,72. Nilai ini merupakan nilai yang cukup konservatif untuk sumberdaya alam, dan patut dipertimbangkan penggunaannya dalam eksploitasi sumberdaya alam. Tentu saja, dalam hal ini sumberdaya perikanan dalam kaitannya dengan pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan. Dalam penelitian ini selanjutnya, perhitungan nilai ekonomi rente sumberdaya dilakukan dengan berbasiskan dua macam discout rate tersebut.

5.5.4 Analisis Sustainable Yield

Setelah parameter biologi dan ekonomi ditentukan, maka nilai-nilai tersebut dapat digunakan untuk memprediksi nilai tangkap lestari serta melakukan perbandingan dengan nilai tangkap aktual. Tingkat produksi lestari merupakan titik keseimbangan tingkat produksi yang sesuai dengan daya dukung lingkungan. Tingkat produksi aktual merupakan hasil tangkapan nelayan yang secara resmi diperoleh dari laporan statistik perikanan. Untuk menduga fungsi produksi lestari ikan lemuru dalam penelitian ini menggunakan fungsi produksi Gompertz dan Logistik. Fungsi produksi 114 Gompertz dan fungsi logistik untuk ikan lemuru di perairan Selat Bali sebagai berikut: h t = 1418,48.E t .exp -0.233622.E t ……..Fungsi Gompertz h t = 1418,48.E t 1-0.233622E t …...Fungsi Logistik Hasil perhitungan dari kedua fungsi tersebut ternyata fungsi produksi Gompertz lebih reliable. Tingkat produksi Gompertz cenderung lebih tinggi dari fungsi logistik walaupun perbedaannya tidak terlalu besar lihat Lampiran 11 dan Gambar 5.22. Pada tahun 1994-1995 dan 1999-2000 terjadi counter cyclical antara upaya effort dan produksi aktual yakni ketika effort menurun, produksi aktual justru meningkat. Contoh, pada tahun 1994 ke 1995 terjadi penurunan trip dari 12.258 ke 9.030 namun tingkat Y-aktual meningkat dari 15.969,20 ke 17.654,50 ton. Perilaku counter cyclical ini menyebabkan penurunan tangkap lestari sustainable yield sehingga mengakibatkan depresiasi rente pada sumberdaya perikanan. Maka implikasinya terhadap kebijakan adalah untuk meningkatkan nilai stok sumberdaya ikan, kebijakan menurunkan level input effort adalah pilihan yang tepat. 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 T a hun P od uks i to n Y -A kt Gompe rtz L ogistik Gambar 5.22 Perbandingan Produksi Aktual dan Lestari 115 Tingkat produksi aktual jauh melampaui tingkat produksi lestari berarti penangkapan ikan lemuru di Selat Bali sudah melampaui daya dukung lingkungan yang tentunya akan mengancam kelestariannya. Pola kurva antara Gompertz dan Logistik hampir mendekati sama. Pada saat margin antara produk aktual dengan produk lestari cukup lebar dalam tahun tertentu maka akan mengakibatkan jumlah tangkapan pada tahun-tahun berikutnya akan mengalami penurunan yang sangat drastis. Pada tahun 1991, 1998, dan 2003 dimana tingkat produksi mencapai puncak, maka pada tahun-tahun berikutnya cenderung diikuti terjadinya penurunan hasil tangkapan yang cukup drastis. Hal ini terjadi karena tingkat ekstraksi SDI jauh melampaui kemampuan daya pulih lingkungan. Pola dan kecenderungan overfishing yang demikian ini perlu dilakukan upaya pemahaman bersama dari seluruh pelaku-pelaku yang memanfaatkan sumberdaya perairan Selat Bali demi kelestarian dan keberlanjutan. Berdasarkan kedua persamaan tersebut di atas, maka untuk melihat trajektori atau loop konstraksi dan ekspansi dari input Effort dilakukan analisis Copes eye ball terhadap fungsi produksi lestari Gompertz di atas, kemudian dilakukan overlay antara produksi aktual dengan sustainable yield seperti dalam Gambar 5.23. Gambar 5.23 Copes eye ball kurva lestari Gompertz dan hasil tangkap aktual Effort P r o d uks i Loop Ekspansi Loop Konstraksi Kurva Gompertz Kurva Produksi Aktual 116 Loop ekspansi yang menunjukkan ke arah peningkatan produksi menuju titik keseimbangan kemudian melampuhi dan menjauhinya. Loop konstraksi yang menunjukkan arah produksi yang kembali ke titik keseimbangan setelah produksi menjauhinya.

5.5.5 Analisis Degradasi