Sub komponen Pembangunan Perikanan berkelanjutan

133 khususnya lemuru mengalami penurunan yang drastis, hal ini diduga disebabkan semakin maraknya operasional penangkapan yang tidak ramah lingkungan. 3. Terjadinya konflik sosial antara nelayan andon dengan nelayan setempat. Kegiatan penangkapan nelayan andon sebenarnya sudah diatur dalam Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 9 Tahun 1983 mekanisme operasional nelayan andon. Nelayan andon adalah nelayan yang berpindah tempat baik dalam kegiatan operasi penangkapan maupun pemasaran hasil tangkapan pada wilayah serta waktu-waktu tertentu. Dalam pasal 4 ayat 3 bahwa nelayan andon dilarang menggunakan alat tangkap purse seine untuk mengadakan penangkapan ikan di perairan Selat Bali. Konflik yang sering terjadi antara nelayan andon dengan nelayan lokal disebabkan oleh beberapa hal antara lain: a. Dianggap telah melanggar Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 9 Tahun 1983 yang melarang masuknya nelayan andon ke perairan Selat Bali b. Nelayan lokal yang menggunakan teknologi two-boat system kalah bersaing dengan nelayan andontubanan yang menggunakan one-boat system . Disamping itu, nelayan andon telah menerapkan teknologi alat tangkap yang lebih unggul misalnya menggunakan lampu perangkap kapasitas tinggi, sementara nelayan lokal hanya menggunakan petromak. Sehingga kemampuan perahu yang dimiliki nelayan setempat jauh tertinggal dibandingkan dengan nelayan andon. Sementara sumberdaya ikan yang menjadi rebutan perburuan, ketersediaannya dari waktu ke waktu cenderung mengalami deplesi.

B. Sub komponen Pembangunan Perikanan berkelanjutan

Sub komponen yang menjadi prioritas utama dalam pembangunan perikanan berkelanjutan berurut-urut adalah pengembangan ekonomi rakyat PER, penataan sosial dan kelembagaan PSK, dan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya EES lihat Gambar 5.33. Pilihan prioritas utama sub 134 komponen ditempati pengembangan ekonomi rakyat, hal ini sejalan dengan paradigma pembangunan ekonomi kerakyatan. 0.3 0.36 0.34 0.26 0.28 0.3 0.32 0.34 0.36 Bobot Relatif EES PER PSK Sub Komp onen Gambar 5.33 Prioritas utama sub komponen pembangunan perikanan berkelanjutan level 3 Basis pengembangan PER untuk daerah kerja Muncar dapat dikembangkan melalui beberapa alternatif kebijakan: 1. Memperkuat struktur kelembagaan ekonomi antara lain melalui: pemberdayaan koperasi simpan pinjam KSP, kelompok usaha bersama KUB, Lembaga Keuangan Masyarakat Pantai LKMP dan memberdayakan KUD Mina Blambangan yang telah ada. Kondisi saat ini lembaga-lembaga tersebut relatif kecil dan lamban perkembangannya. Langkah strategis yang dapat digunakan yakni pengembangan Business Development Services BDS perikanan yang memberikan bantuan layanan konsultasi dan pendampingan untuk perbaikan manajemen usaha dan pengembangan teknologi bidang perikanan. Dimana BDS sebagai fasilitator dan mediator diharapkan mampu memberikan layanan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan teknis manajemen usaha, sehingga ke depan mampu mengantarkan badan usaha koperasi, usaha mikro dan kecil dalam bidang perikanan menjadi lebih mandiri dan professional. 2. Mengembangkan diversifikasi usaha perikanan dengan tujuan memperkecil ketergantungan hanya pada hasil tangkapan laut saja tetapi 135 dapat mengembangkan usaha perikanan lainnya yang dapat menjadi sumber mata pencaharian alternatif. Misalnya pengembangan budidaya kerapu, udang barong dan lobster dalam sistem karamba jaring apung KJA, budidaya rumput laut. Disamping itu, perlu dikembangkan industri kecil pengolahan berbahan baku perikanan misalnya agroindustri kerupuk ikan, nugget ikan, pengolahan rumput laut siap saji, dan lain-lain. 3. Menumbuhkan kesadaran etika bisnis yang professional di kalangan masyarakat perikanan. Berdasarkan pengalaman dan kajian lapang menunjukkan bahwa perbankan selama ini agak kesulitan menyalurkan kredit usaha kecil ke masyarakat perikanan, dimana alasan utama yakni karakter masyarakat perikanan yang kurang bisa dipercaya. Maka perlu ditumbuhkan norma-norma etika bisnis yang didasari oleh norma agama dan norma sosial positif agar supaya mampu diaplikasikan dalam dunia bisnis yang dijalankannya. Upaya tersebut perlu ditempuh untuk menciptakan atau merubah branch image citra masyarakat perikanan ke arah yang lebih baik. 4. Menumbuhkan jiwakarakteristik wirausaha enterpreneurship di kalangan generasi muda nelayan. Hal ini dapat dilakukan melalui beberapa alternatif pola kegiatan antara lain: a pelatihan yang berkesinambungan dan terstruktur bagi juragan, nelayan, dan pengusaha kecil untuk menstimulir jiwa kewirausahaan, dan b disemininasi dalam kurikulum pendidikan muatan lokal dengan memasukkan materi kewirausahaan perikanan fisheries enterpreneuship.

C. Stakeholders yang berperanan dalam pembangunan perikanan