21 yang menguntungkan Grant 1997. Keputusan strategi secara umum memiliki
tiga karakteristik umum yaitu : a.
Strategi merupakan hal yang penting. b.
Strategi meliputi komitmen yang penting dari sumberdaya. c.
Strategi tidak mudah diubah. Grant 1997 juga menyatakan bahwa strategi yang berhasil biasanya
memiliki empat unsur utama yakni : a.
Strategi tersebut ditujukan untuk mencapai tujuan yang jelas dan dalam jangka waktu yang panjang.
b. Strategi didasarkan pada pemahaman yang mendalam terhadap lingkungan
eksternal. c.
Strategi didasarkan pada pemahaman yang mendalam mengenai kemampuan internal organisasi maupun individu.
d. Strategi dilaksanakan dengan resolusi, koordinasi, serta pemanfaatan yang
efektif terhadap kemampuan dan komitmen dari semua anggota organisasi.
2.5 Keadaan Umum Perairan Selat Bali
Perairan Selat Bali di sebelah barat dibatasi oleh daratan Pulau Jawa dan di sebelah timur dibatasi oleh daratan Pulau Bali. Selat bali merupakan perairan yang
relatif sempit ± 2.500 km
2
Merta et al. 1998. Bagian utara Selat Bali mempunyai lebar ± 1 mil yang berhubungan dengan Laut Jawa Selat Madura
dan merupakan perairan yang dangkal kedalaman ± 50 meter, sedangkan lebar selat bagian selatan sekitar 28 mil yang merupakan perairan yang dalam dan
berhubungan langsung dengan Samudera Hindia. Perairan Selat Bali ini mempunyai kesuburan yang tinggi, dimana produktivitas tertinggi terjadi pada
musim timur karena pada saat itu terjadi upwelling di bagian selatan Selat Bali DKP Propinsi Jatim 2000b.
Adanya penaikan massa air cukup kuat di perairan sebelah selatan Bali akibat bertiupnya angin musson Tenggara yang menyusuri pantai selatan Jawa-
Bali. Disamping itu, akibat adanya pengaruh gaya Corolius transport air di lapisan permukaan dibelokkan ke tengah laut sehingga terjadi kekosongan air di
pesisir Jawa-Bali ini kemudian diisi oleh massa air dari lapisan di bawahnya.
22 Kejadian ini dapat ditunjukkan dari hasil analisis sebaran melintang suhu
sepanjang transek di perairan selatan Jawa-Bali dimana terjadi suhu dingin 26
o
C di dekat permukaan pada wilayah perairan dekat pantai Fakultas Perikanan IPB
1997. Pada saat musim timur, konsentrasi nitrat tinggi terjadi di Paparan Bali
Illahude 1975 diacu dalam Wudianto 2001. Zat hara seperti nitrat dan fosfat sangat penting bagi perkembangan fitoplankton. Pada saat musim timur dimana
terjadi upwelling mengakibatkan terjadinya peningkatan fitoplankton Arinardi 1989. Menurut hasil penelitian disertasi yang dilakukan Wudianto 2001 bahwa
rata-rata kelimpahan fitoplankton di perairan Selat Bali berdasarkan musim: a barat bulan Januari sebesar 7,3 x 10
3
selm
3
, b peralihan I bulan Mei sebesar 21,9 x 10
3
selm
3
, c timur bulan Agustus sebesar 35,5 x 10
3
selm
3
, dan d peralihan II bulan September sebesar 24,4 x 10
3
selm
3
. Subani dan Sudrajat
1981 menyatakan bahwa konsentrasi plankton di perairan Paparan Bali lebih tinggi dibandingkan dengan perairan di bagian tengah selat dan Paparan Jawa.
2.6 Perikanan Lemuru di Selat Bali
Pada tahun-tahun terakhir ini sebutan Sardinella longiceps jarang digunakan sebagai nama ilmiah ikan lemuru yang tertangkap di perairan Selat
Bali. Hasil revisi klasifikasi ikan lemuru yang dilakukan Wongratana 1982 dalam Merta 1992; Gloerfet-Tarp dan Kailola 1984 diacu dalam FAO 2000
mengidentifikasikan jenis lemuru di perairan Selat Bali sebagai Sardinella lemuru Bleeker, 1853. FAO 2000 mengidentifikasikan jenis Sardinella lemuru ini
dalam bahasa Inggris dinamakan Bali Sardinella. Sedangkan dalam bahasa dagang ikan lemuru dikenal dengan istilah “Indian oil sardinella”. Taksonomi
ikan lemuru sebagai berikut FishIndex 2006: a. Kelas
: Actinopterygii, b. Ordo
: Clupeiformes, c. Famili
: Clupeidae, d. Nama ilmiah
: Sardinella lemuru,
e. Nama ilmiah lain : S. aurita, S. longiceps, Harengula nymphaea, Clupea
nymphaea, Amblygaster posterus, S. samarensis
23 Di Indonesia, istilah ”lemuru” sering digunakan untuk beberapa spesies
sardines Baharuddin et al. 1984 dan dalam publikasi tahunan ”Statistik
Perikanan Indonesia” lemuru meliputi Sardinella longiceps S.lemuru, S. aurita, S. leiogaster, S. clupeoides.
Gambar ikan lemuru yang ditangkap di perairan Selat Bali lebih detail seperti dalam Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Ikan lemuru S. lemuru Bleeker, 1853
Sumber: FAOSIDP 2006
Pendugaan besarnya sediaan ikan lemuru di perairan Selat Bali 1973- 1981, baik dengan menggunakan metode akustik maupun model surplus produksi
dari data hasil tangkapan dan upaya yang tersedia, memberikan hasil dugaan potensi yang hampir sama yaitu berkisar antara 35.000-66.000 ton Sujastani dan
Nurhakim 1982. Kemudian pada tahun 1986 di perairan Selat Bali diadakan pendugaan
sediaan ikan lemuru lagi dengan menggunakan data hasil tangkapan dan upaya yang diturunkan dari data ekonomi diperoleh nilai dugaan MSY sebesar 62.000-
66.000 ton per tahun Martosubroto et al. 1986 Menurut FAO 1999 yang menyatakan bakwa pendaratan ikan lemuru
dari hasil penangkapan di perairan Selat Bali memang berfluktuasi dari waktu ke waktu. Dimana pada saat mencapai puncak pada tahun 1983 yang mencapai
48.000 ton kemudian pada tahun-tahun berikutnya terus merosot menjadi 4.600 ton pada tahun 1986. Kemudian mengalami titik produksi puncak lagi pada tahun
1991 yang berhasil didaratkan sebanyak 61.000 ton, kemudian merosot lagi pada tahun 1996 menjadi 13.000 ton. Pada tahun berikutnya 1997 meningkat tajam
menjadi 50.000 ton, kemudian turun lagi pada tahun 1998. Sumberdaya ikan pelagis di Selat Bali jauh lebih besar dibandingkan
potensi sumberdaya ikan demersal Amin dan Sudjastani 1981. Hampir 80 dari
24 total produksi ikan yang didaratkan di perairan Selat Bali adalah jenis ikan lemuru
S. lemuru Budihardjo et al. 1990. Demikian juga Merta 1992 menyatakan bahwa produksi lemuru yang didaratkan dari perairan Selat Bali berkisar antara
65,86-92,89 dari produksi total pada tahun 1984-1989. Berdasarkan data dari Resort Muncar tahun 1998, musim ikan lemuru Selat Bali menurut ukurannya
digolongkan seperti dalam Tabel 2.1 Tabel 2.1 Penggolongan ikan lemuru dan periode tangkap
No. Golongan Ikan
Ukuran Panjang cm Periode Bulan
1. 2.
3. 4.
Sempenit Protolan
Lemuru Lemuru Kucing
11 11-15
15-18 18
Agustus-Desember Januari-Desember
Mei-Desember Oktober-Desember
Sumber: DKP Propinsi Jawa Timur 2000; Merta 1992.
2.7 Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Lemuru Selat Bali