Manifestasi berupa gangguan neurologis seperti efek neurobehavioral terjadi setelah menggunakan atau terpapar dalam waktu yang cukup lama
zat toksikan pestisida. Pada pengguna pestisida, biasanya efek neurobehavioral
muncul setelah mengalami keracunan akut beberapa tahun sebelumnya U.S Congress, 1990. Namun demikian, Sahani 2004
menjelaskan bahwa efek neurobehavioral dapat timbul pada paparan rendah neurotoksikan. Hal ini berarti keracunan akut tidak selalu
mengawali efek neurobehavioral. Wessling 2002 mengemukakan bahwa tidak ada korelasi antara
kejadian keracunan akut dengan defisit pada performa neurobehavioral jika keduanya diukur dalam waktu yang bersamaan. Hal ini dikarenakan
efek akut yang dilihat dari aktivitas enzim asetilkholinesterase hanya bersifat sementara yang biasanya hanya berlangsung selama 1-2 minggu
Waxman, 1998. Namun demikian, dalam jangka panjang keracunan akut pestisida dapat menyebabkan gangguan fungsional saraf akibat
enzim kholinesterase yang terhambat secara terus-menerus.
Gambar 6.9 Diagram Performa Neurobehavioral Berdasarkan Jenis
Pestisida pada Petani Penyemprot Tanaman Sayur di Desa Perbawati Tahun 2013
Berdasarkan Gambar 6.9 pengguna organofosfat rata-rata cenderung memiliki performa yang lebih buruk dibanding pengguna non-
organofosfat yaitu pada uji digit span, digit symbol, pursuit aiming, dan trial making
. Farahat 2003 melaporkan hasil yang sama bahwa pengguna organofosfat memiliki performa neurobehavioral yang lebih
buruk khususnya pada uji digit symbol, trial making, dan digit span. Hasil ini merepresentasikan rata-rata pengguna organofosfat mengalami
gangguan fungsional saraf berupa gangguan memori jangka pendek,
48.45 52.73
49.13 51.51
49.94 50.1
47.61 54.17
44 46
48 50
52 54
56
Organofosfat Non-Organofosfat
M e
a n
S k
o r
P e
rf o
rm a
N e
u ro
b e
h a
v io
ra l
Digit Span Digit Symbol
Pursuit Aiming Trial Making
kecepatan motorik, kecakapan kontrol motorik, dan daya konsentrasi WHO, 1986.
Fakta menyebutkan sebanyak 57.1 pengguna pestisida organofosfat telah bekerja sebagai petani
penyemprot selama ≥10 tahun. Prijatno 2009 menerangkan bahwa penggunaan pestisida yang sangat beracun
dalam waktu yang lama akan membuat resiko yang semakin tinggi terhadap bebagai gangguan kesehatan dan keracunan pestisida.
Disamping itu, 18 responden 27.3 diketahui masih menggunakan organofosfat dengan merek dagang Dursban 20 EC. Padahal di Amerika
pestisida dengan merk tersebut klorpirifos:organofosfat sudah ditarik dari pasaran oleh Environmental Protection Agency EPA. Indonesia
sendiri sudah melarangnya sejak tahun 1998. Hal ini dikarenakan penggunaan Dursban kemasan 20 EC sangatlah berbahaya bagi petani
dan masyarakat.
6.3.9 Masa kerja
Lama paparan suatu bahaya atau bahan berbahaya sangat erat kaitannya dengan resiko yang didapatkan pekerja. Bagi petani, pestisida
nampaknya masih sulit dilepaskan dari kegiatan mereka. Hingga kini, mayoritas penggunaan pestisida masih menggunakan metode semprot
seperti yang ada di Desa Perbawati. Pada penelitian ini lama paparan dikaitkan dengan masa kerja karena pestisida selalu digunakan dalam
kegiatan pertanian khususnya di lokasi penelitian.
Pada tabel 5.10 diketahui 54.5 responden telah berprofesi sebagai petani penyemprot tanaman sayur selama 10 tahun atau lebih. Rata-rata
responden telah berprofesi sebagai petani selama 12 tahun dengan lama kerja minimal 1 tahun dan maksimal 44 tahun. Lama kerja menjadi petani
ini dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pendidikan dan terbatasnya pilihan lapangan
pekerjaan. Rendahnya
pendidikan membuat
jumlah pengangguran dapat meningkat karena pendidikan yang rendah memiliki
kesempatan kerja atau lapangan kerja yang sedikit BPS, 2011. Hasil uji bivariat menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara masa kerja dengan efek neurobehavioral p-value= 0.018. U.S. Congress 1990 menjelaskan semakin lama petani menjadi
penyemprot, maka semakin lama pula kontak dengan pestisida sehingga resiko keracunan terhadap pestisida semakin tinggi. Keracunan pestisida
akut dapat berpotensi menyebabkan penurunan aktifitas kholinesterase dalam plasma darah karena sifat pestisida sebagai penghambat
kholinesterase. Keracunan akut pestisida akan berlangsung mulai seseorang terpapar hingga 2 minggu setelah melakukan penyemprotan.
Jika paparan berlangsung terus hingga lebih dari 9 tahun maka manifestasi gangguan saraf otak dapat menetap.
Gangguan fungsional saraf seperti halnya efek neurobehavioral juga dilaporkan di Mesir pada pengguna organophosphorous Farahat, 2003.
Hasilnya, efek neurobehavioral diakibatkan oleh lamanya penggunaan
pestisida organofosfat. Lama penggunaan pestisida selama 10 hingga 20 tahun beresiko tinggi dan terbukti menyebabkan penurunan performa
neurobehavioral pada penelitian tersebut
Gambar 6.10 Diagram Performa Neurobehavioral Berdasarkan
Masa Kerja pada Petani Penyemprot Tanaman Sayur di Desa Perbawati Tahun 2013
Berdasarkan Gambar 6.10 diketahui bahwa petani yang memiliki masa kerja ≥10 tahun rata-rata cenderung memiliki performa neurobehavioral
yang lebih buruk dibanding dengan petani yang masa kerjanya 10 tahun. Performa buruk ini yaitu pada uji digit symbol, pursit aiming, dan trial
making . Menurut WHO 1986, buruknya performa pada uji tersebut
menggambarkan adanya gangguan kecepatan motorik, kecakapan kontrol motorik, dan daya konsentrasi.
50.42 49.51
48.49 51.8
49.59 50.52
49.63 50.4
46 47
48 49
50 51
52 53
≥ tahun 10 tahun
M e
a n
S k
or P
e rf
or m
a N
e ur
ob e
ha v
ior a
l
Digit Span Digit Symbol
Pursuit Aiming Trial Making
Sementara itu, fakta menyebutkan bahwa 66.7 petani yang memiliki masa kerja ≥10 tahun merupakan pengguna pestisida organofosfat.
Semakin lama dan sering petani menyemprot hama maka hama tersebut akan menjadi resisiten. Kondisi ini membuat petani harus memilih jenis
pestisida dengan toksisitas yang lebih tinggi Waxman, 1998. Prijatno 2009 menyebutkan alasan pemilihan pestisida golongan organofosfat
karena sifat-sifatnya yang menguntungkan bagi para petani. Cara kerja golongan ini selektif dan tidak persisten dalam tanah.
Menurut Prijatno 2009, oragnofosfat merupakan jenis pestisida yang paling toksik. Organofosfat meracuni tubuh dengan menghambat enzim
kholinesterase dalam sel darah merah dan pada sinapsisnya. Kondisi ini
menimbulkan penumpukan asetilkholin sehingga asetilkholin berikatan dengan reseptor muskarinik dan nikotinik pada sistem saraf pusat dan
perifer. Kejadian berulang dalam waktu yang lama kemudian dapat menimbulkan efek neurobehavioral U.S Congress, 1990.