2.3.5 Faktor Eksternal Bahaya Biologi
HIV
HIV merupakan lentivirus yang sangat berbahaya karena menyebabkan penyakit AIDS Acquired imunodeficiency syndrome. Suatu penyakit
infeksi yang menyebabkan rusaknya kekebalan tubuh. Akibat sistem kekebalan yang rusak maka berbagai penyakit dapat terjadi. Akibatnya,
berbagai penyakit infeksi lainya dapat terjadi sehingga beberapa organ
dapat mengalami kerusakan seperti saraf otak Dobbs, 2009. 2.3.6
Faktor Eksternal Bahaya Kimia
Sudah dijelaskan diawal bahwa terdapat tiga pemajan utama yang menyebabkan efek neurotoksik yaitu: pestisida, logam berat, dan pelarut
organik. Namun demikian, pada penelitian ini neurotoksian difokuskan pada pestisida. Hal ini dikarenakan alasan setting penelitian yaitu pada petani
penyemprot tanaman sayur yang dominan menggunakan pestisida. Adapun karakteristik penggunaan pestisida adalah:
1. Masa kerja Semakin lama petani menjadi penyemprot, maka semakin lama pula
kontak dengan pestisida sehingga resiko keracunan terhadap pestisida semakin tinggi. Penurunan aktifitas kholinesterase dalam plasma darah
karena keracunan pestisida akan berlangsung mulai seseorang terpapar hingga 2 minggu setelah melakukan penyemprotan. Jika paparan
berlangsung terus hingga lebih dari 10 tahun maka manifestasi gangguan saraf otak dapat menetap U.S. Congress, 1990; Farahat, 2003.
2. Jenis Pestisida Beberapa jenis pestisida sangat berbahaya untuk sistem organ terutama
sistem saraf pusat. Pestisida yang memiliki daya racun tinggi yaitu LD
50
25 mgkg sangatlah berbahaya jika sampai masuk ke dalam tubuh. Banyak manifestasi akibat keracunan pestisia seperti gangguan pencernaan,
rusaknya beberapa enzim, dan gangguan motorik U.S. Congress, 1990. Beberapa jenis pestisida yang sangat beracun adalah Coroxon, Parathion,
dan Ethion yang mayoritas merupakan golongan dari organoklorin dan organofosfat US. Congress, 1990; Gupta, 2006.
3. Alat pelindung diri APD Dobss 2009 menyebutkan bahwa kerentanan seseorang mengalami
gangguan fungsional saraf akibat neurotoksikan seperti halnya pestisida tergantung pada genetik, alat pelindung diri, dan status kesehatan. Ada
beberapa jalur masuk pestisida ke dalam tubuh, ingesti, inhalasi, dan subkutan U.S. Congress, 1990. Dari ketiga jalur masuk tersebut, inhalasi
dan ingesti merupakan jalur yang sangat rentan dan fatal U.S. Congress, 1990. Alat pelindung masker merupakan alat paling efektif untuk
mencegah paparan pestisida melalui inhalasi dan ingesti. Pada penelitian Ferdiansyah 2012, petani yang tidak menggunakan masker beresiko 25,6
kali untuk keracunan pestisida daripada petani yang menggunakan masker saat melakukan penyemprotan.
2.4 Kerangka Teori Bagan 2.1 Kerangka Teori
Sumber: Teori Modifikasi dari Ampulembang 2004, Dobbs 2009, Starks 2010, Ross 2011, US. Congress 1990, dan WHO 1986.
Faktor Internal:
1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Genetik
4. Pengetahuan
5. Tingkat Pendidikan
6. Riwayat cidera kepala
7. Status Gizi
8. Status Kesehatan
Faktor Pekerjaan
1. Riwayat pekerjaan
2. Shift Kerja
3. Stres Kerja
Efek Neurobehavioral
Faktor Eksternal Bahaya Fisik