Konsumsi kopi Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Efek Neurobehavioral pada

sudah mulai beralih menggunakan golongan piteroid yang sifatnya lebih tidak beracun bagi manusia Perveen, 2011. Hasil analisis bivariat dengan uji chi-square menunjukan 63.6 petani di Desa Perbawati menggunakan organofosfat dan diketahui terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan jenis pestisida organofosfat dengan efek neurobehavioral p-value= 0.034. Hasil ini selaras dengan Steenland 1994 yaitu diketahui 128 78 responden yang menggunakan organofosfat mengalami performa yang buruk pada uji digit symbol. Fakta tersebut menunjukan bahwa penggunaan pestisida organofosfat dapat menimbulkan efek pada fungsional saraf khususnya kecepatan motorik. Steenland 1994 juga mengutarakan bahwa defisit saraf dan efek neurobehavioral terjadi pada pada pengguna chlorpyrifos organofosfat yaitu membuat kecepatan konduksi saraf terganggu. Jenis pestisida ini digunakan oleh petani penyemprot tanaman sayur di desa Perbawati dengan merek dagang Dursban 20 EC. Afriyanto 2008 menuturkan bahwa profenofos merk curacron dan klorpirifos merk dursban memiliki kriteria sedang, profenofos memiliki gugus brom dan klor sedangkan klorpirifos memiliki 3 gugus klor yang dikhawatirkan akan memiliki bahaya yang sama dengan organoklorin. Penggunaan pestisida organofosfat oleh petani penyemprot tanaman sayur di Desa Perbawati cukup mengkhawatirkan. Hal ini mengingat frekuensi penyemprotan umumnya dilakukan setiap minggu. Minimal petani di Desa Perbawati melakukan penyemprotan satu kali dalam seminggu, rata-rata dua kali, dan maksimal 5 kali dalam seminggu menjelang panen. Disamping itu, Prijatno 2009 menyampaikan bahwa oragnofosfat juga merupakan jenis pestisida yang paling toksik. Golongan ini sering menyebabkan keracunan pada manusia jika bahan tersebut tertelan meskipun dalam jumlah sedikit. Bahan ini juga dapat menyebabkan kematian pada manusia. Cara kerja organofosfat bersifat racun kontak, perut, dan juga racun fumigant. Golongan organofosfat bekerja dengan cara menghambat aktivitas enzim kolinesterase. Mekanismenya berupa fosforilasi phosphorylation, dimana organofosfat bereaksi dengan gugus hidroksil OH - enzim sehingga terjadi ikatan antara phosphate dan enzim. Ikatan ini bersifat stabil sehingga enzim kholinesterase menjadi inaktif yang dampaknya adalah penumpukan asetilkolin pada sinapsis US. Congress, 1990; Winder, 2004. Kondisi ini biasanya dikenal dengan efek keracunan akut. Selanjutnya, penghambatan enzim kolinesterase secara terus-menerus menyebabkan penumpukan asetilkolin berlebih pada sinaps karena asetilkolin tidak terhidrolisis menjadi asetat dan kolin Williams, 2000. Kondisi yang demikian jika terus-menerus terjadi dalam waktu yang cukup lama dapat menimbulkan manifestasi gangguan neurologis salah satunya yaitu manifestasi efek neurobehavioral U.S Congress, 1990. Manifestasi berupa gangguan neurologis seperti efek neurobehavioral terjadi setelah menggunakan atau terpapar dalam waktu yang cukup lama zat toksikan pestisida. Pada pengguna pestisida, biasanya efek neurobehavioral muncul setelah mengalami keracunan akut beberapa tahun sebelumnya U.S Congress, 1990. Namun demikian, Sahani 2004 menjelaskan bahwa efek neurobehavioral dapat timbul pada paparan rendah neurotoksikan. Hal ini berarti keracunan akut tidak selalu mengawali efek neurobehavioral. Wessling 2002 mengemukakan bahwa tidak ada korelasi antara kejadian keracunan akut dengan defisit pada performa neurobehavioral jika keduanya diukur dalam waktu yang bersamaan. Hal ini dikarenakan efek akut yang dilihat dari aktivitas enzim asetilkholinesterase hanya bersifat sementara yang biasanya hanya berlangsung selama 1-2 minggu Waxman, 1998. Namun demikian, dalam jangka panjang keracunan akut pestisida dapat menyebabkan gangguan fungsional saraf akibat enzim kholinesterase yang terhambat secara terus-menerus.