Welsch, Hilton dan Gordon 2000:82 menyatakan bahwa proses partisipasi anggaran memberikan dua manfaat diantaranya:
a. Proses partisipasi mengurangi adanya asimetri informasi dalam organisasi.
Dengan demikian
memungkinkan manajemen
atas mendapatkan pengertian mengenai masalah lingkungan dan teknologi
dari manajer bawah yang mempunyai pengetahuan khusus. b. Proses partisipasi dapat menghasilkan komitmen yang besar dari
manajemen tingkat bawah untuk melaksanakan rencana anggaran dan memenuhi anggaran.
Selain memiliki beberapa keunggulan, partisipasi anggaran juga memiliki kelemahan. Hansen dan Mowen 2005:377 menyatakan bahwa
terdapat tiga masalah yang timbul yang menjadi kelemahan dalam partisipasi anggaran diantaranya:
a. Penetapan standar yang terlalu tinggi atau
rendah sejak yang dianggarkan menjadi tujuan bawahan. b. Kelonggaran dalam anggaran budgetary slack yang disebabkan oleh
adanya kemungkinan bawahan dalam memperkirakan pendapatan yang rendah atau menaikkan biaya sehingga dapat menurunkan resiko yang
dihadapi guna pencapaian target anggaran c. Pseudoparticipation
atau partisipasi
semu, yaitu
organisasi menggunakan partisipasi penganggaran, tetapi kenyataannya hanya
menerapkan partisipasi palsu. Atasan hanya mendapatkan persetujuan formal dari bawahan, dan bukan untuk mencari input yang sebenarnya.
F. Kinerja Manajerial
1. Definisi Kinerja Manajerial
Kinerja merupakan salah satu faktor penting yang digunakan dalam mengukur efektivitas dan efisiensi suatu organisasi. Dalam penelitian ini,
kinerja manajerial mengacu pada definisi kinerja yang diungkapkan oleh Mahoney, et al 1963 dalam Sumarno 2005:591 yaitu kinerja para individu
anggota organisasi pada fungsi-fungsi manajemen meliputi perencanaan, investigasi, kooordinasi, supervisi, pengaturan staff, negosiasi dan
representasi.
a. Perencanaan Perencanaan meliputi kemampuan untuk menentukan tujuan, kebijakan
dan tindakanpelaksanaan, penjadwalan kerja, penganggaran, merancang prosedur, dan pemrograman. Dalam kaitannya dengan fungsi
perencanaan, anggaran merupakan tujuan yang ditetapkan organisasi untuk dicapai dalam periode tertentu.
b. Investigasi Kemampuan dalam mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk
catatan, laporan, dan rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan dan analisis pekerjaan.
c. Pengkoordinasian
Kemampuan melakukan tukar menukar informasi dengan orang lain di bagian organisasi yang lain untuk mengkaitkan dan menyesuaikan
program, memberitahu bagian lain, dan hubungan dengan manajer lain. d. Evaluasi
Kemampuan untuk menilai dan mengukur proposal, kinerja yang diamati atau dilaporkan, penilaian pegawai, penilaian catatan hasil,
penilaian laporan keuangan, pemeriksaan produk. e. Pengawasan supervisi
Kemampuan untuk mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada
bawahan, memberikan tugas pekerjaan dan menangani bawahan.
f. Pengaturan staff staffing Kemampuan untuk mempertahankan angkatan kerja dibagian anda,
merekrut, mewawancarai dan memilih pegawai baru, menempatkan, mempromosikan dan mutasi pegawai.
g. Negosiasi Kemampuan dalam melakukan pembelian, penjualan atau melakukan
kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi pemasok, tawar menawar dengan wakil penjual, tawar-menawar secara kelompok.
h. Perwakilan representatif Kemampuan dalam menghadiri pertemuan-pertemuan dengan organisasi
lain, pertemuan perkumpulan bisnis, pidato untuk acara-acara