Hasil Uji Regresi Hipotesis 4 Ha
menggunakan regresi linier berganda dengan uji interaksi atau sering disebut dengan Moderated Regression Analysis MRA melalui uji
koefisien determinasi, uji statistik F, dan uji statistik t. 1. Hasil uji koefisien determinasi
Pengujian koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa jauh variabel partisipasi anggaran dan gaya kepemimpinan
motivasi dalam menjelaskan variabel kinerja manajerial.
Tabel. 4.14. Hasil Uji Koefisien Determinasi Hipotesis 4
Model Summary
.488
a
.239 .160
2.720 Model
1 R
R Square Adjusted
R Square Std. Error of
the Estimate Predictors: Constant, Moderat3, Motivasi,
PenyusunanAnggaran a.
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil ouput pada tabel 4.14 dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,160. Artinya kemampuan variabel
penyusunan anggaran, motivasi dan interaksi partisipasi anggaran dan motivasi Moderat3 dalam menjelaskan variabel kinerja manajerial
hanya sebesar 16 sedangkan sisanya 100 - 16 = 84 dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel bebas yang digunakan
dalam penelitian. 2. Hasil uji statistik F
Pengujian signifikansi simultan uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel partisipasi anggaran dan motivasi secara
simultan terhadap variabel kinerja manajerial.
Tabel. 4.15. Hasil Uji F Hipotesis 4
ANOVA
b
67.248 3
22.416 3.029
.045
a
214.631 29
7.401 281.879
32 Regression
Residual Total
Model 1
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Predictors: Constant, Moderat3, Motivasi, PenyusunanAnggaran a.
Dependent Variable: KinerjaManajerial b.
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.15
menunjukkan nilai F hitung sebesar 3,029 F hitung lebih kecil dari 4 pada tingkat signifikansi sebesar 0,045 lebih kecil dari 0,05. Hal
ini berarti variabel partisipasi anggaran, motivasi dan interaksi variabel partisipasi anggaran dan motivasi Moderat3 secara
bersama-sama atau simultan mempengaruhi kinerja manajerial. 3. Hasil uji statistik t
Pengujian signifikansi parameter individual uji t dilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh variabel partisipasi anggaran
dan motivasi secara individual parsial terhadap variabel kinerja manajerial.
Tabel. 4.16. Hasil Uji t Hipotesis 4
Coefficients
a
263.946 87.459
3.018 .005
-9.184 3.409
-5.943 -2.694
.012 -10.648
4.122 -8.070
-2.583 .015
.420 .161
7.546 2.606
.014 Constant
Motivasi PenyusunanAnggaran
Moderat3 Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: KinerjaManajerial a.
Sumber: Data primer yang diolah
Koefisien regresi partisipasi anggaran sebesar -10,648 menyatakan bahwa setiap penambahan partisipasi anggaran sebesar
1 akan menurunkan kinerja manajerial sebesar 10,648. Nilai t hitung sebesar -2,583 pada tingkat signifikansi 0,015 yang berarti
signifikan karena lebih rendah dari 0,05. Sehingga dari hasil uji t dapat dikatakan bahwa partisipasi anggaran secara individual
berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Nilai koefisien regresi motivasi sebesar -9,184 menyatakan
bahwa setiap penambahan partisipasi anggaran sebesar 1 akan menurunkan kinerja manajerial sebesar 9,184. Nilai t hitung sebesar
-2,694 pada tingkat signifikansi 0,012. Hal ini berarti secara individual motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja
manajerial karena memiliki tingkat signifikansi di bawah nilai = 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara individual motivasi
mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Koefisien regresi interaksi nilai absolut perbedaan variabel
partisipasi anggaran dan motivasi Moderat3 sebesar 0,420 menunjukkan bahwa setiap penambahan interaksi partisipasi
anggaran sebesar 1 akan meningkatkan kinerja manajerial sebesar 0,420. Nilai t hitung sebesar 2,606 pada tingkat signifikansi 0,014
yang berarti signifikan karena berada di bawah nilai = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel motivasi berfungsi sebagai variabel
moderating. Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung Ha
4
yang menyatakan bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja
manajerial. Dengan kata lain, semakin tinggi motivasi maka penyusunan anggaran dalam kinerja menejerial akan semakin tinggi,
sebaliknya motivasi yang rendah akan menurunkan penyusunan anggaran dalam kinerja menejerial.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Supomo 2003 yang menyatakan bahwa interaksi
partisipasi anggaran dan motivasi adalah positif dan signifikan. Namun, penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Riyadi 2002 yang menyatakan bahwa motivasi tidak berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi anggaran
dan kinerja manajerial.