Pengorganisasian Sosial Komunitas Rawan Longsor

harian, mencakup perubahan pola distribusi, pola makan, struktur nafkah dan relasi ekonomi, serta 4 organisasi sosial-politik berupa kelembagaan Tanggap Bencana Tagana serta penambahan peran dan fungsi sosial lainnya dalam hal mitigasi bencana. d. Bentuk-bentuk adaptasi masyarakat di Sirnagalih membutuhkan penataan kembali atas berbagai perubahan sosio-ekologi. Perubahan dalam empat unsur inti core kehidupan masyarakat Sirnagalih telah melahirkan dan mempertahankan beberapa tatanan pranata yang telah ada. Kelembagaan lokal berupa kebiasaaan folkways, tata-perilaku mores dan adat custom hadir dengan fungsinya untuk mengatur pengelolaan dan pemanfaatan hak kepemilikan property public private masyarakat Sirnagalih.

9.2 Saran

a. Perlu kajian lanjutan yang menggali tentang potensi konflik akibat pergeseran tata batas lahan pada tanah warga yang mengalami keretakan tanah serta upaya untuk penanganan konflik agraria. b. Perlu kajian lanjutan untuk membuktikan eksistensi komunitas rawan longsor pada ruang waktu yang lebih lama sehingga terukur dengan jelas seberapa kuat bentuk adaptasi dapat terwujud sebagai pola adaptasi. c. Dalam rangka menjaga tingkat survival komunitas rawan longsor maka penting melakukan peningkatan kapasitas warga untuk membangun jaringan kerjasama dan informasi terhadap pihak luar khususnya lembaga, instansi yang bergerak di bidang terkait. DAFTAR PUSTAKA Adiwibowo. 2010. Ekologi Manusia. Ragam Pendekatan Studi Ekologi Manusia. Bahan Ajar. Fakultas Ekologi Manusia FEMA Institut Pertanian Bogor. Bogor: Tidak Diterbitkan. Alland A.Jr. 1975. Adaptation. Annual Review of Anthropology 4 59-73. New York. Andjasmaja MS. 1994. Strategi Penanggulangan Bencana di Indonesia. Direktorat Jenderal Bina Bantuan Sosial-Departemen Sosial. Disampaikan pada Simposium nasional mitigasi Bencana Alam di UGM 16-17 September. Yogyakarta: Tidak Diterbitkan. Baland J, Plateau J. 1996. Halting Degradation Of Natural Resources: Is There A Role For Rural Communities? A Meta-study From Community Forests Throughout The World. Society and Natural Resources. Baron RA, Byrne D. 2003. Psikologi Sosial. Jilid 1. Edisi 10. Jakarta: Erlangga. Beck U. 2000. Risk Society Revisited: Theory, Politics and Research Programmes in J. Van Loon ed. The Risk Society and Beyond Critical Issues for Social Theory. London: Sage. Bell PA, Greene TC, Fisher JD, Baum A. 2001. Environmental Psychology 5Th Edition. California: Wadsworth Thomson Learning, Inc. Bennet JW. 1976. The Ecological Transition: Cultural Anthropology and Human Adaptation. New York: Pergamon Press Inc. [BNPB] Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2007. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Jakarta. [BPDAS] Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Citarum Ciliwung-Kemenhut. 2008. Laporan Pengelolaan DAS Terpadu DAS Ciliwung. Bogor: Tidak Diterbitkan. [BPDAS] Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Citarum Ciliwung-Kemenhut. 2010. Laporan Hasil Monev Daerah Rawan Bencana. Bogor: Tidak Diterbitkan. Donie S. 2006. Masyarakat yang Tinggal di Daerah Rawan Longsor: Interpretasi Penyebab dan Strategi Adaptasi Kasus di Desa Purwoharjo, Kec.Samigaluh, Kulonprogo, Yogyakarta. Tesis Program Master Jurusan Ilmu-ilmu Sosial, Sosiologi Pembangunan Masyarakat Desa Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada: Tidak diterbitkan. Geertz C. 1983. Two Types of Ecosystems. In his Agricultural Involution: The Processes og Ecological Change In Indonesia. Barkeley CA: University of California Press. Geertz C. 2003. Pengetahuan Lokal: Esai-Esai Lanjutan Antropologi Interpretatif. Yogyakarta. Ghate R, Nagendra H. 2005. Role of monitoring in institutional performance: Forest management in Maharashtra, India. Conservation and Society Vol 3. No. 21. USA. Hadad I. 2010. Perubahan Iklim dan Tantangan Peradaban. Prisma. Majalah Pemikiran Sosial Ekonomi. Jakarta: LP3ES. Hall, Gordon CN, Barongan, Christy. 2002. Multicultural Psychology. New Jarsey: Person Education.Inc. Harris M. 1968. The Rise of Anthropological Theory. New York: Thomas Y.Crowell. Hariyanto, Erni S. 2009. Prefensi Permukiman dan Antisipasi Penduduk yang Tinggal Di Daerah Rawan Longsor Di Kota Semarang. Jurnal Geografi. Volume 6 No. 2. FIS. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Hayami Y, Kikuchi M. 1987. Dilema Ekonomi Desa Suatu Pendekatan Ekonomi Terhadap Perubaan Kelembagaan di Asia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Hendrarso ES. 2008. Penelitian Kualitatif Sebuah Pengantar. Di dalam: Suyanto B dan Sutinah, editor. Metode Penelitian Sosial, Berbagai Alternatif Pendekatan. Edisi pertama Cetakan keempat. Jakarta: Prenada Media Group. Irawan P. 2007. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Cetakan Kedua. Departemen Ilmu Administrasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. Iskandar J. 2009. Ekologi Manusia dan Pembangunan Berkelanjutan. Bandung: Universitas Padjajaran. Kahn LH, Barondess JA. 2008. Preparing for Disaster. Response Matrices in The USA and UK. Journal of Urban HealTahun Bulletin of the New York Academy of Medicine. Vol.85. No 6. USA: New York Academy of Medicine. Keraf S. 2010. Etika Lingkungan Hidup. Jakarta: Kompas. Koentjaraningrat. 1986. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru. Mantra IB. 2009. Demografi Umum. Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Marfai MA, Khasanah TJ. 2012. Kerawanan dan Kemampuan Adaptasi Masyarakat Pesisir Terhadap Bahaya Banjir Genangan dan Tsunami. Integrasi Kajian Kebencanaan dan Sosial-Budaya dalam Konstruksi Masyarakat Tangguh Bencana. Bandung: MizanMU.