Amilosa Amilopektin Gelatinisasi Pati

6 Tabel 4. Perbandingan sifat pati jagung dibandingkan dengan tepung jagung. Parameter Satuan Pati jagung Tepung jagung Kadar air 10.21 10.9 Kadar protein bb 0.56 5.8 Kadar abu 0.05 0.4 Kadar lemak bb 0.68 0.9 Karbohidrat by difference 88.5 82.0 Kandungan pati 98.01 68.2 PH 5 suspensi - 5.18 - Residu SO 2 Ppm 9.21 - Lolos ayakan 100 mesh 99.81 - Viskositas Cps 900 - Serat - 7.8 Sumber: PT. Suba Indah Tbk 2004 di dalam Fadlillah 2005 Juniawati 2003

1. Amilosa

Amilosa merupakan polimer linear dari α-D glukosa yang dihubungkan dengan ikatan α-1- 4-D-glukosa. Amilosa umumnya dikatakan sebagai bagian linear dari pati, tetapi sebenarnya amilosa juga memiliki cabang. Titik cabang amilosa berada pada ikatan α-1-4. Hanya saja derajat percabangannya sangat rendah. Dalam satu rantai linear, cabang-cabang amilosa berada pada titik yang sangat jauh dan sedikit Hoseney, 1988. Gambar 2. Molekul Amilosa atas dan Amilopektin bawah Corn Refiner Association, 2006 Amilosa terdiri dari 50-300 unit glukosa. Berat molekul amilosa beragam tergantung pada sumber dan metode ekstrasi yang dipergunakan. Secara umum, amilosa yang diperoleh dari umbi- umbian dan pati batang mempunyai berat molekul yang lebih tinggi dibandingkan dengan amilosa pada pati biji-bijian Hoseney, 1998.

2. Amilopektin

Amilopektin merupakan polimer yang memiliki ikatan α-1-4 pada rantai lurusnya dan memiliki ikatan β-1-6 pada titik percabangannya. Ikatan percabangan tersebut berjumlah 4-5 dari 7 keseluruhan ikatan yang ada pada amilopektin Hodge dan Otsman, 1976; Fennema, 1999. Amilopektin biasanya mengandung 1000 atau lebih unit glukosa. Berat molekul amilopektin bervariasi tergantung sumbernya Greenwood dan Munro, 1979. Amilopektin dalam produk pangan bersifat merangsang terjadinya proses puffing penggembungan. Produk pangan yang berasal dari pati dengan kandungan amilopektin tinggi bersifat ringan, poros, garing dan renyah. Sebaliknya, pati yang mengandung amilosa tinggi cenderung menghasilkan produk yang keras dan pejal karena proses penggembungan terjadi secara terbatas Muchtadi et al., 1987.

3. Gelatinisasi Pati

Saat dipanaskan dalam air granula pati akan mengalami proses gelatinisasi. Gelatinisasi merupakan kerusakan tatanan molekul di dalam granula pati. Kerusakan tersebut dibuktikan dengan pengembangan granula yang irreversible, kehilangan sifat birefringence, dan sifat kristalin BeMiller and Whistler, 1996. Mekanisme gelatinisasi dapat dibedakan menjadi tiga fase. Pertama, air akan secara perlahan-lahan dan bolak balik berimbibisi ke dalam granula. Kemudian pada suhu gelatinisasi antara 60-85 C granula akan mengembang dengan cepat dan akhirnya kehilangan sifat-sifat birefringence-nya. Ketiga, jika temperatur tetap naik terjadi pengembangan granula lebih lanjut, pengeluaran kompenen larut air terutama amilosa dan dengan pemberian pengadukan, granula rusak seluruhnya BeMiller and Whistler, 1996. Pada proses gelatinisasi terjadi perusakan ikatan hidrogen intramolekuler. Ikatan hidrogen ini berfungsi untuk mempertahankan struktur integritas granula. Terdapatnya gugus hidroksil yang bebas akan menyerap molekul air, sehingga terjadi pembengkakan granula pati Greenwood, 1979. Apabila campuran pati dengan air dipanaskan hingga di atas suhu kritis, ikatan hidrogen yang mengatur integritas pati akan melemah sehingga air masuk dan terjadi hidrasi terhadap amilosa dan amilopektin Wurzburg, 1989. Menurut Wurzburg 1989, ketika granula mengembang dan pemanasan dilanjutkan, amilosa akan keluar dari granula. Suspensi menjadi bening dan viskositasnya akan meningkat terus hingga mencapai puncak dimana granula mengalami pecah dan terpotong-potong membentuk molekul polimer atau agregat dan viskositasnya menurun. Mekanisme gelatinisasi pati disajikan pada Gambar 3. Gambar 3 . Mekanisme gelatinisasi pati Harper, 1981 Granula pati mentah yang terdiri atas amilosa helix dan amilopektin bercabang-cabang Penambahan air akan memecahkan kristalinitas dan merusak keteraturan bentuk amilosa. Granula mengembang. Penambahan panas dan air yang berlebih menyebabkan pengembangan lebih lanjut. Amilosa berdifusi keluar granula Granula hampir hanya mengandung amilopektin saja dan terperangkap dalam struktur matriks amilosa, membentuk gel 8 Suhu gelatinisasi dapat ditentukan dengan Brabender Viscoamilograph dan Differential Scanning Calorimetry Be Miller et al., 1995. Suhu gelatinisasi pati dimulai dari suhu awal gelatinisasi saat viskositas mulai terbaca hingga pasting selesai. Istilah pasting merupakan sinonim dari proses gelatinisasi. Suhu gelatinisasi berbagai jenis pati disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 . Suhu gelatinisasi beberapa jenis pati Sumber pati Suhu gelatinisasi pati o C Jagung 62-80 Waxymaize 63-72 High amilose maize 66-170 Kentang 58-65 Tapioka 52-65 Gandum 52-85 Sumber : Fennema 1996 : di bawah kondisi pemasakan normal, saat suspensi pati dipanaskan hingga 95-100 C, high amilose maize tidak menghasilkan viskositas yang dapat terbaca. Pasting tidak terjadi hingga mencapai suhu 160-170 C.

C. Tepung Jagung