Peningkatan mutu mi jagung instant

22 Tabel 10. Pengodean rancangan proses pengeringan Gambar 9. Rancangan proses penggorengan lalu pengeringan Gambar 10. Rancangan proses pengeringan lalu penggorengan

2.4. Peningkatan mutu mi jagung instant

Setelah didapatkan kondisi proses dehidrasi terpilih dilanjutkan perlakuan penambahan BTP. BTP yang digunakan adalah CMC dan baking powder dengan konsentrasi 0, 1, dan 1,5. CMC atau baking powder dicampur kering dengan tepung jagung pada proses mixing, kemudian ditambahkan larutan garam hingga adonan tercampur rata. Analisis yang dilakukan pada mi meliputi KPAP, berat rehidrasi, profil tekstur, elongasi, tensile strength, warna dan uji hedonik. Kode Suhu Goreng C Waktu Goreng menit Waktu pengeringan menit Kode Waktu pengeringan menit Suhu Goreng C Waktu Goreng menit F14D5 110 14 5 D5F14 5 110 14 F14 D10 110 14 10 D5F15 5 110 15 F14D15 110 14 15 D10F14 10 110 14 F15D5 110 15 5 D10F15 10 110 15 F15D10 110 15 10 D15F14 15 110 14 F15D15 110 15 15 D15F15 15 110 15 F5D5 120 5 5 D5F5 5 120 5 F5D10 120 5 10 D5F6 5 120 6 F5D15 120 5 15 D10F5 10 120 5 F6D5 120 6 5 D10F6 10 120 6 F6D10 120 6 10 D15F5 15 120 5 F6D15 120 6 15 D15F6 15 120 6 Cabinet Dryer 55 C 5 menit 15 menit Penggorengan dalam deep fat fryer 120 C 5 menit 6 menit 5menit 6 menit 10 menit 5 menit 6 menit Penggorengan deep fat fryer 120 C 5 menit 6 menit Cabinet dryer 55 C 5 menit 10 menit 15 menit Cabinet dryer 55 C 5 menit 10 menit 15 menit 23

C. Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan dua kali ulangan. Model persamaan matematika 1.1 yang digunakan adalah sebagai berikut: Y ij = µ + β i + ε ij 1.1 Dengan: Y ij = pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = rataan umum β i = pengaruh perlakuan ke-i ε ij = pengaruh acak pada perlakuan ke-i ulangan ke-j Perlakuan yang diterapkan pada rancangan proses dehidrasi meliputi pengaruh rancangan proses terhadap KPAP; berat rehidrasi; kekerasan; daya kohesif; kelengketan; elongasi; dan tensile strength. Perlakuan yang diterapkan pada peningkatan mutu mi meliputi pengaruh perlakuan pemberian BTP terhadap KPAP; berat rehidrasi; kekerasan; daya kohesif; kelengketan; elongasi; tensile strength; warna; dan hedonik.

D. Metode Analisis

Analisis fisik dilakukan terhadap produk akhir mi sebelum dan setelah rehidrasi. Analisis untuk mi sebelum rehidrasi meliputi waktu optimum rehidrasi, kadar air, warna, KPAP, dan berat rehidrasi. Sedangkan analisis untuk mi setelah rehidrasi meliputi warna, profil tekstur, persen elongasi dan tensile strength, dan uji hedonik.

1. Analisis Fisik Mi

1.1. Waktu Optimum Pemasakan

Sebanyak 5 g sampel mi dimasukkan ke dalam 150 ml air mendidih. Kemudian dihitung waktunya pada saat mi telah terhidrasi tidak ada spot putih di tengah untaian mi. Waktu optimum pemasakan adalah waktu yang dibutuhkan bahan untuk kembali menyerap air sehingga diperoleh tekstur yang homogen.

1.2. Kadar Air Metode Oven SNI 01-2891-1992

Cawan aluminium dikeringkan dalam oven, didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang. Sampel sebanyak 2 gram dimasukkan ke dalam cawan yang telah diketahui beratnya. Cawan beserta isinya dimasukkan ke dalam oven bersuhu 100 o C selama kurang lebih 16-24 jam atau sampai beratnya konstan. Selanjutnya cawan beserta isi didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Perhitungan kadar air ditentukan dengan persamaan 1.2 dan 1.3: Kadar air b.b = c - a-b x 100 1.2 c Kadar air b.k = c - a-b x 100 1.3 a-b Keterangan: a = berat cawan dan sampel akhir g b = berat cawan g c = berat sampel awal g