Dukungan Anggaran Bentuk-bentuk Program Implementasi Untuk Mencapai Target

91

7. Dukungan Anggaran

Uraian berikut adalah penyediaan dukungan anggaran yang disediakan pemerintah sebagai salah satu faktor atau variabel yang akan menentukan keberhasilan implementasi Wajar Dikdas sekaligus merupakan indikator dari komitmen pemerintah daerah dalam mendukung pelaksanaan kebijakan Wajar Dikdas 9 tahun pada khususnya dan pembangunan pendidikan pada umumnya sebagaimana bisa ditelaah dalam tabel di bawah ini : TABEL 4.22 : TREN PENINGKATAN DUKUNGAN ANGGARAN UNTUK PEMBANGUNAN PENDIDIKAN URAIAN TREND DUKUNGAN ANGGARAN 2004 2005 2006 2007 2008 Total APBD Kabupaten Cianjur Rp 578,3 M 593.7 M 940.4 M 1.1 Tr 1.3 Tr Alokasi Anggaran Untuk Pendidikan Diluar Gaji Rp 40.3 M 45,1 M 70,1 M 89,6 M 86.5 M Prosentase Dari Total APBD 6,9 7,6 7,4 7,9 6,23 Alokasi Anggaran Khusus Untuk Wajar Dikdas 9 TH Rp : - Sumber Pusat - Sumber Prov - APBD II DAU - Total APBD II - - 19.9 M 19.9 M - - 23.9 M 23.9 M 14.9 M 2.5 M 21.4 38,8 M 28.9 M 16.4 M 20.0 M 65.3 M 47.2M 0.6 M 14.4 M 62.6 M Prosentase : - Dari Total Anggaran Pendidikan - Dari Sumber APBD II DAU 49,4 49,4 52,99 52,99 55,34 30,52 72,8 22,32 72,3 16,6 Ket : Dana Alokasi Khusus DAK Untuk Rehab SD Dana Role Sharing untuk Rehab SD MI 92 Cukup siginifikant, itulah kesimpulan yang bisa diangkat untuk menjelaskan tren kenaikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD kabupaten Cianjur yang terjadi dalam periode 2004 sampai dengan tahun 2008. Persisnya, total APBD Kabupaten Cianjur naik dari hanya Rp. 579, 3 Milyar pada tahun 2004 menjadi Rp. 1,3 Triliun pada tahun 2008, kenaikan lebih dari 100 persen dalam periode lima tahun. Demikian halnya anggaran yang secara khusus dialokasikan untuk pembangunan pendidikan yang naik dari hanya Rp.40,3 milyar pada tahun 2004 menjadi Rp. 86,5 Milyar pada tahun 2008, kenaikan yang juga melebihi angka 100 persen. Namun dilihat menurut prosentasenya, kenaikan anggaran untuk pembangunan pendidikan tersebut ternyata belum menunjukan kecenderungan yang diharapkan, terlebih jika dikaitkan dengan tuntutan Undang-undang, bahkan cenderung menurun dari tahun 2004 yang sudah mencapai angka 6,9 persen menjadi hanya 6,3 persen pada tahun 2008, sebuah kecenderungan yang cukup ironis juka dikaitkan dengan tuntutan publik yang meniscayakan arti pentingnya komitmen untuk meningkatkan anggaran pendidikan. Ini semua menunjukan bahwa komitmen pemerintah daerah untuk memenuhi tuntutan anggaran pendidikan sebesar 20 persen sekaligus merealisasikan visinya yang sangat meniscayakan arti pentingnya pendidikan layak dipertanyakan. Namun tidak demikian untuk anggaran yang secara khusus dialokasikan untuk mendukung implementasi Wajar Dikdas 9 tahun. Buktinya, baik besaran maupun prosentase anggaran untuk pelaksanaan Wajar Dikdas ini ternyata mengalami peningkatan dari hanya Rp.19,9 milyar pada tahun 2004 menjadi 62,6 milyar pada tahun 2008, meskipun kenaikan itu - sebagaimana bisa ditelaah 93 dalam tabel - lebih banyak disumbang dari dana yang bersumber dari pemerintah pusat melalui DAK-nya untuk rehabilitasi SD dan pemerintah provinsi melalui dana Rolesharing yang juga ditujukan untuk rehabilitasi SDMI dan SMPMTs. Jika dibanding dengan total anggaran untuk pembangunan pendidikan secara keseluruhan, prosentasenya meningkat dari hanya 19,9 persen pada tahun 2004 menjadi 62,6 persen pada tahun 2008. Yang memprihatinkan, tren dukungan anggaran Wajar Dikas 9 tahun yang bersumber dari APBD asal DAU tanpa DAK dan Rolesharing justeru mengalami penurunan dari 19,9 milyar pada tahun 2004 menjadi hanya 16,6 persen pada tahun 2008. Jika dibanding dengan total anggaran pendidikan, prosentasenya menurun dari 49,4 persen menjadi hanya 16,6 persen pada tahun 2008. Artinya, komitmen pemerintah daerah dalam mendukung implementasi percepatan penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun ini juga layak dipertanyakan. Dan tidak mengherankan jika pelaksanaan Wajar Dikdas 9 tahun di Kabupaten Cianjur akan banyak mengalami masalah dan hambatan. Dikatakan masalah atau hambatan, karena seperti ditekankan oleh Dunn 1981 ”kecukupan” adequacy biaya ini akan menentukan efektivitas pencapaian kinerja sebuah kebijakan.

E. Kinerja Kebijakan

Meskipun masih jauh dari target yang telah ditetapkan, disamping masih begitu banyak masalah dan kendala yang belum terpecahkan, namun tidak sedikit indikator bisa diangkat untuk menjelaskan beberapa keberhasilan yang dicapai dari pelaksanaan kebijakan Wajar Dikdas 9 Tahun bagi anak dari keluarga miskin selama ini.