Kelainan pada sistem gerak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 53 Otot rangka biasanya dikaitkan dengan dua tempat tertentu, tempat yang terkut atau tempat asal disebut origo dan yang lebih dapat bergerak disebut insersio. Origo dianggap sebagai dari mana otot timbul, dan insersio adalah tempat kemana otot berjalan. Otot rangka tidak bekerja sendiri-sendiri tetapi dalam kelompok-kelompok untuk melakukan gerakan kegiatan rangka. Setiap kelompok berlawanan dengan yang lain dinamakan otot antagonis. Beberapa otot bekerja untuk menstabilkan bagian-bagian anggota sewaktu bagian lain bergerak disebut otot fixasi. Otot yang menguatkan sendi sementara yang lain bergerak, sebagaimana otot pergelangan tangan menguatkan sewaktu jari diluruskan disebut otot sinergis.

d. Kelainan pada sistem gerak

Kelainan pada sistem gerak dapat mengganggu proses gerakan yang normal, kelainan pada tulang dapat disebabkan oleh: a Kekurangan vitamin D, pada anak-anak dapat menyebabkan rakitis dan terlihat pada pertumbuhan yang terganggu dengan kaki berbentuk O atau X. b. Kecelakaan, dapat berupa memar sobeknya selaput sendi dan fraktura patah tulang. c Kebiasaan yang salah, dapat mengakibatkan skoliosis, kifosis, dan lordosis. Skoliosis adalah kelainan pada tulang belakang melengkung ke samping sehingga tubuh ikut melengkung ke samping. Kifosis adalah kelainan pada tulang belakang melengkung ke belakang, sehingga tubuh bungkuk. Lordosis merupakan kelainan pada tulang belakang bagian perut melengkung ke depan sehingga bagian perut maju. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 54 d Nekrosa, terjadi bila periosteum rusak sehingga bagian tulang tiak memperoleh makanan, lalu mati dan mengering. e Gangguan persendian, misalnya dislokasi geser sendi, ankilosis tulang tidak dapat bergerak, terkilir tertariknya ligamen, arthritis peradangan sendi, arthritis gout radang karena timbunan asam urat, osteoarthritis penipisan tulang rawan, arthritis sika berkurangnya cairan sinovial. f Infeksi gonorhoe dan sifilis, dapat menyerang persendian sehingga sendi menjadi kaku. g Layuh sendi, keadaan tidak bertenaga pada sendi yang disebabkan infeksi sifilis ketika bayi dalam kandungan. Kelainan sistem gerak pada otot dapat berupa a atrofi, keadaan mengecilnya otot shingga kehilangan kemampuan berkontraksi. b kelelahan otot, terjadi karena terus menerus melakukan aktivitas, bila brlanjut dapat terjadi kram. c tetanus, otot terus menerus berkontraksi tonus atau kejang akibat serangan bakteri Clostridium tetani.

B. Penelitian yang Relevan

1. Harti, 2009. Pembelajaran dengan Model Quantum Learning dan Simulasi Peran Ditinjau dari Motivasi Belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode pembelajaran model Quantum Learning dan simulasi peran terhadap prestasi belajar siswa. Quantum Learning lebih berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dari pada simulasi peran. Perbedaan dengan penelitian dalam tesis adalah pada penelitian tersebut lebih menekankan pada penggunaan model pembelajaran yaitu Quantum Learnig