Teori Belajar Sains Hakikat Belajar Sains

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 19 Peran seorang guru sains bukanlah mentransfer pengetahuan kepada peserta didik, melainkan lebih sebagai fasilitator dan mediator yang membantu peserta didik mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri secara efektif. Guru sains harus menyediakan pengalaman belajar yang nyata bagi peserta didik, dan menumbuhkan kegiatan yang membangkitkan rasa ingin tahu dan semangat belajar peserta didik. Guru sains harus mampu merencanakan susana kelas sedemikian rupa sehingga peserta didik memperoleh kesempatan seluas-luasnya untuk berinteraksi. Pembelajaran sains harus menjadikan peserta didik mampu menemukan, membentuk dan mengembangkan kemampuan atau pengetahuan secara aktif.

c. Teori Belajar Sains

1 Teori piaget Jean Piaget mengungkapkan tentang teori pembelajaran kognitif. Menurut Piaget dalam Baharudin dan Esa, 2008:118 “pada saat manusia belajar telah terjadi dua proses dalam dirinya yaitu proses organisasi informasi dan proses adaptasi”. Proses organisasi merupakan proses pada saat seseorang menghubungkan informasi yang diterimanya dengan pengetahuan yang sudah ada sebelumnya atau akomodasi. Proses adaptasi meliputi asimilasi dan ekuilibrium. Asimilasi merupakan penggabungan antara informasi baru dengan pengetahuan yang sudah ada sebelumnya, sedangkan ekuilibrium merupakan keadaan terciptanya keseimbangan atau penyesuaian kembali antara proses asimilasi dan akomodasi secara terus menerus. Prinsip pemikiran Piaget dalam pembelajaran sains menekankan pada pembelajaran melalui penemuan dan pengalaman nyata memanipulasi sumber belajar perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 20 baik melaui alat, bahan, atau media pembelajaran Wartono, 2004:110. Dalam hal inilah pentingnya diperlukan media pembelajaran untuk membantu peserta didik mendapatkan pengalaman nyata. Melalui media, peserta didik menggabungkan pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan baru yang diperoleh dari media komik dan animasi. Selain itu, terkait dengan peranan guru mempersiapkan lingkungan belajar yang memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengalaman nyata, yaitu dengan menerapkan pembelajaran kuantum. Menurut perkembangan kognitif Piaget, peserta didik tingkat SMP berada pada masa transisi dari tahap konkrit menuju ke arah operasi formal. Oleh karena itu dalam pembelajaran sains, untuk membantu megkonkritkan materi pelajaran yang bersifat abstrak diperlukan media pembelajaran misalnya komik dan animasi. 2 Teori Vygotsky Teori Vygotsky menekankan pada hakikat sosiokultural dalam pembelajaran. Vygotsky mengemukakan bahwa pengkonstruksian pengetahuan oleh peserta didik terjadi tidak hanya melalui interaksi dengan obyek-obyek fisik, tetapi juga melaui suatu interaksi sosial. Menurut Vygotsky, interaksi sosial yang berkaitan langsung dengan memanipulasi obyek akan memberi kesempatan peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan Wartono dkk, 2004:9. Vygotsky menemukan hal penting berkaitan dengan pembelajaran pada anak diantaranya adalah mengkonstruksi pengetahuan dan perkembangan kognitif terkait erat dengan interaksi sosial yang dapat dihadirkan dalam dalam bentuk kerja sama antar peserta didik. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 21 Implikasi pandangan Vygotsky dalam pembelajaran kuantum adalah pengaturan ruang kelas yang memungkinkan peserta didik dapat berinteraksi dalam pemecahan masalah. Melalui interaksi yang terjadi selama proses belajar, akan berpengaruh kepada keberhasilan peserta didik. Interaksi dapat mengubah kemampuan dan bakat alamiah menjadi pengalaman belajar yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Sementara itu, interaksi dengan media komik dan animasi memungkinkan peserta didik dapat memepelajari fenomena alam yang dihadirkan melalui media komik dan animasi. 3 Teori Bruner Belajar menurut Bruner adalah belajar penemuan. Peserta didik belajar melaui keterlibatan aktif dengan konsep dan prinsip, sedangkan guru mendorong peserta didik untuk mendapatkan pengalaman dengan melakukan kegiatan. Belajar penemuan terjadi apabila peserta didik terlibat secara aktif dalam menggunakan proses mentalnya agar memperoleh pengalaman, sehingga memungkinkan peserta didik menemukan konsep atau prinsip tersebut. Menurut Bruner dalam Herawati, 2003:33 “ pada proses belajar penemuan, siswa didorong oleh rasa ingin tahu untuk mengeksplorasi dan belajar sendiri”. Rasa ingin tahu menjadikan peserta didik berada pada masalah atau situasi yang membingungkan. Bruner menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik. Belajar mencari dengan sendiri pemecahan dari masalah akan menghasilkan pengetahuan yang bermakna. Implementasi pandangan Bruner dalam pembelajaran sains adalah peserta didik didorong untuk belajar melalui perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 22 keterlibatan aktif untuk mendapatkan pengalaman yang memungkinkan peserta didik menemukan pengetahuan sendiri. Melalui pengalaman yang dimiliki, peserta didik mencoba untuk memecahkan masalah tersebut dan menemukan pengetahuan yang baru. Proses pemecahan masalah dilaksanakan melalui kegiatan diskusi kelompok pada pembelajaran kuantum. Guru bertugas memberikan masalah kepada peserta didik yang dapat mendorongnya untuk melakukan penemuan. Sains khususnya biologi diperoleh melalui proses penemuan dengan menerapkan keterampilan proses sains dan sikap ilmiah, oleh karena itu dalam belajar sains peserta didik mengembangkan keterampilan proses sains untuk dapat menemukan fakta atau teori baru bagi diri mereka sendiri. Belajar penemuan memiliki beberapa kelebihan antara lain pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan dapat bertahan lama atau mudah diingat dibandingkan dengan cara belajar yang lain. Melalui belajar penemuan peserta didik dituntut untuk terlibat aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Belajar penemuan dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan memotivasi peserta didik untuk menemukan dan memecahkan masalah.

2. Model Pembelajaran Kuantum