perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 14
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Hakikat Belajar Sains
a. Belajar Sains
Definisi belajar menurut Winkel 1991:36 adalah “ suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap”. Seseorang dapat dikatakan belajar apabila terjadi perubahan dalam pola
perilaku yang dapat dilihat dari kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu. Perubahan-perubahan yang dimaksud dapat berupa sesuatu yang baru, atau dapat
pula berupa penyempurnaan terhadap hasil yang telah diperoleh sebelumnya. Menurut Lukmanul Hakim 2008:27 “belajar adalah proses perubahan
perilaku akibat interaksi individu dengan lingkungan”. Artinya seseorang dikatakan telah belajar jika dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya.
Perilaku tersebut meliputi aspek pegetahuan, sikap, dan keterampilan. Hasil belajar aspek pengetahuan adalah dari tidak tahu menjadi tahu, pada aspek sikap dari tidak
mau menjadi mau, dan pada aspek keterampilan dari tidak mampu menjadi mampu. Berdasarkan definisi di atas dapat diketahui bahwa belajar merupakan aktivitas
pada diri seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan yang ditandai dengan perubahan tingkah laku. Dengan demikian belajar bukan hanya berorientasi
pada hasil, melainkan juga proses yang harus dijalani oleh individu secara aktif dan sadar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 15
Sains didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu
penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya Depdiknas, 2006:7. Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan
hanya penguasaan konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Oleh karena itu, sains bukan hanya merupakan kumpulan
pengetahuan saja, melainkan juga merupakan suatu proses penemuan. Melalui pembelajaran sains diharapkan peserta didik dapat mempelajari alam sekitar,
mengembangkan, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan didasarkan pada metode ilmiah.
Sains tumbuh dan berkembang dengan langkah-langkah yang sistematis sesuai dengan metode ilmiah. Menurut Herawati 2000:3 “sains meliputi tiga aspek yaitu
produk, proses dan sikap ilmiah”. Produk sains meliputi berbagai pengetahuan yang terdiri dari fakta, konsep, teori, prinsip, dan hukum. Proses sains diwujudkan dalam
bentuk ketrampilan proses untuk mendapatkan dan mengembangkan pengetahuan. Sedangkan sikap ilmiah sebagai sikap atau perilaku ilmiah yang dimiliki seseorang.
Belajar sains bukan pada banyaknya siswa untuk menghafal konsep, tetapi lebih kepada bagaimana agar siswa berlatih menemukan konsep-konsep sains
melalui metode ilmiah. Siswa dapat melakukan kerja ilmiah, termasuk dalam hal meningkatkan kreativitas dan mengapresiasi nilai-nilai. Proses pembelajaran
menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan
sains diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 16
Belajar sains adalah belajar berproses, untuk mewujudkannya maka dalam proses belajar harus menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung untuk
membantu peserta didik memperoleh pemahaman secara lebih mendalam. Pembelajaran sains didesain dengan menempatkan aktivitas nyata peserta didik
dengan berbagai objek yang dipelajari. Menurut Suciati 2010: 237 keterampilan proses sains yang perlu
dikembangkan diantaranya adalah “keterampilan mengamati, mengelompokkan, menafsirkan, meramalkan, mengajukan pertanyaan, berhipotesis, melakukan
percobaan, dan mengkomunikasikan hasil percobaan”. Keterampilan proses sains harus dikaji secara bertahap mulai dari kemampuan yang paling sederhana sampai
kepada kemampuan yang tertinggi sesuai dengan kemampuan kognitif peserta didik dan karakteristik materi pelajaran.
Melalui keterampilan proses sains dapat dikembangkan berbagai sikap ilmiah diantaranya tanggug jawab, rasa ingin tahu, jujur, tekun, obyektif, terbuka terhadap
pendapat orang lain, toleransi, kerja keras, kecermatan, disiplin, percaya diri, dan konsep diri positif. Sikap ilmiah dan cara berpikir merupakan dasar dalam
pembentukan karakter peserta didik. Sumaji dkk 2003:35 menyebutkan bahwa “tujuan pendidikan sains di SMP
adalah agar siswa memahami dan menguasai konsep sains dan saling keterkaitannya, serta mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang
dihadapi, sehingga lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan Penciptanya”. Untuk mencapai tujuan tersebut, pembelajaran harus mengembangkan keterampilan proses
peserta didik untuk mengkomunikasikan, mengembangkan konsep dasar secara ilmiah dan kesadaran sains dalam kehidupan sehari-hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 17
b. Konstruktivisme dalam Belajar Sains