perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 22
keterlibatan aktif untuk mendapatkan pengalaman yang memungkinkan peserta didik menemukan pengetahuan sendiri.
Melalui pengalaman yang dimiliki, peserta didik mencoba untuk memecahkan masalah tersebut dan menemukan pengetahuan yang baru. Proses pemecahan
masalah dilaksanakan melalui kegiatan diskusi kelompok pada pembelajaran kuantum. Guru bertugas memberikan masalah kepada peserta didik yang dapat
mendorongnya untuk melakukan penemuan. Sains khususnya biologi diperoleh melalui proses penemuan dengan menerapkan keterampilan proses sains dan sikap
ilmiah, oleh karena itu dalam belajar sains peserta didik mengembangkan keterampilan proses sains untuk dapat menemukan fakta atau teori baru bagi diri
mereka sendiri. Belajar penemuan memiliki beberapa kelebihan antara lain pengetahuan yang
diperoleh dengan belajar penemuan dapat bertahan lama atau mudah diingat dibandingkan dengan cara belajar yang lain. Melalui belajar penemuan peserta didik
dituntut untuk terlibat aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Belajar penemuan dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan memotivasi peserta didik untuk
menemukan dan memecahkan masalah.
2. Model Pembelajaran Kuantum
a. Definisi Pembelajaran Kuantum Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pencapaian tujuan belajar
adalah kemampuan guru untuk mengembangkan model pembelajaran. Model yang dipilih guru harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang memberi
kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk berpartisipasi aktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 23
menemukan dan membangum pengetahuannya. Aunurrahman 2009:146 mengartikan model pembelajaran sebagai “pola yang digunakan untuk merancang
bahan pelajaran serta membimbing aktivitas pembelajaran”. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru hendaknya dapat mendorong peserta didik untuk belajar
dengan mendayagunakan potensinya, menyenangkan, sehingga dapat meraih hasil belajar yang lebih baik. Salah satu model pembelajarn yang dianggap mampu
mewujudkan kondisi tersebut adalah model pembelajaran kuantum. Bobbi DePorter dan Mike Hernacki 2003:4 menyebutkan bahwa “quantum
learning merupakan pembelajaran yang menggabungkan rasa percaya diri, keterampilan belajar, dan keterampilan berkomunikasi dalam lingkungan yang
menyenangkan”. Falsafah pembelajaran kuantum didefinisikan sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Falsafah ini memiliki kemiripan dengan teori
fisika kuantum yang dikemukakan oleh Albert Einstein dalam rumus E = mc
2
. Pembelajaran kuantum memandang semua aktifitas kehidupan adalah energi,
sedangkan tubuh secara fisik diibaratkan sebagai massa, dan interaksi atau hubungan yang tercipta diibaratkan sebagai cahaya. Jadi, pembelajaran kuantum dapat
didefinisikan bahwa sebuah interaksi. Hubungan dan inspirasi yang tercipta dalam proses pembelajaran sangat berbengaruh terhadap aktivitas dan efektifitas belajar di
dalam kelas. Menurut Udin Syaefudin 2008:130 tujuan pokok pembelajaran kuantum
adalah “ meningkatkan partisipasi peserta didik , motivasi dan minat belajar, daya ingat dan rasa kebersamaan, daya dengar dan kehalusan perilaku”. peserta didik
diharapkan memperluas pengaruh dan kekuatan pribadi, berinteraksi sosial dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 24
masyarakat. Melalui kemampuan tersebut diharapkan peserta didik mampu mengatasi situasi yang menantang dan mudah mempelajari informasi baru.
Beberapa pemikiran yang turut melandasi pembelajaran kuantum adalah teori sugestologi yang dikemukakan oleh Lozanov. Menurut Lozanov dalam DePoter
dan Mike Hernacki, 2003:14 “pada prinsipnya sugesti dapat mempengaruhi hasil belajar”. Teknik yang digunakan untuk memberikan sugesti positif adalah dengan
mendudukkan peserta didik secara nyaman, memasang musik dalam kelas, meningkatkan partisipasi, menyampaikan informasi dengan poster, dan menyediakan
guru yang berpotensi. Lozanov dalam Dave Meier 2005:50 menyebutkan “bahwa kombinasi musik, sugesti dan permainan memungkinkan pelajar untuk belajar jauh
lebih cepat dan jauh lebih efektif”. Pembelajaran kuantum dapat mengembangkan keseimbangan antara belahan
otak kiri dan otak kanan, karena kedua belahan otak tersebut memiliki peran yang sama pentingnya. Proses berfikir antara otak kiri dan otak kanan memiliki perbedaan.
Otak kiri lebih condong berfikir dalam hal angka, logika, matematis dan hal-hal yang memerlukan pemikiran yang rasional dan analitis. Sedangkan otak kanan cenderung
berkaitan dengan hal-hal yang abstrak, imajinatif, warna, seni, musik, perasaan, emosi dan pemikiran yang lebih santai.
Orang-orang yang memanfaatkan kedua belahan otak ini cenderung seimbang dalam setiap aspek mereka. Belajar akan tersa lebih mudah karena memiliki pilihan
untuk menggunakan bagian otak yang diperlukan. Oleh karena itu untuk menyeimbangkan kecenderungan belajar yang banyak menggunakan otak kiri, perlu
dimasukkan unsur musik dan hal-hal yang bersifat estetis dalam kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 25
pembelajaran. Hal ini akan berdampak positif pada kekuatan otak untuk berfikir secara efektif dan emosi yang positif. Jadi, suasana pembelajaran harus bersifat
menyenangkan bagi peserta didik. Pembelajaran kuantum berlandaskan pada asas utama yaitu “ bawalah dunia
mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka “ DePorter et all, 2007:6. Maksudnya adalah sebagai seorang guru dituntut mampu memasuki dunia
pembelajar sebagai langkah pertama dalam pembelajaran. Melalui cara ini guru akan lebih mudah membimbing peserta didik memperoleh pemahaman baru dengan cara
mengaitkan apa yang dipelajari dengan peristiwa di kehidupan sehari-hari. Setelah kaitan terbentuk, peserta didik dibawa kedunia guru dengan diberi pemahaman
tentang isi pelajaran. Akhirnya dengan pengertian yang lebih luas dan penguasaan mendalam, peserta didik dapat menerapkan yang dipelajari ke dalam dunia nyata.
b. Strategi Pembelajaran Kuantum Kerangka rancangan pembelajaran kuantum menurut DePorter et all 2007:88
adalah Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. Untuk memudahkan mengingatnya DePorter menyingkatnya dengan akronim “TANDUR”.
1 Tumbuhkan Memberikan apersepsi yang menarik perhatian peserta didik, menumbuhkan
minat dengan hal-hal yang menarik. Jadi, sejak awal dimulai kegiatan pembelajaran peserta didik telah termotivasi untuk belajar. Buatlah peserta didik tertarik atau
penasaran terhadap materi pelajaran misalnya dengan menggunkan media komik dan animasi. Adanya rasa penasaran akan memunculkan hasarat bertanya sebagai bentuk
ungkapan rasa ingin tahu dalam belajar sains.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 26
2 Alami Memberikan pengalaman nyata yang dialami sendiri oleh peserta didik
berkaitan dengaan konsep pengetahuan yang akan dipelajari. Pengalaman yang dialami akan memberikan jalan untuk penamaan sebuah konsep. Pengalaman belajar
dalam pembelajaran sains dapat tercermin dalam keterampilan proses mengamati, mengklasifikasi, menyimpulkan, bertanya, dan berkomunikasi.
3 Namai Penamaan merupakan informasi, fakta, rumus, pemikiran, tempat dan lain-lain.
Penamaan dibangun atas dasar pengetahuan dan rasa ingin tahu peserta didik. Tahap inilah konsep baru, keterampilan berfikir dan strategi belajar diterapkan. Berikan
data atau konsep-konsep pokok dari pelajaran tepat saat minat, motivasi dan rasa ingin tahu dalam kondisi puncak. Tahap ini dapat dikembangkan keterampilan proses
membuat kesimpulan sebagai wujud mengkode suatu konsep dalam pikiran. 4 Demonstrasikan
Peserta didik diberi kesempatan untuk menunjukkan kemampuan, pemahaman dan penguasaan terhadap materi atau pengetahuan yang baru. Kesempatan
mendemonstrasikan apa yang dipelajari akan memperkuat pengalaman dan pengetahuan dalam memori ingatan. Berikan kesempatan bagi peserta didik untuk
mengaitkan pengalamn dengan konsep baru, sehingga mampu menghayati dan membuatnya sebagai pengalaman pribadi. Mendemonstrasikan dapat dengan
menyelesaikan masalah, menganalisis data, mempraktikkan materi dalam situasi nyata dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 27
5 Ulangi Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengulangi apa yang
telah dipelajarinya. Sehingga setiap peserta didik dapat merasakan langsung kesulitan dan keberhasilan yang diperoleh dan menunjukkan “aku tahu bahwa aku
memang tahu”. Strategi ini dapat dilakukan dengan cara mengkomunikasikan pengetahuan kepada orang lain, atau dapat pula menggunakan pertanyaan post test
untuk memastikan bahwa pengetahuan baru telah dikuasai. 6 Rayakan
Merupakan pengakuan untuk setiap usaha, partisipasi, dan menguasai pengetahuan baru. Setiap usaha dan keberhasilan layak untuk dirayakan dengan
memberikan pujian, bernyanyi bersama, pemberian reward atau minimal tepuk tangan. Perayaan diberikan untuk menghormati setiap usaha, ketekunan, kesuksesan
yang dapat memberikan kepuasan dan kegembiraan. Akhir pembelajaran yang menyenangkan dapat menjadikan peserta didik semakin termotivasi untuk belajar
lebih lanjut. Kerangka belajar ini memastikan bahwa dalam kegiatan belajar peserta didik
benar-benar mengalaminya, menjadikan pengetahuan bermanfaat bagi dirinya serta mencapai kesuksesan dari hasil belajar. Lingkungan kelas tempat pembelajaran turut
mempengaruhi kemampuan peserta didik untuk menyerap dan fokus pada materi. Beberapa hal yang menunjukkan lingkungan pembelajaran kuantum adalah
lingkunagan belajar yang meliputi lingkungan sekeliling, alat bantu, pengaturan bangku, kehadiran tumbuhan, aroma, dan musik. Pembelajaran harus memperhatikan
hal-hal yang mampu membuat pembelajaran menjadi optimal. Misalnya dengan menciptakan lingkungan belajar yang positif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 28
Lozanov dalam Dave Meier 2005:50 menunjukkan bahwa “ belajar yang paling baik melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera dan segenap kedalaman
serta keluasan pribadi”. Sedangkan menurut Drydan dan Vos 2000:351 “ lingkungan fisik jelas mempengaruhi proses belajar. Suara, cahaya, suhu, tempat
duduk dan sikap tubuh semuanya penting”. Dapat dijelaskan bahwa pembelajaran akan berhasil dengan baik jika peserta didik melibatkan semua inderanya. Semakin
banyak alat indera yang digunakan, semakin besar pula kemungkinan peserta didik mampu menerima, mengolah dan mengingat pelajaran.
Menurut DePorter, musik dapat berpengaruh pada guru dan peserta didik. Musik dapat digunakan untuk menata suasana hati, mengubah keadaan mental
peserta didik, dan mendukung lingkungan belajar. Irama, ketukan, dan keharmonisan musik mempengaruhi gelombang otak dan detak jantung, disamping
membangkitkan perasaan dan ingatan. Musik dapat membantu peserta didik masuk ke dalam keadaan belajar optimal, musik juga dapat memungkinkan guru
membangun hubungan dengan peserta didik dengan bahasa peserta didik yang senang dengan musik.
Guru yang baik harus mampu merancang ruang kelas yang menyediakan fasilitas belajar yang menyenangkan. Crister Gudmendson dalam Dryden dan Vos
2005:301 menyatakan “suasana sejak peserta didik memasuki ruang kelas haruslah benar-benar menyenangkan”. Kondisi ruangan yang dihias dengan poster berwarna
mampu menstimulus peserta didik yang memiliki gaya belajar visual. Iringan lantunan musik dapat membangkitkan gaya belajar auditorial, dan aktivitas yang
dilakukan peserta didik dapat menggairahkan gaya belajar kinestetik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 29
3. Media Pembelajaran Sains