Konstruktivisme dalam Belajar Sains

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 17

b. Konstruktivisme dalam Belajar Sains

Menurut pandangan konstrukstivisme, pengetahuan merupakan hasil bentukan sendiri dari peserta didik sebagai pelaku pembelajar. Sebagaimana yang diungkapkan Paul Suparno 2007:9 “pengetahuan merupakan konstruksi seseorang yang sedang mengolahnya”. Melalui belajar peserta didik dapat membentuk suatu konsep atau pengetahuan tertentu. Oleh karenanya, untuk mendapatkan pengetahuan peserta didik harus aktif sendiri mengkonstruksi bahan belajar. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah jadi, melainkan sesuatu yang harus dibentuk sendiri dalam pikiran. Belajar merupakan proses yang aktif dimana peserta didik membangun sendiri pengetahuannya, mencari makna dari yang dipelajari, peserta didik sendiri yang bertanggung jawab atas hasil belajarnya. Wartono dkk 2004:9 menyebutkan bahwa “konstruktivisme memiliki pandangan-pandangan dalam kaitannya dengan pengalaman belajar”. Pandangan tersebut adalah bahwa belajar sains adalah penyusunan pengetahuan, mengajar sains adalah menciptakan lingkungan agar peserta didik termotivasi dalam menggali makna, serta pemahaman peserta didik terhadap pengetahuan dapat berbeda tergantung pada pengalaman dan bagaimana cara menerapkannya. Menurut Herawati 2003:42 “ide pokok teori pembelajaran konstruktivis adalah siswa secara aktif membangun pengetahuan mereka sendiri”. Implementasinya dalam pembelajaran biologi adalah pembelajaran akan mencapai sasaran apabila peserta didik berpartisi aktif. Proses pembelajaran harus dirancang dengan cermat agar peserta didik benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan serta memecahkan masalah. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 18 Baharudin dan Esa 2008:115 menjelaskan tentang hakikat belajar konstruktivisme bahwa “belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan cara mencoba memberi makna pada pengetahuan sesuai pengalamannya”. Belajar adalah membangun pengetahuan sedikit demi sedikit, peserta didik harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan member makna melalui pengalaman nyata. Implementasinya dalam pembelajaran sains di sekolah adalah dengan cara membiasakan peserta didik memecahkan masalah, kemudian dengan ide-ide yang dimilikinya berusaha menemukan suatu pengetahuan baru yang berguna bagi dirinya. Wenno 2008:30 menyebutkan bahwa ”KTSP tahun 2006 yang berbasis kompetensi dikembangkan berdasarkan teori konstruktivisme, berorientasi pada proses dan hasil belajar”. Oleh karena itu guru sains harus mampu membantu peserta didik bagaimana belajar sains. Pembelajaran harus menciptakan peserta didik mampu mengembangkan dirinya secara maksimal melalui serangkaian proses yang dialami selama proses pembelajaran di sekolah. Belajar hendaknya dilakukan oleh peserta didik dengan membangun sendiri pengetahuan secara ilmiah, menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah. Produk sains khususnya biologi, diperoleh melalui keterampilan proses yang dimiliki peserta didik dan selanjutnya dapat mengembangkan sikap ilmiah. Oleh karena itu dalam pembelajaran biologi haruslah melalui aktivitas yang aktif, membangun pengetahuannya sendiri sebagaimana yang dianjurkan dalam teori konstriktivisme. Pembelajaran bukan lagi memberi perintah atau perlakuan kepada peserta didik, melainkan peserta didiklah yang melakukan kegiatan itu. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 19 Peran seorang guru sains bukanlah mentransfer pengetahuan kepada peserta didik, melainkan lebih sebagai fasilitator dan mediator yang membantu peserta didik mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri secara efektif. Guru sains harus menyediakan pengalaman belajar yang nyata bagi peserta didik, dan menumbuhkan kegiatan yang membangkitkan rasa ingin tahu dan semangat belajar peserta didik. Guru sains harus mampu merencanakan susana kelas sedemikian rupa sehingga peserta didik memperoleh kesempatan seluas-luasnya untuk berinteraksi. Pembelajaran sains harus menjadikan peserta didik mampu menemukan, membentuk dan mengembangkan kemampuan atau pengetahuan secara aktif.

c. Teori Belajar Sains