Tindakan Pembelajaran Siklus II

Peneliti membagikan LKS yang berisi materi “sifat-sifat bangun ruang” kepada setiap kelompok. Siswa sudah mulai terbiasa dengan tugas-tugas yang ada di dalam LKS tanpa diperintah terlebih dahulu masing-masing kelompok sudah sibuk membagi tugas kepada teman-teman kelompoknya. Aktivitas siswa semakin terlihat lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Peneliti bersama observer berkeliling seperti biasa memantau siswa dalam mengerjakan LKS, pada proses pembelajaran group investigation pada pertemuan ini sudah terlihat mengalami banyak peningkatan. Siswa sudah tidak begitu ribut dan peran peneliti pun sudah mulai berkurang karena siswa sudah paham dengan sendirinya. 3 Pertemuan ke-9 Sabtu, 10 Mei 2014 Pertemuan 9 berlangsung 2 x 35 menit 2 jam pelajaran. Kegiatan pembelajaran diawali dengan membuka pembelajaran dan apersepsi. Kelas sudah mulai rapih karena siswa sudah duduk dengan masing-masing kelompoknya, dan sudah kelihatan bersemangat untuk memulai pertemuan kali ini. Peneliti membagikan LKS yang berisi ma teri “sifat-sifat bangun ruang” kepada setiap kelompok. Siswa sudah mulai terbiasa dengan tugas-tugas yang ada di dalam LKS tanpa diperintah terlebih dahulu masing-masing kelompok sudah sibuk membagi tugas kepada teman-teman kelompoknya. Aktivitas siswa semakin terlihat lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Peneliti bersama observer berkeliling seperti biasa memantau siswa dalam mengerjakan LKS, pada proses pembelajaran group investigation pada pertemuan ini sudah terlihat mengalami banyak peningkatan. Siswa sudah tidak begitu ribut dan peran peneliti pun sudah mulai berkurang karena siswa sudah paham dengan sendirinya. 4 Pertemuan ke-10 Kamis, 15 Mei 2014 Pertemuan kesepuluh ini sama halnya dengan pertemuan sebelumnya yang berlangsung 2 x 35 menit 2 jam pelajaran yang dimulai dari pukul 14.00-15.10. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan membuka pembelajaran dan memerikasa absensi siswa, dan semua siswa hadir. Pertemuan tidak dibagi kelompok karena akan dilaksanakan tes akhir siklus II. Tes ini berbentuk pilihan ganda yang telah diuji validitas dan reabilitas soal, soal berjumlah 20 soal. Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat hasil belajar matematika siswa terhadap materi yang telah diajarkan pada pertemuan- pertemuan sebelumnya. Sebelum dilaksakan tes , 10 menit dilakukan review sekilas materi yang telah dipelajari. c. Tahap observasi dan analisis Tahap observasi berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Guru kelas observer melakukan pengamatan langsung tentang pelaksanaan pembelajaran group investigation dan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan aktivitas belajar melalu lembar observasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.3 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa pada Pembelajaran Siklus II No Jenis Aktivitas Indikator yang diamati Pert.7 Pert.8 Pert.9 Rata- rata 1 Visual Activities Membaca LKS pada saat kegiatan diskusi 4 80 4 80 4 80 80 Memperhatikan guru atau teman pada saat menjelaskan materi dan pada saat diskusi 3 60 4 80 4 80 73,33 Rata-rata aktivitas visual 70 80 80 76,67 2 Writing Activities Mencatat materi yang guru sampaikan 4 80 3 60 4 80 73,33 Rata-rata aktivitas menulis 80 60 80 73,33 3 Oral Activities Mengajukan pertanyaan pada saat diskusi 4 80 4 80 4 80 80 Menanggapi laporan hasil kerja kelompok 4 80 3 60 4 80 73,33 Rata-rata aktivitas oral 80 70 80 76,67 4 Mental Activities Memecahkan masalah yang terdapat dalam LKS 4 80 3 60 4 80 73,33 Rata-rata aktivitas mental 80 80 80 73,33 5 Emotional Activities Minatantusias siswa selama belajar 4 80 4 80 4 80 80 Senang selama belajar 4 4 4 80 80 80 80 Rata-rata aktivitas emosional 80 80 80 80 Rata-rata Aktivitas Total 76 Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus II adalah sebagai berikut: 1 Visual Activities Rata-rata persentase aktivitas siswa yang meperhatikan penjelasan guru atau teman pada saat diskusi sebanyak 76,67. Hal ini menunjukan bahwa siswa yang memperhatikan guru atau teman pada saat diskusi berlangsung sudah cukup banyak dan memperoleh nilai baik, akan tetapi masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru atau teman pada saat diskusi. Aspek ini sudah menunjukan adanya peningkatan yang sangat baik bila dibandingkan dengan hasil persentase pada siklus I. 2 Oral Activities Rata-rata persentase aktivitas oral mencapai 76,67. Rata-rata persentase mengajukan pertanyaan sebanyak 80. Hal ini menunjukan bahwa pada saat diskusi berlangsung sudah terbilang cukup, karena sudah banyak siswa yang berani bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan temannya. Rata-rata menanggapi pertanyaan guru atau teman pada saat diskusi sebanyak 73,33. Hal ini menunjukan bahwa pada saat memberi penjelasan siswa sudah berani mengemukakan pendapatnya dan percaya diri akan pendapatnya. Kedua aspek ini sudah menunjukan adanya peningkatan yang sangat baik bila dibandingkan dengan hasil persentase pada siklus I. 3 Writing Activities Writing activities yang dinilai peneliti adalah mencatat materi yang disampaikan guru dan membuat rangkuman dari hasil diskusi kelompok. Rata-rata aktivitas menulis siswa mencapai 73,33 . dalam aktivitas ini siswa sudah mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. 4 Mental Activities Untuk mental activities yaitu aktivitas memecahkan soal dalam bahan diskusi, rata-rata persentase aktivitas mental mencapai 73,33 dengan persentase aktivitas siswa memecahkan masalah mencapai 73,33, siswa sudah mampu mengerjakan soal-soal dengan kelompoknya. Aspek ini sudah menunjukan adanya peningkatan yang sangat baik bila dibandingkan dengan hasil persentase pada siklus I. 5 Emotional Activities Rata-rata aktivitas emosional siswa mencapai 80 diantaranya minat siswa dengan pembelajaran group investigation mencapai 80, menurut observer siswa terlihat antusias dan bersemangat pada saat mengerjakan tugas-tugas yang ada di LKS karena menurut siswa pembelajaran yang diterapkan sangat menarik, siswa dilatih untuk memahami materi sendiri. Siswa cukup senang dengan diterapkannya model pembelajaran group investigation dengan persentase yang diperoleh 80. Kedua aspek ini sudah menunjukan adanya peningkatan yang sangat baik bila dibandingkan dengan hasil persentase pada siklus I. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada saat pembelajaran siklus II rata-rata aktivitas yang diperoleh sebesar 76. Rata-rata aktivitas siswa pada siklus II ini meningkat dibandingkan pada siklus I yang hanya mencapai 62. Hal ini menunjukan bahwa aktivitas siswa ketika proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran group investigation sudah cukup baik. Hasil belajar selama siklus II diperoleh dari nilai tes akhir siklus II pada pertemuan ke-10, kriteria ketuntasan minimal KKM siklus II adalah 6,5. Berikut merupakan tabel tes hasil belajar matematika siswa pada siklus II. Tabel 4.4 Hasil Belajar Matematika Siklus II Interval F f relatif f relatif kumulatif ≥ 55 – 60 9 25 100 61 – 66 3 8,3 75 67 – 72 6 16,7 66,7 73 – 78 10 27,8 50 79 – 84 4 11,1 22,2 85 – 90 4 11,1 11,1 Keterangan: Nilai tertinggi = 90 Jumlah siswa = 36 Nilai terebdah = 55 Rata-rata = 71 Dari tabel di atas terlihat nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diperoleh sebesar 71. Pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Nilai rata-rata siswa jauh lebih besar dibandingkan dengan siklus I yang hanya mendapat nilai rata-rata 64,77. Pada siklus II ini indikator keberhasilan penelitian sudah sepenuhnya tercapai dimana rata-rata hasil belajar siswa mencapai nilai lebih dari atau sama dengan 65 sesuai dengan KKM. Gambar 4.4 Kegiatan Tes Akhir Siklus II d. Tahap refleksi Pada siklus II ini kemampuan siswa dalam memahami pelajaran matematika sudah mengalami peningkatan sesuai dengan aktivitas yang diharapkan pada penelitian ini. Peningkatan dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu memperhatikan penjelasan guru, menanyakan materi yang belum dipahami, merespon pertanyaan dari guru dan siswa lain, mencatat materi pelajaran, memecahkan masalahmenyelsaikan soal yang diberikan. Berdasarkan hasil observasi pada siklus II diperoleh persentase rata-rata aktivitas siswa mencapai 76, dengan hasil ini indikator keberhasilan telah tercapai. Dengan adanya peningkatan aktivitas belajar matematika siswa dan indikator keberhasilan sudah tercapai maka penelitian ini dihentikan.

B. Pemeriksaan Keabsahan Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri atas instrumen tes dan non tes. Instrument tes berupa soal dan dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Instrumen non tes berupa lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa, lembar wawancara siswa, serta catatan lapangan. Lembar observasi aktivitas belajar diisi pada setiap pertemuan sedangkan wawancara dilakukan pada akhir siklus II. Tes ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan hasil belajar matematika siswa pada tiap siklus sebagai implikasi dari Penelitian Tindakan Kelas PTK. Untuk mendapatkan data yang abash dilakukan teknik triangulasi. Hal ini bertujuan untuk menggali data dari sumber yang sama yaitu siswa, dengan menggunakan cara yang berbeda, yaitu: 1 melihat hasil observasi dari aktivitas belajar matematika siswa, 2 menilai hasil tes siklus I dan II, dan 3 mendiskusikan bersama kolaborator mengenai hasil catatan lap angan beserta lembar observasi. Data dikatan abash jika ketiga cara tersebut menghasilkan data yang sama, yaitu: 1 berdasarkan lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa menunjukan rata-rata aktivitas tinggi dan mencapai indikator keberhasilan. 2 berdasarkan hasil tes siklus I dan II menunjukan rata- rata nilai siswa mencapai sama dengan atau lebih dari 70. 3 berdasarkan hasil catatan lapangan dan lembar wawancara disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa cukup baik dan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II.

C. Analisis data

1. Aktivitas Belajar Matematika Siswa

Data mengenai aktivitas belajar matematika siswa, salah satunya diperoleh dari instrument aktivitas belajar matematika siswa. Rata-rata persentase aktivitas belajar matematika siswa pada siklus I dan II, penulis sajikan pada tabel di bawah ini: Tabel 4.4 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa No Jenis Aktivitas Indikator yang diamati Siklus I Siklus II 1 Visual Activities Membaca LKS pada saat kegiatan diskusi 72 80 Memperhatikan guru atau teman pada saat menjelaskan materi dan pada saat diskusi 60 73,33 Rata-rata aktivitas visual 66 76,67 2 Writing Activities Mencatat materi yang guru sampaikan 64 73,33 Rata-rata aktivitas menulis 64 73,33 3 Oral Activities Mengajukan pertanyaan pada saat diskusi 60 80 Menanggapi laporan hasil kerja kelompok 60 73,33 Rata-rata aktivitas oral 60 76,67 4 Mental Activities Memecahkan masalah yang terdapat dalam LKS 56 73,33 Rata-rata aktivitas mental 56 73,33 5 Emotional Activities Minatantusias siswa selama belajar 68 80 Senang selama belajar 72 80 Rata-rata aktivitas emosional 70 80 Rata-rata Aktivitas Total 62 76 Berdasarkan tabel di atas diperoleh informasi bahwa rata-rata persentase aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan 14. Data pada tabel tersebut juga menunjukan bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus II telah dapat meperbaiki atau meningkatkan sebagian besar aspek aktivitas yang masih rendah pada siklus I. Rata-rata persentase setiap aktivitas belajar matematika siswa siklus I dan II, penulis sajikan pada grafik di bawah ini: 10 20 30 40 50 60 70 80 visual writing oral mental emotional siklus I 66 64 60 56 70 siklus II 76.67 73.33 76.67 73.33 80 Grafik 4.1 Persentase aktivitas belajar matematika siswa berdasarkan indikator aktivitas Berdasarkan grafik 4.1 di atas diketahui bahwa persentase aktivitas belajar matematika pada siklus II secara keseluruhan mengalami peningkatan. Aspek peningkatan tertinggi terjadi pada indikator mental activities yang meningkat sebesar 20. Peningkatan aspek aktivitas yang belum maksimal terjadi pada writing activities yaitu hanya mengalami peningkatan sebesar 9. Rata-rata persentase aktivitas belajar matematika siswa siklus I dan siklus II penulis sajikan pada grafik di bawah ini: Grafik 4.2 Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus I dan Siklus II Berdasarkan grafik 4.2 tersebut diketahui bahwa persentase aktivitas belajar matematika siswa secara keseluruhan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 14 dari siklus I 62 menjadi 76, hal ini menunjukan bahwa tindakan perbaikan yang dilakukan pada siklus II dapat memperbaiki dan meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa.

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan pada guru sebelum tindakan penelitian pendahuluan diperoleh beberapa informasi diantaranya siswa jarang sekali bertanya tentang materi pelajaran dan masih ada sebagian kecil siswa yang sering tidak memperdulikan saat guru menjelaskan. Keterangan yang sama tersebut diperoleh melalui wawancara siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa setelah siklus II diperoleh informasi bahwa model pembelajaran kooperatif tipe group investigation yang diterapkan sudah dilaksanakan dengan sangat baik, beberapa aktivitas yang dianggap kurang telah menunjukan peningkatan sehingga dapat dikatakan berhasil.

3. Hasil Belajar Matematika Siswa

Hasil belajar belajar diperoleh dari tes akhir siklus I dan II, data persentase ketuntasan hasil belajar siswa setiap akhir siklus. Perbandingan statistic hasil belajar matematika siswa siklus I dengan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siklus I dan II No Statistik Deskriptif Siklus I Siklus II 1 Nilai tertinggi 83,33 90 2 Nilai terendah 33,33 55 3 Jangkauan 50 35 4 Rata-rata 64,77 71

Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

Peningkatkan Kemampuan Penalaran Induktif Matematik Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation

0 15 189

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

IMPLEMENTASI METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

0 6 183

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION Peningkatan Prestasi Belajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas X Teknik Komputer Dan

0 0 17

Dusalan Volume 6 Nomor 2 Juli 2015

0 0 9

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

0 0 10

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

0 0 6

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN INVESTIGASI MATEMATIKA SISWA Alfira Mulya Astuti

0 0 12