5 Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation GI, salah satu
model yang cocok untuk mempersatukan proyek belajar yang menuntut kemahiran dari setiap kelompok dalam menganalisis
untuk memecahkan permasalahan. Dari hasil analisis terbus kemudian setiap kelompok melaporkannya dalam diskusi kelas.
22
4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation
a. Model Pembelajaran Group Investigation GI
Model pembelajaran group investigation dikembangkan oleh Sholomo dan Yeal Sharan di Universitas Tel Aviv. Pembelajaran
dimana siswa ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan empat atau lima siswa yang merupakan campuran dari kemampuan
akademik yang berbeda, sehingga dalam setiap kelompok terdapat siswa siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah atau variasi
jenis kelamin, klompok ras dan etnis atau klompok sosial lainnya.
23
Strategi belajar kooperatif tipe GI dikembangkan oleh Sholomo Sharan dan Yeal Sharan di Universitas Tel Aviv, Israel. Secara umum
perencanaan pengorganisasian kelas dengan menggunakan teknik kooperatif GI adalah kelompok dibentuk oleh siswa itu sendiri dengan
beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih subtopik dari keseluruhan unit materi pokok bahasan yang akan diajarkan, dan
kemudian membuat
atau menghasilkan
laporan kelompok.
Selanjutnya, setiap kelompok mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas, untuk berbagi dan saling tukar informasi temuan
mereka. Menurut Slavin 1995, strategi kooperatif GI sebenarnya dilandasi oleh filosofi belajar John Dewey. Teknik kooperatif ini telah
secara meluas digunakan dalam penelitian dan memperlihatkan
22
Erna Suwangsih, Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, Bandung: UPI Press, 2006, Cet.1, h.164
23
Robert E. Slavin, Cooperative Learning teori, riset dan praktik, Bandung: Nusa Media, 2009, Cet. IV, h.24
kesuksesannya terutama untuk program-program pembelajaran dengan tugas-tugas spesifik.
Pengembangan belajar kooperatif GI didasarkan atas suatu premis bahwa proses belajar di sekolah menyangkut kawasan dalam domain
sosial dan intelektual, dan proses yang terjadi merupakan penggabungan nilai-nilai kedua doamin tersebut Slavin, 1995. Oleh
karena itu, group investigation tidak dapat diimplementasikan ke dalam lingkungan pendidikan yang tidak bisa mendukung terjadinya
dialog interpersonal atau tidak mengacu kepada dimensi sosial-afektif pembelajaran.
Aspek sosial-afektif
kelompok, pertukaran
intelektualnya, dan materi yang bermakna, merupakan sumber primer yang cukup penting dalam memberikan dukungan terhadap usaha-
usaha belajar siswa. Interaksi dan komunikasi yang bersifat kooperatif di antara siswa dalam satu kelas dapat dicapai dengan baik, jika
pembelajaran dilakukan lewat kelompok-kelompok belajar kecil.
24
Group Investigation merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk
mencari sendiri materi informasi pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau
siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk
mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun
dalam keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbunkan kemampuan berfikir
mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
24
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011, Cet. Ke-3. h. 220-221