Tindakan Pembelajaran Siklus I
“iya benar sekali”. Setiap sudut pada segitiga sama sisi adalah 60 , kalau 180
adalah jumlah besar sudut pada setiap segitiga .”
Tanggapan kelompok 4 cukup bagus dalam menanggapi hasil laporan kelompok 1. Lalu siswa dari kelompok 1 mencatat tanggapan yang diberikan oleh
siswa S13 dari kelompok 4. Diakhir pembelajaran peneliti bersama siswa menyimpulkan materi yang
telah dipelajari. 2
Pertemuan kedua Sabtu, 19 April 2014 Peneliti mengawali pembelajaran dengan menanyakan kabar siswa dan
menanyakan siswa yang yidak masuk pada hari tersebut. Tercatat dua orang siswa tidak hadir. Pada pertemuan kedua ini sesuai perintah guru para siswa langsung
duduk berkumpul dengan kelompoknya sama seprti pertemuan sebelumnya. Sebelum diskusi berlangsung, peneliti memberikan gambaran atau sedikit
penjelasan mengenai sifat-sifat bangun datar segi empat. Terlihat sebagian siswa memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh peneliti.. Sama halnya
dengan pertemuan sebelumnya suasana kelas masih nampak terlihar ribut. Masing-masing ketua pada setiap kelompok mulai membagi tugas. Pada
pertemuan kedua ini, siswa saling berpindah tugas atau mendapatkan tugas yang berbeda dengan sebelumnya, missal siswa yang pertemuan pertama mendapat
tugas nomor 1, kini dipertemuan kedua mendapat tugas nomor 2. Begitu juga seterusnya, sehingga ada perollingan tugas pada setiap pertemuan. Hal ini
bertujuan agar semua siswa pada setiap kelompok dapar merasakan tugas-tugas yang berbeda.
Terliht masih ada saja siswa dari beberapa kelompok yang mengobrol dan tidak melakukan apa yang diperintahkan peneliti. Ada 3 kelompok yaitu
kelompok 2, 3, dan 4 yang terlihat bekerja sama dalam melakukan tugas. Dalam pertemuan kedua ini, masih terlihat belum banyak siswa yang aktif bertanya
kepada peneliti, hanya beberapa saja diantarnya siswa S09 yang menanyakan, “Bu, besar sudut siku-siku 90
ya? ”. Peneliti menjawab, “iya benar”.
Dipertemuan kedua ini masih banyak siswa sepertinya mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang terdapat dalam LKS, dan masih ada siswa
yang mengandalkan siswa yang pintar. Setelah semua siswa menyelesaikan LKS, setiap siswa perwakilan dari setiap kelompok maju ke depan kelas untuk
melaporkan hasil kerja kelompoknya. Dari hasil laporan 6 kelompok terlihat sebagian besar kelompok dapat menjawab pertanyaan dalam LKS. Tapi ada 1
kelompok yang hasil laporannya salah yaitu kelompok 5. Setelah semua kelompok malaporkan hasil kerja kelompoknya, peneliti
bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari serta diakhir pertemuan peneliti memberikan jurnal harian kepada siswa.
3 Pertemuan ketiga Kamis, 24 April 2014
Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengulang sedikit materi sebelumnya, pada pertemuan ketiga ini seluruh siswa hadir. Siswa sudah mulai
mengerti bahwa pada setiap pembelajaran harus sudah duduk dengan kelompoknya masing-masing. Seperti biasa guru memberikan LKS 3 kepada
masing-masing kelompok. Keadaan kelas pada saat itu tidak seribut pertemuan- pertemuan yang lalu. Siswa terlihat sibuk membagi tugas kepada teman-teman
dalam kelompoknya dan perollingan tugas pun dilakukan. Selama mengerjakan LKS 3, peneliti bersama observer berkeliling seperti
sebelumnya untuk memamntau pekerjaan siswa dari kelompok satu ke kelompok lainnya. Siswa masih sangat ribut ketika mengerjakan LKS 3 dan peneliti senang
karena antusias siswa mulai kelihatan meningkat dan siswa mulai aktif bertanya kepada peneliti apa-apa yang mereka tidak mengerti walaupun kelas menjadi
berisik dan masih ada siswa yang masih malu-malu untuk bertanya. Observer berusaha menenangkan siswa untuk tidak berisik dalam mengerjakan tugas-tugas
dalam LKS 3 dan siswa terlihat lebih tenang. Pada saat kelompok siswa bertanya kepada peneliti, peneliti berusaha mengarahkan dan memberi petunjuk kepada
kelompok tersebut agar mereka menjadi paham. Kelompok siswa sudah ada yang mulai terbiasa dengan langkah-langkah
Group Investigation dan tugas mereka masing-masing. Sehingga sebagian siswa sudah mampu mengerjakan tugasnya dengan baik. Sebagian siswa pada masing-
masing kelompok sudah mulai terlihat kompak dalam bekerja sama, walaupun masih ada siswa yang mengobrol dan mengganggu siswa yang lain, dan observer
mengambil tindakan yang lebih tegas dengan cara siswa yang berisik akan berdiri di depan kelas. Teguran tersebut membuat siswa diam dan melanjutkan aktivitas
bersama kelompoknya. Setelah waktu habis untuk menyelesaikan LKS 3, seperti biasa secara bergiliran siswa perwakilan dari setiap kelompok maju ke depan
kelas untuk melaporkan hasil kerja kelompoknya dan siswa lain bersiap mencatat tanggapan dari kelomok lain.
Pada pertemuan ketiga ini, terlihat siswa dari kelompok 1 terlihat bingung dengan soal latihan 3 nomor 2. Dan ini terlihat pada saat siswa perwakilan
kelompok 2 melaporkan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Ternyata kelompok 2 tidak mengerjakan soal latihan nomor 2. Sehingga ketika ada siswa
lain dari kelompok 4 mempresentasikan hasil laporannya peneliti menyuruh siwa tersebut untuk menulis jawaban soal nomor 2 di white board agar siswa dari
kelompok 2 mencatat jawaban yang ditulis oleh kelompok 4 Selanjutnya, peneliti bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah
dipelajari hari ini. Peneliti mengharapkan untuk pertemuan selanjutnya siswa lebih aktif lagi dalam menjawab maupun pada saat diskusi di depan kelas. Dan
terakhir guru memberikan jurnal harian yang diisi oleh siswa. 4
Pertemuan keempat Sabtu, 26 April 2014 Pertemuan keempat berlangsung pukul 14.00-15.10 WIB. Kegitan
pembelajaran diawali dengan membuka pembelajaran dan apersepsi, pada pertemuan keempat ini semua siswa hadir. Kelas sudah mulai rapih karena siswa
sudah duduk ditempatnya masing-masing. Seperti biasa guru menjelaskan mengenai penerapan model Pembelajaran
Koopertaif tipe Group Investigation dan langkah-langkahnya. Siswa sudah begitu menegrti tentang model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation
sehingga guru tidak terlalu banyak menjelaskan kepada siswa. Sebelum berkumpul dengan kelompoknya masing-masing, peneliti menjelaskan materi
mengenai ketidak samaan pada sisi segitiga. Sebagian siswa sudah mulai memperhatikan penjelasan tentang materi yang guru sampaikan. Kemudian siswa
mulai bergabung dengan kelompoknya. Masing-masing kelompok membagi tugas, pergantian tugas pun dilakukan agar terjadi pemerataan tugas.
Peneliti memberikan LKS 4 kepada masing-masing kelompok. Setiap kelompok harus mebaca dengan cermat LKS tersebut. Proses Group Investigation
sudah mulai dilakukan, siswa terlihat aktif dalam melakukan tugasnya dan kekompakan pu sudah mulai terlihat. Disela-sela diskusi timbul pertanyaan dari
siswa S05 yang kurang paham dengan perintah yang terdapat pada LKS 4. Ternyata tidak hanya siswa S02 saja yang belum mengerti tentang perintah
yang terdapat pada LKS 4, siswa lainpun juga sama. Tetapi setelah guru menjelaskan, siswa menjadi mengerti dan mulai melanjutkan aktivitasnya
kembali. Siswa yang bertugas mencatat sibuk mencatat apa yang diucapkan oleh siswa lain.
Setelah waktu selesai, seperti biasa siswa perwakilan setiap kelompok mulai bersiap-siap untuk melaporkan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Terlihat
siswa mulai antusias utnuk memberikan tanggapan apabila ada jawaban hasil laporan kelompok lain yang berbeda dengan hasil laporan kelompoknya.
Dilihat dari hasil laporan setiap kelompok sudah cukup bagus. Seluruh kelompok sudah melaporkan hasil kerjanya di depan kelas. Seperti biasa peneliti
memotivasi siswa untuk menyimpulkan materi hari ini. Diakhir pertemuan peneliti meberikan jurnal harian kepada siswa.
5 Pertemuan kelima Selasa, 29 April 2014
Pada pertemuan kelima ini terdapat 1 orang siswa yang tidak hadir tanpa keterangan yaitu siswa S01 dari kelompok 6. Peneliti mengulang pembelajaran
pada pertemuan sebelumnya untuk mengingatkan siswa agar tidak lupa. Kelas sudah mulai rapih karena siswa sudah duduk ditempatnya masing-masing dan
sudah kelihatan bersemangat untuk memulai pertemuan kali ini. Sebelum pelajaran dimulai, seperti biasa peneliti menginformasikan pembelajaran yang
akan digunakan yaitu model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation dan menyampaikan prosedurnya.
Peneliti memberikan sedikit materi mengenai sifat bangun datar jajar genjang kepada siswa. Kemudian siswa mulai berkumpul dengan teman
kelompoknya masing-masing. Pembagian tugas pun dilakukan, sama denga pertemuan sebelumnya terjadi pertukaran tugas atau rolling. Masing-masing
kelompok terlihat sudah siap untuk mengerjakan LKS 5. Peneliti bersama observer membagikan LKS 5 kepada masing-masing kelompok. Setiap
kelompok sudah mulai sibuk membaca dan melakukan tugasnya masing-masing. Siswa nomor 1 sibuk membaca soal dan mencari unsur-unsur yang dapat
membantu siswa nomor 2 dalam menyelesaikan soal, begitu pula dengan siswa nomor 3 yang sibuk mencatat hal-hal yang akan dilaporkan oleh siswa selanjutnya
ke depan kelas. Kejadian yang pada pertemuan ketiga terulang lagi, pada kelompok 6 ada
siswa yang tidak masuk sehingga seperti pertemuan lalu tugas siswa nomor 1 dilakukan bersama-sama. Sedangkan unutk tugas siswa nomor 1 dilakukan
bersama-sama. Sedangkan untuk tugas siswa noomor selanjutnya dapat didiskusikan oleh teman kelompoknya. Pada pertemuan ke lima ini terlihat siswa
dari masing-masing kelompok sudah mengerti tentang tugas-tugasnya pada Group Investigation.
Siswa dari masing-masing kelompok terlihat sibuk mencari penyelesaian soal. Nampak siswa dari beberap kelompok tidak mengandalkan siswa yang pintar
saja dan kerja sama pun terlihat. Dalam mengerjakan soal, masih ada saja kelompok yang kurang teliti dalam meyelesaikan soal. Ini terlihat setelah semua
kelompok selesai mengerjakan soal yang terdapat dalam LKS. 6
Pertemuan keenam Sabtu, 03 Mei 2014 Kegiatan pembelajaran dimulai dengan memriksa absensi siswa, dan semua
siswa hadir. Pertemuan ini tidak kelompok karena akan dilaksanakan tes akhir siklus I. Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat hasil belajar matematika
siswa terhadap materi yang telah diajarkan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya.
Sebelum dilaksanakan tes, 10 menit dilakukan review sekilas materi yang sudah diajarkan dan membahas kesulitan-kesulitan yang masih ada. Tes ini
dilaksnakan selama 60 menit. Selama proses berlangsuang, suasan pun menjadi sepi dan hening namun masih ada beberapa siswa yang masih menyontek dengan
teman sebangkunya dan peneliti segera menegurnya. Setelah waktu habis siswa
segera mengumpulkan lembar jawaban tes dan pada pertemuan ini siswa tidak diberikan lembar jurnal harian siswa.
c Tahap Observasi dan analisis
Tahap observasi berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan pada setiap pertemuan. Guru dan observer melakukan pengamatan langsung terhadap
pelaksanaan model Pembelajaran Kooperati tipe Group Investigation dan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan aktivitas belajar
siswa melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa
Pada Pembelajaran Siklus I
No Jenis
Aktivitas Indikator yang diamati
Pert.1 Pert.2 Pert.3
Pert.4 Pert.5
Rata- rata
1 Visual
Activities Membaca LKS pada saat
kegiatan diskusi 3
60 3
60 4
80 4
80 4
80 72
Memperhatikan guru atau teman pada saat menjelaskan
materi dan pada saat diskusi 2
40 2
40 3
60 4
80 4
80 60
Rata-rata aktivitas visual 40
50 60
70 80
66
2 Writing
Activities Mencatat materi yang guru
sampaikan 2
40 3
60 3
60 4
80 4
80 64
Rata-rata aktivitas menulis 40
60 60
80 80
64
3 Oral
Activities Mengajukan
pertanyaan pada saat diskusi
2 40
2 40
3 60
3 60
4 80
56 Menanggapi laporan hasil
kerja kelompok 2
40 2
40 2
40 3
60 4
80 52
Rata-rata aktivitas oral 40
40 50
60 80
54
4 Mental
Activities Memecahkan masalah yang
terdapat dalam LKS 2
40 2
40 3
60 3
60 4
80 56
Rata-rata aktivitas mental 40
40 60
60 80
56
5 Emotional
Activities Minatantusias siswa selama
belajar 3
60 3
60 3
60 4
80 4
80 68
Senang selama belajar 3
60 3
60 4
80 4
80 4
80 72
Rata-rata aktivitas emosional 60
60 70
80 80
70 Rata-rata Aktivitas Total
62
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah sebagai berikut:
1 Visual Activities
Visual activities terdiri atas aktivitas membaca LKS pada saat kegiatan diskusi dan aktivitas memperhatikan guru pada saat menjelaskan materi dan pada
saat diskusi. Rata-rata persentase aktivitas visual mencapai 66. Siswa yang membaca LKS pada saat itu sebanyak 72. Hal ini menunjukan bahwa siswa
yang membaca LKS pada saat kegiatan diskusi sudah cukup banyak. Namun, masih ada siswa yang bercanda dan mengobrol dengan teman kelompoknya
maupun kelompok lain. Begitu pula dengan siswa yang memperhatikan guru pada saat menjelaskan materi dan pada saat diskusi sebanyak 60. Persentase ini sudah
terbilang cukup baik karena sudah banyak siswa yang memperhatikan guru pada saat menjelaskan materi dan pada saat diskusi, walaupun masih saja ada siswa
yang suka mencari kesibukan sendiri seperti menggambar dan bercanda dengan teman sebangkunya.hal ini dapat dikatakan belum baik sehingga perlu adanya
perbaikan pada siklus II mengenai aktivitas membaca LKS pada saat kegiatan diskusi dan aktivitas memperhatikan guru pada saat menjelaskan materi dan pada
saat diskusi. 2
Oral activities Oral activities terdiri atas mengajukan pertanyaan ketika kegiatan diskusi
dan menanggapi laporan hasil kerja kelompok lain. Rata-rata persentase aktivitas oral sebanyak 60. Siswa yang mengajukan pertanyaan ketika kegiatan diskusi
hanya sebanyak 56. Persentase ini terbilang kurang, karena masih banyak siswa yang belum berani bertanya kepada guru atau teman pada saat diskusi
berlangsung, walaupun terkadang masih ada beberapa siswa yang berani bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan temannya. Rata-rata persentase siswa
pada aktivitas menanggapi laporan hasil kerja kelompok lain sebanyak 52. Hal ini menunjukan bahwa siswa belum sepenuhnya berani memberikan tanggapan
terhadap hasil laporan kelompok lain. Berdasarkan penilaian observer siswa masih banyak yang takut dan ragu pada saat mengemukakan pendapatnya jadi masih
banyak siswa yang hanya diam saja. Untuk itu perlu diadakan perbaikan pada
siklus II dengan membuat suasan belajar yang lebih santai dan menyenangkan, dan peneliti juga memberikan motivasi yang lebih baik lagi agar siswa lebih
semangat dalam belajar. 3
Writing activities Writing activities yang dinilai peneliti adalah mencatat materi yang guru
sampaikan. Rata-rata siswa yang mencatat sebanyak 64. Dalam membuat catatan siswa dinyatakan cukup baik karena siswa tidak hanya menulis apa yang
telah guru jelaskan dan tulis di papan tulis tetapi siswa melihat dari LKS yang telah guru bagikan. Hanya beberapa dari mereka yang menambahkan catatannya
dari LKS padahal selain dari LKS siswa juga dapat menambahkan catatannya dari buku cetak matematika.
4 Mental activities
Untuk mental activities yaitu aktivitas memecahkan maslah yang diberikan guru di dalam LKS, persentase aktivitas siswa memecahkan masalah masih
kurang, karena hanya mencapai 56 saja, hal ini disebabkan soal yang ada di dalam LKS terbilang susah menurut siswa karena siswa terlihat bingung pada saat
mengerjakan LKS. 5
Emotional activities Rata-rata aktivitas emosional siswa mencapai 70 diantaranya minat siswa
dengan Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation mencapai 68, menurut observer siswa terlihat antusias dan bersemangat pada saat mengerjakan
tugas-tugas yang ada di LKS karena menurut siswa pembelajaran yang diterapkan sangat menarik, siswa dilatih untuk memahami materi sendiri dan bekerja sama
dengan kelompoknya. Siswa terlihat senang dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan persentase yang
diperoleh 72. Walaupun masih ada siswa yang terlihat mengantuk dan bosan dengan diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe group investigation karena
bingung mengerjakannya. Tetapi karena setiap kelompok terdapat siswa yang pandai jadi siswa yang kurang pandai jadi bersemangat karena dibantu siswa yang
lebih pandai.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada saat pembelajaran siklus I rata-rata aktivitas yang dieproleh sebesar 62. Rata-rata aktivitas siswa pada
siklus I ini meningkat dibandingkan pada saat penelitian yang hanya mencapai 47,5 tetapi rata-rata aktivitas siswa pada siklus I masih banyak yang kurang
yaitu keaktifan bertanya, menanggapi laporan hasil kerja kelompok, dan memecahkan masalah. Hal ini perlu diperhatikan sebagai bahan perbaikan pada
siklus II. Pembelajaran masih harus dilanjutkan karena aktivitas belajar siswa belum mencapai 70.
Berdasarkan lembar observasi aktivitas yang diperoleh pada pembelajaran siklus I aktivitas siswa memperoleh hasil yang cukup baik, hanya saja kendalanya
adalah kurang mengoptimalkan waktu pada saat diskusi dan mengerjakan LKS, siswa masih terlihat bingung denga tugas-tugasnya, dan belum terbiasa siswa
mengerjakan secara berkelompok serta masih banyak juga siswa yang hanya mengandalkan teman yang pintar saja sehingga menyebabkan kurang kerjasama
siswa dalam kelompok. Selama proses diskusi, peneliti mengamati aktivitas belajar di dalam
kelompok siswa sebagaimana pada gambar berikut:
Gambar 4.1 Aktivitas Siswa Mengerjakan LKS
Gambar 4.1 menunjukan pada saat siswa kelompok berdiskusi terlihat serius dan tampak pada gambar di atas bahwa siswa sedang berusaha menyelesaikan soal
dalam LKS dengan teman kelompoknya. Pada awal-awal proses pembelajaran berlangsung, aktivitas siswa dalam
menerapkan model Pembelajaran Kooperatif tipe GI siswa masih terlihat kaku dan bingung dalam pembagian tugas maupun dalam melaksanakan tugas, karena
belum pernah diajarkan belajar secara berkelompok apalagi berusaha membagi tugas-tugas kepada anggota kelompoknya dan mempresentasikan hasil kerjanya di
depan kelas. Pada gambar di bawah ini terlihat siswa dari kelompok 5 yang nampak malu dan berusah mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan
kelas.
Gambar 4.2 Aktivitas Siswa Menjelaskan Hasil Kerja Kelompok
Hasil belajar selama siklus I diperoleh dari nilai tes akhir siklus I pada pertemuan ke-6, kriteria ketuntasan minimal KKM siklus I adalah 6,5. Berikut
merupakan tabel tes hasil belajar matematika siswa pada siklus I.
Tabel 4.2 Hasil Belajar Matematika Siklus I
Interval F
f
relatif
f
relatif
kumulatif ≥ 33
– 41 2
5,5 100
42 – 50
4 11,1
94,5 51 -59
4 11,1
83,4 60
– 68 9
25 72,3
69 – 77
11 30,6
47,3 78 -86
6 16,7
16,7 Keterangan:
Nilai tertinggi = 83,33 Jumlah siswa = 36
Nilai terebdah = 33,33 Rata-rata
= 64,77 Berdasarkan tabel 4.2 di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa pada siklus I
ini mencapai rata-rata 64,77. Hal ini menunjukan bahwa indikator keberhasilan penelitian belum tercapai, dimana rata-rata hasil belajar siswa harus mencapai
lebih dari atau sama dengan 65 sesuai dengan KKM.
Gambar 4.3 Aktivitas Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus I
d Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I diperoleh persentase rata-rata aktivitas siswa mencapai 62. Hasil observasi yang telah didapat mengalami
peningkatan pada setiap pertemuan, namun belum menunjukan bahwa indikator aktivitas belajar matematika siswa tercapai dari aspek yang diharapkan dan perllu
ditingkatkan lagi hingga rata-rat mencapai 70. Refleksi terhadap hasil tindakan kelas berdasarkan semua data dan fakta
yang terkumpul, peneliti memperoleh kesimpulan bahwa pada tindakan siklus I masih terdapat kekurangan-kekurangan. Kekurangan kekurangan tersebut
diantaranya: 1
Siswa terlihat belum mampu mengambil inisiatif untuk mengembangkan potensinya karena sifat individual. Dengan permasalahan tersebut peneliti
berusaha meyakinkan pada siswaa bahwa ini adalah kepentingan kelompok dan kelompok yang akan mendapat nilai.
2 Proses diskusi yang dilakukan siswa masih kurang optimal. Hal ini disebabkan
karena masih ada siswa yang terlihat kurang serius dalam berdiskusi. Disamping itu siswa yang mempunyai kemampuan tinggi masih belum bisa
secara optimal membantu kelompoknya. 3
Proses presentasi masih terlihat monoton. Hal ini dikarenakan siswa masih terlihat kurang berani untuk bertanya atau menyampaikan pendapatnya.
Hasil refleksi pada tindakan siklus I dievaluasi bersama rekan kolaborasi dan diperoleh kesepakatan, bahwa perilaku siswa yang berkaitan dengan permasalahan
yang diangkat pada penelitian ini sementara dapat disimpulkan. Kesimpulan dari kekurangan pada siklus I, akan ditindak lanjuti dengan tindakan guru pada siklus
II, dengan beberapa perbaikan-perbaikan yang didsarkan pada hasil refleksi siklus I.