31
Begitulah proses kreatif menulis secara garis besar. Semuanya itu bisa diaplikasikan dalam membuat karya sastra cerita pendek. Hal yang perlu diingat ialah,
dalam menulis cerita pendek, penulis harus mengikuti unsur-unsur yang ada dalam cerita pendek. Tahap-tahap itu bagi pemula mungkin memang memerlukan waktu.
Yang terpenting ialah mempunyai disiplin diri. Perlu terus-menerus menambah pengetahuan dan pengalaman. Semakin berpengalaman dan berpengetahuan, maka
proses kreatif bisa lebih cepat.
F. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh Teguh 2013 dalam jurnalnya yang berjudul “Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Siswa Kelas VII
SMP Negeri 1 Tumijajar”. Tujuan penelitian tersebut untuk mendeskripsikan pembelajaran menulis cerita pendek pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tumijajar
Tulang Bawang Barat. Penelitian tersebut menggunakan desain deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru telah melakukan tiga tahapan dalam
pembelajaran yaitu perencanaan, pelaksanaan, danpenilaian pembelajaran. Pada perencanaan pembelajaran, guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran RPP
tanpa mencantumkan model pembelajaran sedangkan komponen yang lain sudah dicantumkan berdasarkan komponen-komponen RPP pada Kurikulum 2013. Pada
pelaksanaan pembelajaran terdapat dua aktivitas, yaitu aktivitas guru dan siswa. Aktivitas yang dilakukan oleh guru meliputi tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup. Penilaian yang dilakukan oleh guru mencakup
32
penilaian kompetensi sikap dengan teknik observasi, penilaian kompetensi pengetahuan dengan teknik tes tulis dan tes lisan, dan penilaian kompetensi
keterampilan dengan teknik tes praktik.
Penelitian yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh Silvina 2015 dalam jurnalnya yang berjudul “Kemampuan Menulis Cerita Pendek Siswa Kelas XI
SMA Negeri Gadingrejo”. Tujuan penelitian tersebut untuk mendeskripsikan kemampuan menulis cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 1 Gadingrejo. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Berdasarkan analisis data, ditemukan kemampuan menulis cerita pendek kategori cukup dengan
kemampuan siswa perindikator adalah tema skor kategori baik; tokoh yang dihadirkan kategori baik, latar kategori cukup, rangkaian peristiwa kategori cukup, dan gaya
bahasa kategori cukup. Relevansi penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu sama-sama membahas keterampilan menulis atau memproduksi teks. Penelitian Teguh
2014 menekankan pada tiga tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan dan penilaian, sedangkan penelitian diperkaya dengan menggali faktor-faktor apa saja yang menjadi
kendala dalam memproduksi teks cerita pendek. Penelitian Silviana 2015 lebih
mendeskripsikan kemampuan menulis cerita pendel, sedangkan penelitian ini mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran memproduksi teks cerita pendek dari
pembelajaran, tanggapan siswa, kendala yang dihadapi dan penilaian memproduksi
cerita pendek.