Faktor yang Berpengaruh terhadap Sistem Pembelajaran

17 kualitas pembelajaran. Atas dasar hal tersebut, maka setiap guru perlu memahami dan terampil merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan. Guru sebagai pihak yang mengetahui tentang kondisi lapangan, berikut karakteristik siswa bertugas menjabarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui proses pembelajaran. 2. Materi Ajar Proses pembelajaran seringkali diartikan sebagai proses penyampaian materi. Hal tersebut dapat dibenarkan manakala tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran subject centered teaching. Dalam kondisi semacam ini, maka penguasaan materi oleh guru mutlak diperlukan. Materi pelajaran tersebut biasanya tergambarkan dalam buku teks, sehingga sering terjadi proses pembelajaran adalah menyampaikan materi dalam buku. Namun demikian dalam setting pembelajaran ang berorientasi pada pencapaian tujuan atau kompetensi, tugas, dan tanggung jawab guru bukanlah sebagai sumber belajar. Dengan demikan, materi pelajaran sebenarnya bisa diambil dari berbagai sumber. Penggunaan berbagai sumber juga menambah referensi materi ajar, sehingga tujua pembelajaran dapat tercapai. 3. Strategi dan Metode Kemp dalam Sanjaya, 2013: 126 menjelaskan strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Strategi dan metode termasuk komponen yang 18 mempunyai fungsi penentu keberhasilan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu setiap guru harus benar-benar memahami perannya dan memilih strategi yang tepat guna dalam menyapaikan materi pembelajaran. Termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya dalam pembelajaran. Metode juga merupakan upaya yang dilakukan untuk mengimplementasikan rencana yang telah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Hal tersebut sama dengan pendapat Suryaman 2012: 85 bahwa metode pembelajaran digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dalam pratiknya, untuk merealisasikan suatu strategi terdapat kemungkinan adanya penggunaan lebih dari satu metode. 4. Media Pembelajaran Proses belajar mengajar pada hakekatnya merupakan suatu proses komunikasi. Cricitos menyatakan bahwa proses tersebut berkenaan dengan penyampaian pesan dari komunikator pengantar kepada komunikan penerima. Agar proses penyampaian pesan tersebut berjalan sebagaimana mestinya, diperlukan sebuah perantara yang menjadi penghubung antara pengantar dan penerima pesan. Perantara tersebut kemudian dikenal sebagai media. Dalam konteks pembelajaran, media digunakan sebagai alat dan bahan yang menjadi perantara penyampaian pesan dari guru sebagai pengantar pesan kepada siswa sebagai penerima dalam sebuah kegiatan pembelajaran Daryanto, 2013: 5-6. Sementara itu, Suryaman 2012: 123 menyatakan bahwa media pembelajaran dapat diartikan dalam hal ini meliputi bahan dan alat yang dapat dipakai untuk mencapai 19 tujuan pembelajaran. Media pembelajaran juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan atau menciptakan pengetahuan, kecakapan, dan sikap. Dengan begitu, media pembelajaran tidak hanya terbatas pada alat dan bahan saja melainkan juga dapat berupa manusia atau objek-objek lain yang ada di sekitar. 5. Evaluasi Evaluasi bukan saja berfungsi untuk melihat keberhasilah siswa dalam proses pembelajaran, tetapi juga berfungsi sebagai umpan balik bagi guru atas kinerjanya dalam pengelolaan pembelajaran. Melalui evalusi ini dapat melihat kekurangan dalam pemanfaatan berbagai komponen system pembelajaran Sanjaya, 2013: 61. Hal ini menjadi acuan bagi guru untuk menilai kekurangan dan ketepatan dalam menerapkan strategi dan metode pembelajaran. Nurgiyantoro 2012: 5 menganggap bahwa evaluasi memiliki persamaan kata dengan penilaian, yaitu sebagai suatu proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan. Lebih lanjut Tuckman dalam Nurgiyantoro, 2012: 6 mengartikan penilaian sebagai suatu proses untuk mengetahui menguji apakah suatu kegiatan, proses kegiatan, keluaran suatu program telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditentukan. Tujuan dan fungsi penilaian dirumuskan oleh Nurgiyantoro 2012: 30-33, di antaranya: a untuk mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan yang berupa berbagai kompetensi yang telah ditetapkan dapat dicapai lewat kegiatan pembelajaran yang dilakukan, b untuk memberikan objektivitas pengamatan kita terhadap tingkah laku hasil belajar peserta didik, c untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam