Peran Negara dalam Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia
57 Dengan disahkannya Perubahan Kedua UUD 1945 pada tahun
2000, dan apabila materinya digabung dengan berbagai ketentuan yang terdapat dalam undang-undang yang berkenaan dengan hak asasi
manusia, maka keseluruhan norma hukum mengenai hak asasi manusia itu dapat dikelompokkan dalam empat kelompok yang berisi 37 butir
ketentuan. Dalam hal ini mengenai peran dan tanggung jawab negara dalam penegakan hak asasi manusia diatur dalam kelompok keempat,
yaitu : a. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam
tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; b. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk
pada pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang dengan maksud sematamata untuk menjamin pengakuan dan penghormatan
atas hak dan kebebasan orang lain serta untuk memenuhi tuntutan keadilan sesuai dengan nilainilai agama, moralitas, kesusilaan,
keamanan, dan ketertiban umum dalam masyarakat yang demokratis; c. Negara bertanggung jawab atas perlindungan, pemajuan, penegakan,
dan pemenuhan hak-hak asasi manusia; d. Untuk menjamin pelaksanaan hak asasi manusia, dibentuk Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia yang bersifat independen dan tidak memihak yang pembentukan, susunan, dan kedudukannya diatur
dengan undang-undang. Di samping itu, adalah pula kewajiban dan tanggung jawab negara
untuk menjamin agar semua ketentuan tentang hak-hak dan kebebasan asasi manusia ataupun hak dan kebebasan warga negara seperti
tersebut di atas, dihormati dan dipenuhi dengan sebaikbaiknya. Sebaliknya, setiap warga negara juga wajib memenuhi tanggung
jawabnya untuk menghormati dan mematuhi segala hal yang berkaitan dengan kewenangan konstitusional setiap organ negara yang
menjalankan fungsi-fungsi kekuasaan kenegaraan menurut undang- undang dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pemerintah indonesia sudah sangat serius dalam menegakkan HAM, hal ini dapat kita lihat dari beberapa upaya pemerintah sebagai
berikut: a. Komitmen pemerintah indonesia dalam mewujudkan penegakan
HAM, antara lain telah ditunjukkan dalam prioritas pembangunan
58 nasional tahun 2000-2004 propenas dengan pembentukan
kelembaggan yang terkait dengan HAM. dalam hal kelembaggan telah dibentuk komisi nasional hak asasi manusia dengan kepres
nomor 50 tahun 1993, serta pembentukan komisi anti kekerasan terhadap perempuan.
b. Pengeluaran undang-undang nomor 39 tahun 1999 tentang hak asasi manusia, undang-undang nomor 26 tahun 2000 tentang pengadilan
HAM, dalam UU nomor 39 tahun 1999 tentang hak asasi manusia yang berbunyi: “Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahluk tuhan
yang Maha Esa dan merupakan anugerah yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum dan pemerintah,
dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”.
Sedangkan kewajiban dan tanggung jawab pemerintah terhadap HAM sesuai dengan UU No. 39 1999 tentang HAM adalah sebagai
berikut: a. Pemerintah wajib bertanggung jawab menghormati, melindungi,
menegakkan, dan memajukan hak asasi manusia, sesuai peraturan perundang-undangan, dan hukum internasional tentang HAM yang
diterima oleh negara Republik Indonesia pasal 71. b. Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah meliputi langkah
implementasi yang efektif dalam hukum, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan negara, dan bidang lain pasal 72.
Selain Pemerintah, mengenai partisipasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia maka Komnas HAM juga mempunyai
peran, antara lain menekankan: a. membantu terwujudnya peradilan yang kredibel
b. memprakarsai dan atau memfasilitasi pembentukan komisi HAM di daerah-daerah
c. mengatasi pelanggaran HAM berat groos-violation of human rights d. meningkatkan kemampian para penegak hukum dalam menangani
kasus-kasus pelanggaran HAM pada umumnya, hak anak dan hak perempuan pada khususnya.
e. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang perspektif gender dan hak anak
59 f. Menjamin berlanjutnya proses hukum secara tuntas terhadap kasus-
kasus pelanggaran hak asasi manusia. g. Membuat kriteria dan indikator pelanggaran ha asasi manusia yang
jelas bagi penegak hukum.