38 cepat. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe TSTS, peserta didik akan
belajar untuk mengembangkan materi sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki dan tetap siap belajar dalam keadaan apapun.
2.1.11. Model Pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus pandai memilih dan menentukan model pembelajaran yang tepat, sehingga dapat menghasilkan pembelajaran yang
efektif dan dapat meningkatkan hasil belajar. Selama ini, pembelajaran di Indonesia lebih banyak menggunakan model konvensional yang mengharapkan
peserta didik untuk duduk diam, mendengarkan, mencatat, menghafal materi pelajaran, dan sesekali diselingi dengan tanya jawab. Kecenderungan
pembelajaran konvensional ini mengakibatkan peserta didik kurang dapat mengembangkan potensi yang dimiliki, sehingga tujuan pembelajaran tidak
tercapai secara optimal. Cara mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan melibatkan peserta didik
secara langsung dalam setiap proses pembelajaran. Peran dan keaktifan peserta didik perlu ditingkatkan agar hasil belajar peserta didik yang diharapkan dapat
terwujud, serta kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna. Dalam hal ini, guru perlu memilih dan menerapkan model pembelajaran yang tepat dan sesuai
dengan karakteristik peserta didik dan materi pelajaran. Sebelum menentukan model pembelajaran, guru harus paham terlebih dahulu tentang berbagai macam
model pembelajaran.
39 Joyce 1992 dalam Trianto 2009: 22,
mengemukakan “model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di
dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain ”.
Selanjutnya Suprijono 2009: 45, menyatakan “model pembelajaran
merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap
implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas ”.
Akbar dan Sriwiyana 2011: 151 menyatakan bahwa model pembelajaran adalah langkah-langkah pembelajaran dan perangkatnya seperangkat langkah-langkah
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Suprijono 2009: 46, mengemukakan
“model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum,
mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas ”.
Berdasarkan uraian
tersebut, dapat
disimpulkan bahwa
model pembelajaran merupakan suatu pola yang dirancang oleh guru secara sistematis
dalam setiap kegiatan pembelajaran agar materi pelajaran dapat terserap secara optimal oleh peserta didik, serta menjadi pedoman guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Diharapkan, dengan diterapkannya model pembelajaran, aktivitas peserta didik meningkat dan hasil belajar akan menjadi lebih optimal,
shingga pemilihan model pembelajaran merupakan salah satu aspek penting didalam keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran.
40
2.1.12. Model Pembelajaran Kooperatif