Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam IPA

29 dengan individu lainnya, serta pada akhirnya peserta didik dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan bermasyarakat. Karakteristik keempat peserta didik sekolah dasar, yaitu senang merasakan atau melakukan atau meragakan sesuatu secara langsung. Berdasarkan perkembangan kognitif, usia peserta didik sekolah dasar memasuki tahap operasi konkret. Hal ini menjadikan peserta didik senang belajar dengan melakukan kegiatan dan terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran, karena materi pelajaran akan lebih mudah dipahami saat peserta didik melaksanakan sendiri apa yang ia pelajari. Berdasarkan karakteristik yang telah disebutkan, guru perlu mengajak anak untuk turut aktif bermain dalam pembelajaran di kelas sehingga peserta didik terlibat secara langsung dan penuh dalam pembelajaran yang bermakna. Serta guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran.

2.1.8. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam IPA

Dalam berbagai sumber dinyatakan bahwa hakikat sains adalah produk, proses dan penerapannya teknologi, termasuk sikap dan nilai yang terdapat di dalamnya. Amalia 2008: 2, menyatakan “Produk sains yang terdiri dari fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori dapat dicapai melalui penggunaan proses sains, yaitu melalui metode-metode sains atau metode ilmiah scientific methods, bekerja ilmiah scientific inquiry ”. Di Indonesia, metode ilmiah scientific methods sudah ditekankan dalam IPA Sejak kurikulum 1975. Lingkup proses dalam kurikulum 1975 dirumuskan dalam tujuan kurikuler kedua yakni mampu 30 menggunakan metode untuk konsep-kosep yang dipelajari. Dalam kurikulum 1984 lingkup proses ini dirumuskan dalam satu rumusan tujuan kurikuler dan metode ilmiah dijabarkan ke dalam jenis-jenis keterampilan proses sebagai keterampilan dasar yang harus dikembangkan atau dilatihkan sebelum seseorang mampu menggunakan metode ilmiah. Selanjutnya dalam kurikulum 1994, lingkup proses dan konsep diintegrasikan dalam setiap rumusan tujuan pembelajaran umum yang harus diukur pencapaiannya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Susanto 2012: 165, ilmu pengetahuan alam merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar. IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Hakikat pembelajaran sains yang didefinisikan sebagai ilmu tentang alam yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan ilmu pengetahuan alam, dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu : ilmu pengetahuan alam sebagai produk, proses, dan sikap. Sutrisno 2007 dalam Susanto 2012: 167 menambahkan bahwa IPA sebagai prosedur dan IPA sebagai teknologi. Akan tetapi, penambahan ini bersifat pengembangan dari ketiga komponen diatas, yaitu pengembangan prosedur dari proses, sedangkan teknologi dari aplikasi konsep dan prinsip-prinsip IPA sebagai produk. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam semesta, yang mempelajari tentang fakta, konsep, dan prinsip dalam kehidupan sehari-hari. Belajar IPA atau sains 31 memberikan bekal bagi peserta didik untuk memproses sains atau IPA dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.9. Pembelajaran IPA di SD

Dokumen yang terkait

perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsay dengan teknik two stay two stray (kuasi eksperimen di MTs PUI Bogor)

0 5 185

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

The influence of using two stay two stray in learning reading comprehension of recount text: a quasi experimental research at second grade students of SMP Dharma Karya UT Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.

2 16 106

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA KELAS IV SDN BENDAN NGISOR

6 37 328

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR PKn MATERI GLOBALISASI KELAS IV SD DI GUGUS ISMAYA

0 0 94

KEEFEKTIFAN MODEL TWO STAY TWO STRAY DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS IV SDN 04 TEMUIRENG KABUPATEN PEMALANG

0 0 88

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MENGGUNAKAN TIPE TWO STAY TWO STRAY

0 0 15