Kemampuan penalaran adaptif pada aspek induktif intuitif
a. Apakah benar ABC
CAB BCD
?
b. Buktikan jawaban kalian pada point a”
Salah satu contoh jawaban siswa kelas kontrol dapat dilihat pada gambar berikut:
a
b
Gambar 4.14 Jawaban siswa kelas kontrol pada aspek deduktif intuitif
a tes kemampuan intuitif, b tes penalaran deduktif
Salah satu jawaban siswa kelas eksperimen dapat dilihat pada gambar berikut:
a
b
Gambar 4.15 Jawaban siswa kelas eksperimen pada aspek deduktif intuitif
a tes kemampuan intuitif, b tes penalaran deduktif
Pada soal posttest nomor 5 siswa ditugaskan untuk menyelesaikan permasalahan sesuai dengan kemampuan penalaran adaptif pada aspek deduktif
intuitif. Perbedaan jawaban siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat dengan jelas pada gambar. Jawaban kelas eksperimen menunjukkan kebiasaanya
untuk menuliskan informasi dari soal dan masalah yang ditanyakan, sedangkan kelas kontrol tidak. Ini menunjukkan siswa kelas eksperimen terbiasa dengan
model pembelajaran CPS baik pada aspek deduktif intuitif maupun induktif intuitif. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa ketika menjawab soal, ada siswa
kelas kontrol mampu menggunakan kemampuan penalaran adaptif pada aspek deduktif intuitif dengan baik sama seperti kelas eksperimen yang mampu
menggunakan penalaran adaptifnya. Perbedaannya ketika membuktikannya saja. Seseorang dikatakan memiliki kemampuan penalaran adaptif yang baik jika ia
memiliki kemampuan intuitif dan kemampuan penalaran yang baik juga. Hasil perhitungan persentase skor siswa pada aspek deduktif intuitif kelas
eksperimen sebesar
78.13
dan kelas kontrol 67,71. Kemampuan deduktif intuitif siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, karena siswa
kelas eksperimen lebih mampu menggunakan kemampuan penalaran adaptif dibandingkan siswa kels kontrol. Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa model
pembelajaran Creative Problem Solving yang diterapkan selama proses pembelajaran memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan penalaran
adaptif matematis siswa baik pada aspek induktif intuitif maupun deduktif intuitif, khususnya pada pokok bahasan Segi Empat dan Segitiga ini. Persentase rata-rata
skor kelas eksperimen pada kedua aspek penalaran adaptif yang diukur lebih tinggi dari kelas kontrol, sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan
penalaran adaptif matematis siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, dengan rata-rata skor 19,40 80,83 pada kelas eksperimen dan 16,50
68,75 pada kelas kontrol. Kemampuan penalaran adaptif matematis siswa yang diterapkan model
pembelajaran Creative Problem Solving CPS lebih tinggi daripada siswa yang diterapkan pembelajaran secara konvensional dengan menggunakan pembelajaran
ekspositori. Hal ini sejalan dengan pendapat Pehkonen yang menyatakan bahwa
berpikir kreatif merupakan kombinasi antara berpikir divergen yang berdasarkan intuisi dan berpikir logis.
1
Aspek kreatif tersebut dibutuhkan dalam model pembelajaran Creative Problem Solving CPS sehingga pada model ini melatih
siswa untuk berpikir divergen yang berdasarkan intuisi dan berpikir logis atau konvergen. Berpikir divergen berdasarkan intuisi dan logis keduanya terdapat di
dalam kemampuan penalaran adaptif matematis siswa, sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Creative Problem Solving CPS dapat
melatih dan mengembangkan kemampuan penalaran adaptif siswa. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Yulisa Desriyanti
tahun 2014 berkaitan dengan pengaruh model pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving TAPPS terhadap kemampuan penalaran adaptif matematis
siswa dengan nilai rata-rata 63,80, memberikan kesimpulan bahwa model pembelajaran TAPPS efektif untuk meningkatkan kemampuan penalaran adaptif
matematis siswa. Akan tetapi kemampuan penalaran adaptif yang diterapkan model pembelajaran Creative Problem Solving CPS memiliki nilai rata-rata
yang lebih tinggi daripada kemampuan penalaran adaptif yang diterapkan model pembelajaran TAPPS yaitu sebesar 80,83, sehingga dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran CPS lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan penalaran adaptif matematis siswa.
Hasil penelitian Rosita Mahmudah tahun 2013 tentang pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving CPS terhadap kemampuan berpikir
kritis matematis siswa dengan rata-rata 59 memberikan kesimpulan bahwa model pembelajaran CPS efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Akan tetapi jika dibandingkan dengan kemampuan penalaran adaptif matematis siswa yang juga diterapkan model pembelajaran CPS memiliki nilai rata-rata
yang lebih tinggi yaitu 80,83. Hal ini menunjukkan model pembelajaran Creative Problem Solving CPS efektif untuk mengembangkan kemampuan penalaran
adaptif matematis siswa dan kemampuan berpikir kritis, tetapi model
1
Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif, Surabaya: Unesa University Press,
2008, h.20