Perbandingan Kemampuan Penalaran Adaptif Matematis Siswa Kelas

Hasil uji homogenitas menggunakan uji Levene, pada taraf signifikan α = 0,05 menunjukkan data skor hasil posttest kemampuan penalaran adaptif matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen, hal ini didapat dengan membandingkan nilai signifikansi hasil perhitungan dengan α yang telah ditetapkan. Nilai signifikansi yang tertera pada hasil pengujian homogenitas tersebut signifikansi = 0,075 lebih besar daripada harga α = 0,05. Hasil uji homogenitas juga bisa dilihat pada output analisis Independent Samples T Test di atas. Pengujian normalitas dan homogenitas telah menunjukkan bahwa skor posttest kemampuan penalaran adaptif matematis pada kedua kelompok berdistribusi normal dan varian kedua kelompok juga sama atau homogen, oleh karena itu pengujian kesamaan dua rata-rata dapat dilakukan dengan menggunakan analisis Independent Samples T Test.

2. Uji Hipotesis

Hasil uji kesamaan dua rata-rata posttest kelas eksperimen dan kontrol untuk kemampuan penalaran adaptif matematis menunjukkan untuk menerima H 1 dan menolak H . H 1 menyatakan bahwa rata-rata kemampuan penalaran adaptif matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving CPS lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan pembelajaran ekspositori pada taraf kepercayaan 95. Hal ini dapat diidentifikasi dari nilai signifikansi perhitungan signifikansi=0.000 pada tabel 2.6 yang bern ilai kurang dari nilai α = 0,05.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan penalaran adaptif matematis siswa setelah diajarkan melalui model pembelajaran Creative Problem Solving CPS secara signifikan lebih baik daripada yang diajarkan melalui pembelajaran secara konvensional yaitu pembelajaran ekspositori. Skor rata-rata kemampuan penalaran adaptif matematis siswa melalui model pembelajaran CPS secara signifikan juga lebih tinggi daripada melalui pembelajaran konvensional. Model pembelajaran Creative Problem Solving CPS mendorong siswa untuk mampu memecahkan permasalah matematis yang menekankan penemuan berbagai alternatif ide atau gagasan melibatkan proes berpikir divergen dan konvergen untuk mencari penyelesaian berupa solusi yang paling efisien dari suatu permasalahan. Berbeda dengan pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran ekspositori, dimana pembelajarannya masih berpusat pada guru, sehingga siswa kurang memiliki kesempatan untuk menggunakan dan melatih kemampuan penalaran adaptif matematis untuk ide-ide yang mereka miliki. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, model pembelajaran CPS terdiri dari lima tahapan pembelajaran yaitu, menemukan fakta, menemukan masalah, menemukan ide, menemukan solusi, dan menemukan penerimaan. Tahapan- tahapan pada model pembelajaran CPS mampu melatih dan mengembangkan kemampuan penalaran adaptif matematis siswa. Dalam prosesnya CPS melibatkan proses berpikir divergen yang mampu melatih kemampuan intuitif, sedangkan proses berpikir konvergen melatih kemampuan penalaran induktif dan deduktif, sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan penalaran adaptif dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran CPS yang melibatkan proses berpikir divergen dan konvergen. Awalnya siswa bersama dengan kelompoknya yang sudah ditentukan diberikan Lembar Kerja Siswa LKS yang berisi permasalahan matematis beserta pertanyaan-pertanyaan yang sesuai untuk melatih kemampuan penalaran adaptif melalui model pembelajaran CPS. Bersama dengan kelompoknya LKS dikerjakaan mulai dari tahapan awal sampai tahapan akhir yaitu mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas. Pada pertemuan pertama misalnya, peneliti terlebih dahulu menjelaskan maksud dari setiap pertanyaan yang terdapat pada lembar kerja, akan tetapi sebagian siswa merasa bingung dalam mengerjakan LKS tersebut, sehingga pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving pada pertemuan pertama kurang berjalan sesuai harapan peneliti. Kendala yang dihadapi peneliti saat pertemuan pertama diantaranya keterbatasan waktu pembelajaran, sebagian siswa kurang fokus dalam pembelajaran, sikap siswa yang

Dokumen yang terkait

Pengaruh Metode Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (Tapps) Terhadap Kemampuan Penalaran Adaptif Matematik Siswa (Penelitian Quasi Eksperimen Di Kelas Xi Ipa Sma Muhammadiyah 25 Pamulang)

3 26 192

Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Menggunakan Masalah Kontekstual Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa

1 43 0

Pengaruh Model Pembelajaran Collaborative Problem Solving Terhadap Kemampuan Representasi Matematis Siswa

6 49 0

Pengaruh penggunaan model pembelajaran creative problem solving: CPS termodifikasi terhadap hasil belajar siswa pada konsep hukum newton tentang gravitasi

3 36 0

Pengaruh model creative problem solving terhadap Pemahaman Konsep Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) (penelitian quasi eksperimen di kelas VII SMP Nusantara Plus Ciputat)

1 35 0

Pengaruh Model Pembela jaran Creative Problem Solving (CPS) Terhadap Kemampuan Penalaran Analogi Matematik Siswa

1 27 309

PENGARUH CREATIVE PROBLEM SOLVING DAN KEMAMPUAN Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Strategi Creative Problem Solving (CPS) Terhadap Pemahaman Konsep Ditinjau dari Kemampuan Komunikasi Matematis pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 7 Surakarta Ta

0 3 11

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING : Studi Kuasi Eksperimen terhadap siswa salah satu SMP Negeri di Kota Bandung.

1 1 46

PENGARUH PENDEKATAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS), PROBLEM SOLVING (PS), DAN DIRECT INSTRUCTION (DI), TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP.

0 2 84

Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan

0 2 6