Problem Solving Pemecahan Masalah

memberikan tantangan, kesempatan, yang saling berkaitan, sementara solving artinya merencanakan suatu cara untuk menjawab dari suatu problem. 26 Didalam problem solving siswa tidak terlepas dari ide yang diajukan dalam menyelesaikan permasalahan matematis. Untuk mengefektifkan problem solving dengan banyak ide yang dihasilkan, menurut Mitchell dan Kowalik sebaiknya menggunakan model Osborn-Parnes yaitu model pemecahan masalah kreatif. 27 Model tersebut dikembangkan oleh pencipta brainstorming, yaitu Alex Osborn dan Dr. Sidney Parnes. 28 Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dikatakan bahwa model pembelajaran Creative Problem Solving CPS merupakan pengembangan dari pembelajaran problem solving. Tahapan dalam model pembelajaran ini merepresentasikan prosedur sistematik dalam mengidentifikasi tantangan, menciptakan gagasan, dan menerapkan solusi-solusi inovatif. Melalui praktik dan penerapan proses tersebut secara berkelanjutan, siswa dapat memperkuat teknik-teknik kreatif dan penalaran adaptif mereka dan belajar menerapkannya dalam situasi-situasi yang baru. Dimana teknik-teknik kreatif memelurkan kemampuan intuitif. Model pembelajaran ini tidak seperti metode pemecahan masalah pada umumnya, model ini lebih mengutamakan kuantitas ide yang diberikan dan selanjutnya tidak langsung ada keputusan final atau masih ada penundaan solusi. 29 Peran guru dalam pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran Creative Problem Solving CPS lebih banyak menempatkan diri sebagai fasilitator membantu memberikan kemudahan kepada siswa dalam proses pembelajaran, motivator memberikan motivasi kepada siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran, dan dinamisator guru berusaha memberikan rangsangan dalam mencari, mengumpulkan, dan menentukan 26 Mitchell E, Kowalik, Thomas, Creative Problem Solving, Genigraphics Inc: 1999, cet ke-3, h. 4 27 Mitchell E, Kowalik, Thomas, op.cit, h. 4 28 Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013, h.147 29 Miftahul, Huda, op.cit, h. 148 informasi untuk pemecahan masalah. 30 Selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran CPS, siswa diberikan kesempatan secara luas untuk memecahkan masalah yang diberikan, hal tersebut merupakan prasyarat bagi siswa yang ingin belajar mandiri. Tujuan yang ingin dicapai adalah siswa diarahkan aktif dalam membangun pengetahuannya melalui pengalaman langsung sehingga diharapkan tujuan pembelajaran matematika dapat tercapai dengan baik. Model pembelajaran CPS memiliki aspek kreatif. Menurut Pehkonen, berpikir kreatif merupakan kombinasi berpikir logis dan berpikir divergen berdasarkan intuisi. CPS memiliki karakteristik dalam prosesnya yaitu menggunakan proses berpikir divergen dan konvergen. Berpikir divergen adalah pola berpikir yang menyebar atau dengan kata lain berpikir yang bervariasi, berbagai ide dari pengertian sudut pandang yang berbeda-beda. Pola-pola dalam berpikir divergen diantarannya, menangguhkan adanya sebuah pembenaran, melihat atau memperhatikan kumpulan ide, menerima seluruh ide, menambahkan ide sendiri pada ide yang telah dikumpulkan, mencoba mengkombinasikan. Berpikir konvergen adalah pola berpikir yang mengumpul. Pola-pola dalam berpikir konvergen diantaranya, tenang tidak tergesa-gesa, berhati-hati, tegas dan jelas, menghindari keputusan yang terlalu dini, mencari kejelasan, membangun kebenaran, jangan menyimpang dari tujuan. 31 Osborn-Parnes mengatakan bahwa model pembelajaran CPS mempunyai tiga komponen utama, yaitu 32 : 1 Menemukan fakta, melibatkan penggambaran masalah, mengumpulkan dan meneliti data dan informasi yang bersangkutan. 2 Menemukan gagasan, berkaitan dengan memunculkan dan memodifikasi gagasan tentang strategi pemecahan masalah 3 Menemukan solusi, yaitu proses evaluatif sebagai puncak pemecahan masalah 30 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta, PT Rineka Cipta, 2009, h. 201 31 Mitchell E, Kowalik, Thomas, op.cit,h.5 32 Miftahul Huda, op.cit, h.147 Langkah-langkah dalam model pembelajaran Creative Problem Solving, menurut William E.Mitchell dan Thomas F. Kowalik berdasarkan model pemecahan masalah Osborn-Parnes, 33 yaitu: 1 Mess-finding Menemukan masalah yang dirasakan sebagai pengganggu Tahap pertama merupakan suatu usaha untuk mengidentifikasi suatu situasi yang dirasakan mengganggu. 2 Fact-finding Menemukan Fakta Tahap kedua yaitu menemukan fakta. Pada tahap ini siswa mendaftar semua fakta yang diketahui dan berhubungan dengan situasi tersebut untuk menemukan informasi yang tidak diketahui tetapi esensial pada situasi yang sedang diidentifikasi dan dicari. Pada tahap kedua ini melibatkan cara berpikir divergen dan konvergen. Saat mengungkapkan hal yang dianggap fakta merupakan proses berpikir divergen, sedangkan saat mempertimbangkan dan memutuskan apa saja yang merupakan fakta terpenting digunakan proses berpikir konvergen. 3 Problem-finding Menemukan Masalah Tahapan ketiga yaitu menemukan masalah. Tahapan dimana diupayakan siswa dapat mengidentifikasi semua kemungkinan pernyataan masalah dan kemudian memilih apa yang paling penting atau yang mendasari masalah. Tahapan ini melibatkan berpikir divergen yaitu ketika siswa mencatat semua yang dirasa menjadi masalah persoalan yang diberikan. Ketika mempertimbangkan dan memutuskan suatu pernyataan adalah sebuah masalah maka digunakan proses berpikir konvergen. 4 Idea-finding Menemukan Ide Tahapan keempat yaitu menemukan ide. Pada tahapan ini diupayakan untuk menemukan sejumlah ide dan gagasan yang mungkin dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Pada tahapan ini siswa hanya menggunakan proses berpikir divergen, yaitu mencoba untuk menduga dan mendaftarkan ide-ide yang mungkin dapat menjadi penyelesaian permasalahan yang ada. 33 Mitchell E, Kowalik, Thomas, op.cit, h.7-14

Dokumen yang terkait

Pengaruh Metode Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (Tapps) Terhadap Kemampuan Penalaran Adaptif Matematik Siswa (Penelitian Quasi Eksperimen Di Kelas Xi Ipa Sma Muhammadiyah 25 Pamulang)

3 26 192

Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Menggunakan Masalah Kontekstual Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa

1 43 0

Pengaruh Model Pembelajaran Collaborative Problem Solving Terhadap Kemampuan Representasi Matematis Siswa

6 49 0

Pengaruh penggunaan model pembelajaran creative problem solving: CPS termodifikasi terhadap hasil belajar siswa pada konsep hukum newton tentang gravitasi

3 36 0

Pengaruh model creative problem solving terhadap Pemahaman Konsep Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) (penelitian quasi eksperimen di kelas VII SMP Nusantara Plus Ciputat)

1 35 0

Pengaruh Model Pembela jaran Creative Problem Solving (CPS) Terhadap Kemampuan Penalaran Analogi Matematik Siswa

1 27 309

PENGARUH CREATIVE PROBLEM SOLVING DAN KEMAMPUAN Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Strategi Creative Problem Solving (CPS) Terhadap Pemahaman Konsep Ditinjau dari Kemampuan Komunikasi Matematis pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 7 Surakarta Ta

0 3 11

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING : Studi Kuasi Eksperimen terhadap siswa salah satu SMP Negeri di Kota Bandung.

1 1 46

PENGARUH PENDEKATAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS), PROBLEM SOLVING (PS), DAN DIRECT INSTRUCTION (DI), TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP.

0 2 84

Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan

0 2 6