Dia meriwayatkan hadīs dari Wāsil budak dari Abī ‘Uyaynah, Gaylān bin Jarīr, Muhammad bin Sīrīn, Hisyām bin ‘Urwah, ‘Imrān al-Qusayr, Abī ‘Usmān al-
Ansārī, Matar al-Warrāq, ‘Amr bin Mālik, dan yang lainnya. Sedangkan orang yang
meriwayatkan hadīs darinya adalah Hisyām bin Hassān usianya lebih tua dari Mahdī
bin Maymūn, Ibnu Mahdī, Waki’, ‘Abdullāh bin Bakr, al-Qattān, Habbān bin Hilāl,
dan yang lainnya.
27
Adapun penilaian para kritikus terhadapnya, Abū Sa’īd berkata dari ‘Abdullāh bin Idrīs dia bertanya kepada Syu’bah mengenai Mahdī bin Maymūn, dan dia
menjawab siqah. Demikian pula dengan ‘Abdullāh bin Ahmad dari ayahnya, al-
Nasāī, Ibnu Ma’īn, Ibnu Sa’d mengatakan siqah. Dan Ibnu Hibbān menyebutnya di dalam al-Siqah.
28
Penilaian para kritikus di atas menunjukkan bahwa
Mahdī bin Maymūn
adalah periwayat yang memiliki integritas pribadi dan kemampuan intelektual yang
tidak diragukan. Pada sisi lain, antara Ma hdī bin Maymūn dan ‘Amr bin Mālik
terjadi pertemuan dalam hubungan sebagai murid dan guru. Dengan menggunakan lambang
haddasanā dapat dipercaya bahwa sanad antara keduanya bersambung.
5. ‘Amr bin Mālik.
27
Ahmad ibn Alī ibn Hajar al-Asqalānī, Tahzīb al-Tahzīb, juz X h. 291.
28
ibn Hajar al- Asqalānī, Tahzīb al-Tahzīb, juz X, h. 292. Al-Rāzī, Kitāb al-Jarh wa al-
Ta’dīl.,jilid VIII h. 335-336. Al-Zahābī, Siyar A’lam al-Nubalā, juz VIII, h. 10-11.
Nama lengkapnya adalah ‘Amr bin Mālik al-Nukrī, Abū Yahyā. Ada yang mengatakan Abū Mālik al-Basrī, dan meninggal pada tahun 129 H.
29
Beliau meriwayatkah hadīs dari ayahnya dan Abī al-Jawzāi. Sedangkan
orang yang meriwayatkan hadīs darinya adalah anaknya yakni Yahyā, Nūh bin Qays,
Mahdī bin Maymūn, Sa’īd, Hammād, ‘Ibād bin ‘Ibād, dan yang lainnya.
30
Tidak banyak ditemukan kritikus yang memberikan penilaian terhadap ‘Amr bin Mālik. Ibnu Hibbān menyebutnya di dalam al-Siqah, hadīsnya yang
diriwayatkannya mu’tabar selain riwayat anaknya darinya dari ‘Amr bin Mālik, dan
dikatakan pula bahwa ia sering melakukan kesalahan. Sedangkan Ibnu Hajar mengatakan bahwa ia
shadūq lahū awhām.
Berdasarkan penilaian terhadap ‘Amr bin Mālik, dapat dinyatakan bahwa dia adalah periwayat yang kontroversial. Akan tetapi pujian yang ditujukan kepadanya
sangat rendah yakni shadūq. Lagi pula dia mengakui bahwa riwayat tersebut diterima
dari Abī al-Jawzāi,
31
sedangkan dalam biografi Abī al-Jawzāi ditemukan bahwa riwayat ‘Amr bin Mālik dari Abī al-Jawzāi tidak sah, karena ‘Amr bin Marajulun,
yakni seorang yang tidak diketahui identitasnya majhūl.
32
29
Ah ad ib Alī ib Haja al-As alā ī, Tahzīb al-Tahzīb, juz X, h. 292.
30
Ibn Hajar al- As alā ī, Tahzīb al-Tahzīb, juz VIII, h. 80.
31
Nama lengkap Abī al-Jawzāi adalah Aus bin ‘Abdullāh al-Raba’ī, Abū al-Jawzāi al-Bashrī. Al-
Asqalānī, Tahzīb al-Tahzīb,juz I h. 349.
32
Al- As alā ī, Tahzīb al-Tahzīb,juz I, h. 349.