Abū Kurayb. Kritik Sanad Hadis
Dia menerima hadīs dari Aymān bin Nābil, ‘Ikrimah bin ‘Ammār al-Yamāmī, Ubay bin ‘Abbās bin Sahl bin Sa’d al-Sā’idī, Mālik bin Anas, dan masih banyak yang
lain.
74
Sedangkan orang yang menerima hadīs darinya adalah Ahmad, Abū Haysamah,
Abū Kurayb, ‘Alī bin al-Madīnī, dan yang lainnya.
Mengenai penilaian ulama terhadapnya, Abū Hātim mengatakan shadūq shālih. Abū Dāwud mengatakan bahwa saya mendengar Ahmad berkata bahwa Zayd
bin al- Hubbāb shadūq, akan tetapi banyak kesalahan kasīr al-khata’. ‘Ubayd al-
Qawārīrī mengatakan bahwa Abū al-Husayn al-‘Uklī zakiyyan, hāfizan, ‘āliman. Ibnu Hibban menyebutnya di dalam al-
Siqāṯ, dan dikatakan bahwa hadīsnya dapat diambil sebagai pelajaran jika ia meriwayatkan dari orang-orang yang
masyhūr. Akan tetapi jika ia meriwayatkan dari orang-orang yang
majhūl maka di dalamnya terdapat hadīs yang mungkar. Ibnu Khalafūn mengatakan siqah, shadūq dan dikenal hadīsnya. Ibnu
Qāni’ mengatakan dia adalah orang Kufah yang sālīh. Ibnu Yūnus mengatakan hadīsnya baik, dia adalah salah seorang syekh Kufah yang sabit dan tidak ada yang
menyangkal bahwa dia sadūq. Sedangkan Ibnu Mākūlā, Ibnu Syāhayn, ‘Alī al-
Madīnī dan al-‘Ajalī mengatakan siqah.
75
Umumnya ahli kritik hadīs memuji kualitas pribadi dan kemampuan intelektual Zayd. Mengenai penilaian Ahmad termasuk lafal ketercelaan, akan tetapi
74
Zayd tidak menyebutkan Mūsa bin ‘Ubaydah sebagai salah seorang gurunya, akan tetapi di akhir penyebutan nama-nama gurunya di katakan
wa khuliqa kasīr, maka diperkirakan Mūsa bin ‘Ubaydah termasuk di dalamnya.
75
Al- As alā ī, Tahzīb al-Tahzīb, juz IX h. 393-395.
peringkat ketercelaannya rendah. Jadi bila dihadapkan dengan penilaian kritikus lainnya, maka Zayd tetap dinyatakan bersifat siqah. Itu berarti pengakuannya bahwa
dia menerima riwayat di atas dari Mūsa bin ‘Ubaydah dengan lambang haddasanā tidak diragukan, bahkan diyakini pula bahwa keduanya dalam keadaan bersambung.
Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat ditegaskan bahwa Zayd bin Hubāb al-‘Uklī adalah periwayat yang sahih karena telah memenuhi kaidah kesahihan
sanad hadīs.