Tujuan Salit tasbih dalam perspektif hadis (studi analisis sanad dan matan)

hubungan yang kuat antara seorang hamba dan pencipta yang membawa kenikmatan, keamanan, ketenangan, dan keselamatan yang diwujudkan dalam bentuk pernyataan diri dan penghambaan diri kepada Allah swt. alāt juga merupakan sarana untuk mencapai kemenangan, keberuntungan, 16 dan alāt yang dilakukan lima kali sehari semalam dapat menghapus dosa seperti air dipakai mandi dapat menghapus daki yang ada di badan sebagaimana yang dijelaskan dalam Hadis: ااَ َ َ َْْ ُنب ُميِهارْبا انثَدح : يأ نع َمْيهارْبا ِنب ٍدمُ ْنع َد ِ َ ْنَع ُيدْرَواردلاو ٍ ِزاح يَأ ُنبا يَث َدَح ها او َر َ َِم هّنَأ َ ر َرُه يا نع ِنَْرلا دْبَع نب َ مَلَ َمَلَ َو ِهْيَلَع ُها َلَص ُاوُ َ : ّنَأ ْول ْمُ اَرَأ اولا ؟ِهِنَرَد ن ْبُ لذ ُتْ َ ا اسَْ ٍ ْوَ َ ُ ِهيِ ُ ِسَ ْ َ مُ دَحَا ِاابِب اًرْهَ ن : ِهِنَرَد ن ْبُ ًا ْيَ . اا : ا اطَ ا هب هاو ِ مَ ا ِااولَ لا ُ َ َ َ ل َ . 17 “Seandainya ada sebuah sungai di depan rumah salah seorang dari kamu dan ia mandi di sana lima kali sehari, apakah menurutmu masih akan ada daki kotoran yang tersisa ditubuhnya? Mereka berkata: “Tidak akan ada sedikitpun kotoran yang tersisa ditubuhnya.” Nabi saw. menambahkan, ini adalah ibarat mengerjakan Ṣalāt lima waktu menghapus perbuatan jahat dosa.” Dengan alāt akan tercipta hubungan yang amat dekat antara pelaku dan Allah swt. Sehingga terasa adanya pengawasan dari Allah swt. Terhadap segala tindakan yang pada akhirnya akan memberikan ketenangan yang besar dalam jiwa dan menjauhkan dari kelalaian yang dapat memalingkan seseorang dari ketentuannya kepada Allah swt. Qs. al- Zāriyat 51: 56. Adapun tujuan atau manfaat melaksanakan Ṣalāt tasbīh, bagi para ulama yang tidak menerima kehujjahan Hadis tentang Ṣalāt tasbīh tentu saja Ṣalāt tasbīh 16 Lihat Qs. al- Mukminūn 23: 1, QS. al-Ma’ārij 70: 19 17 Al- Bukhārī al-Jafī, juz I kitāb Mawāqīt al-Shalat Bāb al-Shalāwat al-Khamsu Kaffārat, h. 167. bagi mereka tidak ada manfaatnya. Karena itu mereka tidak mengerjakannya. Tapi bagi para ulama yang mensahihkan Hadis tersebut, nyata disebutkan bahwa Allah akan mengampuni dosa, baik yang pertama dan terakhir, yang terdahulu dan yang baru, yang tidak disengaja maupun yang disengaja, yang kecil maupun yang besar, yang tersembunyi maupun yang terang-terangan.

D. Tata Cara Ṣalāt Tasbīh

Ṣalāt tasbīh semua riwayat sepakat dengan empat rokaat 18 , jika pada siang hari dengan satu kali salam langsung niat empat rakaat, sedang di malam hari dua rokaat-dua rokaat dengan dua kali salam dua kali shalat dengan masing- masing 2 rakaat dengan tasbih sebanyak 75 kali tiap raka’atnya, jadi keseluruhan bacaan tasbih dalam shalat tasbih 4 rokaat tersebut 300 kali tasbih. 19 Secara umum, shalat tasbih sama dengan tata cara shalat yang lain, hanya saja ada tambahan bacaan tasbih yaitu: ُرَ بْ َأ ُهاَو ُها َ ِ َهَلِ َ َو ِهَلِل ُدْمَْ اَو ِها َناَ ْبُ 20 Adapun cara mengerjakan alāt tasbīh adalah sebagai berikut: 1. Berdiri tegak menghadap kiblat, lalu mengucapkan niatnya. Lafaz niat Ṣalāt tasbīh bila dikerjakan dua rakaat-dua rakaat: 18 Abī Dāwud Sulayman bin al-Asyas al-Sijistānī, Sunan Abī Dāwud, kitab al-Shalāt bāb Shalāt al-Tasbīh, juz I Bayrūt: Dār al-Fikr, 1994, h. 484. Al-Hafiz Abī Abdullāh Muhammad ibn Yazīd al-Qaswinī. Sunan ibn Mājah, Kitāb Iqāmat al-Shalāt wa al-Sunnat Fī hā Bāb Mā Ja’a fī Shalāt al-Tasbīh juz I Bayrūt: Dār al-Fikr, 1995, h. 442. Abī Muhammad bin ‘Isā bin Sawrah, Sunan al- Tirmizī, Kitāb al-Shalāt Bāb Mā Ja’a fī Shalāt al-Tasbīh, juz II Bayrūt: Dār al-Kutub al- Ilmiyyah, 1987, h. 347. 19 Abī ‘Isā Muhammad bin ‘Isā bin Sawrah, h. 350. 20 Abū Dāwud, kitab al-Shalāt bāb Salāt at-Tasbīh, h. 483-484. َِاَلَ ِهّلِل َِْْ َلْ َر حْيِبْسَ لا َ نَ ُ ِلَصُا . Lafaz niat Ṣalāt tasbīh dikerjakan empat rakaat : “Saya niat Ṣalāt tasbīh dua rakaat karena Allah ta’alā”. َااَلَ ِهَلِل ٍااَلَ َر َ َبْرَأ ِحْيِبْسَ لا َ َنُ ِلَصُأ “Saya niat Ṣalāt tasbīh empat rakaat karena Allah ta’alā”. 2. Setelah niat, lalu membaca do’a iftitah yaitu: ِااومَسلا َرَطَ يِ َلِل َ ِهْجَو ُتْهَجَو ِِِأ ْيِصَأَو ً َرْكُب ِها َناَ ْبُ َو اَرْ يِ َ ِه ُدْمَ اَو اْرِبَ َرْ َأ ها َْ ِرْشُما َنِ انأ اَ َو اًمِلْسُ اًفْ يِنَح َ ْر اَو . َِْْماَللا ِاَر ِه ِِاََََو َياَيََُْو ِكُسُنَو ِِ َص َنِأ َِْْمِلْسُما َنِ انأَو ُاْرِ ُأ َ ِل ِبَو ُهلَ َ ِرَ . 21 “Allah Maha Besar lagi sempurna Kebesaran-Nya, segala puji bagi-Nya dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore. Kuhadapkan muka hatiku kepada Zat yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan menyerahkan diri dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin. Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku semata hanya untuk Allah Seru sekalian alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan aku diperintahkan untuk tidak menyekutukan bagi-Nya. Dan aku dari golongan orang muslimin. Atau boleh juga membaca doa iftitah sebagai berikut: ِاِر ْمَلاَو ِقِرْشمَلا ََْْ ب َاْدَعاَب اَمَ َياَ اَطَ ََْْ بَو ِيْيَ ب ْدِعاَب َمُهّللَأ . امَ َياَطَ ْنِ ِيِ َ ن َمُهللَا ِ نَدَلا َنِ ُييَبْ ا ُاْوَ لا َ َ نُ . ِدَرَلاَو ِ لْ َلاو َ ِءاَماِب َياَ اَطَ ْنِ ِيْلِسْغا َمُهللا . 22 “Ya Allah, jauhkanlah daripada kesalahan dan dosa sejauh antara timur dan barat. Ya Allah bersihkanlah aku dari segala kesalahan dan dosa bagaikan bersihnya kain putih dari kotoran. Ya Allah, sucikanlah kesalahanku dengan air, dan air salju yang sejuk”. 21 Al- Imām Abū Muhammad Abdullah ibn Abdū al-Rahman ibn al-Fadhl ibn Bahrām al- Dārimī, Sunan al-Darimī, Kitāb al-Shalat bāb Mā Yuqālu ba’da Iftitāh, juz II; Indonesia: Maktabah wahlan, t.th., h. 282. 22 Al- Bukharī al-Jafī, Kitāb al-Azān bāb Mā Yuqālu ba’da al-Takbīr, h. 224.