Tata Cara Ṣalāt Tasbīh
َِاَلَ ِهّلِل َِْْ َلْ َر حْيِبْسَ لا َ نَ ُ ِلَصُا .
Lafaz niat Ṣalāt tasbīh dikerjakan empat rakaat :
“Saya niat Ṣalāt tasbīh dua rakaat karena Allah ta’alā”.
َااَلَ ِهَلِل ٍااَلَ َر َ َبْرَأ ِحْيِبْسَ لا َ َنُ ِلَصُأ
“Saya niat Ṣalāt tasbīh empat rakaat karena Allah ta’alā”.
2. Setelah niat, lalu membaca do’a iftitah yaitu:
ِااومَسلا َرَطَ يِ َلِل َ ِهْجَو ُتْهَجَو ِِِأ ْيِصَأَو ً َرْكُب ِها َناَ ْبُ َو اَرْ يِ َ ِه ُدْمَ اَو اْرِبَ َرْ َأ ها َْ ِرْشُما َنِ انأ اَ َو اًمِلْسُ اًفْ يِنَح َ ْر اَو
. َِْْماَللا ِاَر ِه ِِاََََو َياَيََُْو ِكُسُنَو ِِ َص َنِأ
َِْْمِلْسُما َنِ انأَو ُاْرِ ُأ َ ِل ِبَو ُهلَ َ ِرَ
.
21
“Allah Maha Besar lagi sempurna Kebesaran-Nya, segala puji bagi-Nya dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore. Kuhadapkan muka hatiku
kepada Zat yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan menyerahkan diri dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin.
Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku semata hanya untuk Allah Seru sekalian alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan aku
diperintahkan untuk tidak menyekutukan bagi-Nya. Dan aku dari golongan orang muslimin.
Atau boleh juga membaca doa iftitah sebagai berikut:
ِاِر ْمَلاَو ِقِرْشمَلا ََْْ ب َاْدَعاَب اَمَ َياَ اَطَ ََْْ بَو ِيْيَ ب ْدِعاَب َمُهّللَأ .
امَ َياَطَ ْنِ ِيِ َ ن َمُهللَا ِ نَدَلا َنِ ُييَبْ ا ُاْوَ لا َ َ نُ
. ِدَرَلاَو ِ لْ َلاو َ ِءاَماِب َياَ اَطَ ْنِ ِيْلِسْغا َمُهللا
.
22
“Ya Allah, jauhkanlah daripada kesalahan dan dosa sejauh antara timur dan barat. Ya Allah bersihkanlah aku dari segala kesalahan dan dosa
bagaikan bersihnya kain putih dari kotoran. Ya Allah, sucikanlah
kesalahanku dengan air, dan air salju yang sejuk”.
21
Al- Imām Abū Muhammad Abdullah ibn Abdū al-Rahman ibn al-Fadhl ibn Bahrām al-
Dārimī, Sunan al-Darimī, Kitāb al-Shalat bāb Mā Yuqālu ba’da Iftitāh, juz II; Indonesia: Maktabah wahlan, t.th., h. 282.
22
Al- Bukharī al-Jafī, Kitāb al-Azān bāb Mā Yuqālu ba’da al-Takbīr, h. 224.
Setelah selesai membaca doa iftitah, kemudian dilanjutkan dengan membaca surah al-Fatihah dan surah yang lain.
23
Setelah itu bacalah tasbīh
sebanyak lima belas kali, yaitu:
َرْ َا ُها َو ها ِا َهَلِا َو هُدْمَ او َ ِها َناَ بْ .
24
Bacaan tersebut dapat pula ditambah dengan :
ِهِاب َ ِا َ َو ُ َ َو َاْوَح َ َو
3. Kemudian rukuk dengan membaca tasbīh sebanyak sepuluh kali, yaitu:
ِهِاب َ ِا َ َو ُ َ َو َاْوَح َ َو َرْ َا ُها َو ها ِا َهَلِا َو هُدْمَ او َ ِها َناَ بْ
25
4. Kemudian iktidal dengan membaca tahmid iktidal yaitu:
َدَِْ ْنَمِل ها َ َِم
26
Setelah berdiri tegak lalu membaca membaca tasbīh sepuluh kali:
هِاب َ ِا َ َو ُ َ َو َاْوَح َ َو َرْ َا ُها َو ها ِا َهَلِا َو هُدْمَ او َ ِها َناَ بْ
27
23
Ibnu ‘Abidin W. 1252 H., ahli fikih Mazhab Hanafi, di dalam kitab fikihnya yang berjudul Hasyiyah Rad al-
Muhtār ‘alā al-Dur al-Mukhtār –sebagaimana yang dijelaskan dalam Ensiklopedi Islam- menjelaskan bahwa berdasarkan hadis dari Ibnu Abbas, pada setiap rakaat
dibaca surah al-Fatihah. Setelah membaca surah al-Fatihah pada setiap rakaat secara berturut-turut dibaca surah al-Takasur, al-
‘Asr, al-Kafirun, dan al-Ikhlas. Selanjutnya Ibnu Abidin menjelaskan bahwa sebagian ulama berpendapat bahwa surah yang terbaik dibaca pada masing-masing rakaat
adalah surah al-Hadid, al-Hasyr, al-Saff, dan al-Tagabun. Karena terdapat kesesuaian antara makna yang terkandung di dalam surah-surah ini dengan bacaan-bacaan tasbih yang terdapat di
dalam salat tasbih. Lihat Abdul Azis Dahlan ed., Ensiklopedi Hukum Islam Cet. VI; Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2003, h. 1603.
24
A bū Dāwud, kitab al-Shalāt bab Shalāt at-Tasbīh, h. 483-484.
25
Abū Dāwud, kitab al-Shalāt bab Shalāt at-Tasbīh, h. 483-484.
26
Al- Bukhāri, Kitāb al-Azān bāb al-Takbīr izā Qāma min al-Sujūdi, h. 293-294. Al-Imām
Abī Husaīn Muslim ibn al-Hajjāj al-Qushairī, al-Naisabūrī, Shahīh Muslīm, Kitāb al-Shalāt bāb Isbāt al-Takbīr, juz I Bayrūt: Dar al- Kutub al-Ilmiyyah, 1992, h. 293-294.
5. Kemudian sujud dengan membaca tasbīh sebanyak sepuluh kali:
ِهِاب َ ِا َ َو ُ َ َو َاْوَح َ َو َرْ َا ُها َو ها ِا َهَلِا َو هُدْمَ او َ ِها َناَ بْ
28
6. Kemudian duduk diantara dua sujud dengan membaca membaca tasbīh
sebanyak sepuluh kali:
ِهِاب َ ِا َ َو ُ َ َو َاْوَح َ َو َرْ َا ُها َو ها ِا َهَلِا َو هُدْمَ او َ ِها َناَ بْ
29
7. Kemudian sujud kedua dengan membaca tasbīh sebanyak sepuluh kali:
ِهِاب َ ِا َ َو ُ َ َو َاْوَح َ َو َرْ َا ُها َو ها ِا َهَلِا َو هُدْمَ او َ ِها َناَ بْ
30
Sebelum berdiri untuk rakaat kedua hendaknya “duduk istirahat” sambil
membaca tasbīh seperti tersebut di atas sepuluh kali. Sedangkan pada rakaat
terakhir, setelah sujud kedua dan membaca tasbīh sebanyak sepuluh kali, maka
selanjutnya adalah membaca tahiyat yaitu:
ِه ُااَبِيّطلا ُااَوَلَ لا ُااَ راَبُما ُااَيِ َ لاا .
ُهَ َا َرَ بَو ِها ُ ََْْرَو َُِِنلا اَهُ َأ َ ْيَلَع ُ َسلا .
اَنْ يَلَع ُ َسلا َِِْ اَ لا ِها ِدَابِع لعَو
. ها ُاْوُ َر ًادَمَُُ َنَأ ُدَهْ َأَو ها أ َهلِأ ْنَأ ُدَهْ َأ
. لع ِ َص َمُهّللأ
ٍدَمَُُ انِدِيَ اأ لَعَو ٍدَمَُُ انِدِيَ .
َمْيِهارْبِأ انِدِيَ ِاأ لعَو َمْيِهَارْبِأ انِدِيَ لع َتْيَلَص ام .
ٍدَمََُ ان دِيَ اا لعَو ٍدَمَُُ انِدِي لع ْ ِرابَو .
انِدِيَ اا لع و َمْيِهارْبأ انِدِيَ لع َتْ راَب ام ٌدْيَِ ٌدْيَِْ َ َنِأ ْماللا َمْيِهاربأ
.
31
“Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan bagi Allah. Salam, rahmat dan berkah-Nya kupanjatkan kepadamu wahai Nabi
Muhammad. Salam keselamatan semoga tetap untuk kami seluruh hamba yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dan
aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah,
27
Abū Dāwud, kitab al-Shalāt bab Shalāt at-Tasbīh, h. 483-484.
28
Abū Dāwud, kitab al-Shalāt bab Shalāt at-Tasbīh, h. 483-484.
29
Abū Dāwud, h 483-484.
30
Abū Dāwud, h. 483-484.
31
Bukhāri, Kitāb al-Azān bāb al-Tasyahhud fī al-ākhirah, h. 250. Muslim,,Kitāb al- Shalāt bāb al-Tasyahhud fī al-Shalāt, h. 301-305.
limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muh}ammad beserta seluruh keluarganya. Sebagaimana pernah Engkau beri rahmat kepada Nabi
Ibr āhīm dan keluarganya. Dan limpahkanlah berkah atas Nabi
Muhammad beserta para keluarganya. Sebagaimana Engkau memberi berkah kepada Nabi Ibrāhīm dan keluarganya. Di seluruh alam semesta
Engkaulah yang terpuji, dan Maha Mulia”. 9. Terakhir adalah salam.
Demikian dikerjakan pada rakaat pertama, yang bila dihitung seluruh bacaan tasbīhnya berjumlah tujuh puluh lima kali tasbīh. Jadi apabila dikerjakan
dalam empat rakaat berarti bacaan tasbīhnya berjumlah tiga ratus tasbīh.
32
Apabila seseorang lupa melaksanakan salah satu gerakan di dalam Ṣalāt
tasbīh, lalu ia melaksanakan sujud sahwi sujud karena lupa, maka ia tidak dianjurkan untuk membaca
tasbīh di atas pada sujud sahwi tersebut. Akan tetapi, jika lupa membaca
tasbīh di dalam salah satu gerakan Ṣalātnya, maka ia menyempurnakannya pada gerakan yang lain selain pada waktu iktidal karena
iktidal adalah rukun Ṣalāt yang singkat waktunya, sehingga jumlah bacaan
tasbīhnya secara keseluruhan tetap berjumlah tiga ratus kali.
33
Demikian tata cara pelaksanaan Ṣalāt tasbīh yang dipahami oleh
masyarakat.
32
Abī Dāwud Sulayman bin al-Asyas al-Sijistānī, h. 483-484.
33
Sebagaimana yang ditakhrij oleh Tirmizī dari ‘Abd al-‘Azīz dari Abū Rizmah, dia
berkata: “Aku bertanya kepada Ibnu al-Mubārak, bagaimana jika dia lupa di dalam salat tasbih, apakah dia bertasbih sepuluh kali di dalam sujud sahwi?” Dia menjawab: “Tidak perlu.
Sesungguhn ya tasbihnya tiga ratus kali”. Abī ‘Isā Muhammad bin ‘Isā. bin Sawrah, h. 350.
24