Perkembangan Taman Nasional TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perkembangan Taman Nasional

Penetapan kawasan cagar alam, hutan lindung, taman nasional, dan taman laut merupakan wujud dari upaya pelestarian sumberdaya alam hayati. Penentuan cagar alam dapat bersifat botanis, faunis dan estetis yang menonjolkan keindahan alam, tetapi pada kenyataannya tidak ada pemisahan tegas, dan biasanya dimana fauna dilindungi maka habitatnya berupa berbagai flora dan alam sekitarnya juga terlindungi dengan sendirinya. Pada saat ini terdapat lebih dari 2.6 ribu kawasan lindung di dunia yang meliputi daerah hampir seluas 4 juta km 2 pada 124 negara McKinnon et al., 1993. Selama tahun 1970an, jumlah kawasan lindung meningkat 46 dengan total luas kawasan meningkat lebih 80 yang sebahagian besar terdapat di negara-negara tropika Harrison et al., 1984. Kawasan lindung berdasarkan kategori IUCN World Conservation Union dapat diklasifikasikan atas enam kategori yaitu: 1. Cagar Alam yaitu kawasan lindung yang dikelola khususnya untuk kepentingan ilmu pengetahuan, dan Suaka Alam yaitu kawasan lindung yang dikelola khusus untuk perlindungan alam, 2. Taman Nasional yaitu kawasan lindung yang dikelola khusus untuk konservasi ekosistem dan rekreasi, 3. Monumen Alam yaitu kawasan lindung yang dikelola untuk kepentingan ciri- ciri alami suatu kawasan, 13 4. Kawasan Pengelolaan HabitatSpecies yaitu kawasan lindung yang dikelola khususnya untuk konservasi melalui intervensi pengelolaan, 5. Kawasan Perlindungan AlamLaut yaitu kawasan lindung yang dikelola khusus untuk konservasi dan rekreasi lautalam dan 6. Kawasan Perlindungan Pengelolaan Sumberdaya Alam yaitu yaitu kawasan lindung yang dikelola untuk pemanfaatan ekosistem alam secara lestari. Hutan konservasi adalah hutan yang dirancang untuk perlindungan hidupan liar atau habitatnya, biasanya berada dalam taman-taman nasional dan kawasan-kawasan lindung lainnya, sedangkan hutan lindung merupakan kawasan hutan yang ditujukan untuk menjalankan fungsi-fungsi lingkungan, khususnya untuk memelihara tutupan vegetasi dan stabilitas tanah pada lereng-lereng curam dan melindungi daerah aliran sungai FWIGWF, 2001. Taman nasional berarti gabungan sistem pengelolaan suaka alam, taman wisata, taman laut, sampai kepada pengelolaan hutan produksi dengan manajemen terpadu, dan berdasarkan UU No. 5 tahun 1990 bersama dengan taman hutan raya dan taman wisata alam ditetapkan sebagai kawasan pelestarian alam. Kawasan-kawasan ini berfungsi sebagai sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman satwa dan tumbuhan serta ekosistemnya dan pemanfaatan secara lestari satwa dan tumbuhan serta ekosistemnya. Kriteria dan batasan serta pengertian sebuah taman nasional menurut Dirjen PHPA 2002 adalah sebagai berikut: • Suatu taman nasional harus cukup luas dan mempunyai sumberdaya alam yang khas dan unik baik flora, fauna, ekositem, maupun gejala alam yang masih murni, utuh dan asli. 14 • Tidak terjadi perubahan, baik yang disebabkan kegiatan eksploitasi, maupun pemukiman penduduk, dengan pengelolaan dibawah kebijakan dan sistem suatu departemen berkompeten dan bertanggungjawab. • Memberikan kesempatan bagi pengembangan objek wisata alam, sehingga terbuka untuk umum dengan persyaratan khusus, seperti untuk tujuan pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, bina cinta alam, dan rekreasi. • Wisata alam adalah bentuk kegiatan yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam dan tata lingkungan, serta memiliki potensi dan daya tarik bagi wisatawan dan untuk upaya pembinaan cinta alam, baik dalam keadaan alami maupun setelah budidaya. Pola kegiatan yang diijinkan dalam kawasan ini adalah pariwisata, pendidikan, penelitian, kebudayaan dan cinta alam. • Konservasi adalah pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam hayati secara bijaksana, berdasarkan prinsip kelestarian dan jaminan kesinambungan persediaan, serta dipelihara untuk peningkatan kualitas dan keragamannya. • Sumberdaya alam hayati adalah unsur-unsur hayati dalam alam bersama-sama dengan unsur non-hayati yang secara keseluruhan membentuk ekosistem. Ekosistem adalah sistem hubungan timbal balik antara unsur dalam alam, baik hayati maupun non-hayati yang saling tergantung dan saling mempengaruhi. • Kawasan pelestarian alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik darat maupun perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan, serta satwa dan pelestarian pemanfaatan sumberdaya alam hayati dan ekosistem. 15 • Kawasan suaka alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik darat maupun perairan dengan fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistem. • Cagar alam adalah kawasan suaka alam yang memiliki ciri khas tumbuhan, satwa, dan ekosistem serta perkembangannya diserahkan kepada alam. • Suaka margasatwa adalah kawasan suaka alam yang memiliki ciri khas berupa keragaman danatau keunikan jenis satwa yang kelangsungan hidupnya dapat dilakukan melalui pembinaan habitatnya. • Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan sistem zonasi yang terdiri atas zona inti dan zona lain yang dimanfaatkan untuk tujuan ilmu pengetahuan, pariwisata, rekreasi, dan pendidikan. • Hutan wisata adalah kawasan hutan yang disebabkan keadaan dan sifat wilayahnya perlu dibina dan dipertahankan sebagai hutan dengan tujuan untuk pengembangan pendidikanpenyuluhan, rekreasi, dan olah raga. Taman Nasional memiliki peran sebagai wahana pendidikan, ilmu pengetahuanteknologi, penelitian, budaya, penunjang budidaya, rekreasi dan pariwisata alam, dan menurut Mc Kinnon et al, 1993 dibagi atas beberapa bagian dengan tujuan pemanfaatan berbeda, yaitu; • Daerah inti adalah kawasan yang memiliki kemurnian flora dan fauna alamiah, sehingga tidak boleh diganggu kecuali untuk kegiatan penelitian. • Daerah rimba adalah kawasan hutan yang berfungsi sebagai pelindung daerah inti dari kerusakan, dan berfungsi hanya sebagai kawasan lindung. 16 • Daerah pemanfaatan merupakan daerah yang dipersiapkan sebagai daerah wisata. • Daerah penyangga adalah kawasan hutan bagian luar taman nasional yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian, perkebunan, atau hutan produksi. Luas total taman nasional di Indonesia sampai Agustus 2002 mencapai 15.03 juta Ha dan penyebarannya berdasarkan kawasan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Penyebaran Luas Taman Nasional Pada Masing-masing Kawasan di Indonesia No Kawasan Jumlah unit Luas Ha 1 Sumatera 9 3 711 517.87 24.70 2 Sulawesi 6 2 631 139.00 17.51 3 Kalimatan 7 3 177 259.00 21.14 4 Maluku dan Irian 4 4 561 910.00 30.36 5 Jawa, Bali dan Nusteng 15 946 578.18 6.30 Total Indonesia 41 15 028 404.05 100.00 Sumber: Hasil olahan data Departemen Kehutanan RI. 2003. Hal-hal administratif yang berkaitan dengan kawasan yang dilindungi menurut McKinnon et al, 1993 mencakup organisasi administrasi dengan tipe organisasi yang bervariasi sesuai dengan luas, kebutuhan dan tujuan pelestarian, posisi otoritas pengelola kawasan yang dilindungi dalam pemerintahan, struktur administrasi otorita pengelola kawasan, dan prosedur organisasi. Perluasan peranserta dan kerjasama dalam pengelolaan kawasan lindung memerlukan kerjasama antar lembaga, perluasan peranserta kelompok dari luar, kerjasama 17 dengan otorita setempat dan memperkuat hubungan dengan Lembaga Swadaya Masyarakat LSM serta keterlibatan masyarakat setempat. Proses pengambilan keputusan dalam upaya pelestarian alam disajikan pada Gambar 1. Secara geografis kawasan TNKS terletak pada posisi 1 05’ - 3 27’ Lintang Selatan, dan 100 35’-102 45’ Bujur Timur dan secara administratif terletak pada 4 provinsi dan 9 kabupaten. Luas TNKS mencapai 1.48 juta Ha berdasarkan Surat Pernyataan Menteri Pertanian No. 736Mentan1982, ternyata PEMERINTAH MENTERI KEPUTUSAN DIREKTORAT Konvensi Internasional Opini Masyarakat Badan Pemerintah Lain Keterbatasan Ekonomi Urutan Keputusan Utama Strategis Keterbatasan Kebijakan Politik REGIONAL PENJAGA PAKAR PERMASALAHAN Urutan Keputusan Kedua Koordinasi Urutan Keputusan Ketiga Proteksi Kawasan yang dilindungi Sumber: Bell 1983 dalam MacKinnon et al. 1993 Gambar 1. Bagan Alir Hipotesis Pengambilan Keputusan dalam Lembaga Pelestarian Alam Keterangan: → = Keputusan + Arahan → = Tindakan + Penerapan = Pertukaran Informasi = Rekomendasi 18 sangat berbeda dengan hasil intepretasi citra landsat 2003. Perbandingan luas dan proporsi untuk masing-masing provinsiregion antara SP Mentan 1982 dan intepretasi citra landsat 2002, seperti disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Sebaran Luas TNKS untuk Masing-masing Region Berdasarkan Surat Pernyataan Mentan No. 736 Tahun 1982 dan Intepretasi Citra 2002 No. REGION SP Mentan 1982 Interpretasi Citra 2002 Luas Ha Proporsi Luas Ha Proporsi 1 Jambi 588 460 39.64 417 603 30.89 2 Sumatera Barat 375 930 25.32 346 356 25.62 3 Sumatera Selatan 310 580 14.12 246 079 18.20 4 Bengkulu 209 680 20.92 342 004 25.30 JUMLAH 1 484 650 100.00 1 352 042 100.00 Sumber: Balai TNKS 2005. Perubahan strutur dalam organisasi pada Balai Taman Nasional Kerinci Seblat berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 6186Kpts-II2002 tanggal 10 Juni 2002 dibagi atas empat region masing-masing dipimpin oleh kepala areal konservasi, yaitu areal konservasi I untuk Provinsi Jambi di Bangko Merangin, areal konservasi II untuk Bengkulu di Curup Rejang Lebong, areal konservasi III untuk Provinsi Sumatera Barat di Painan Pesisir Selatan dan areal konservasi IV untuk Provinsi Sumatera Selatan di Lubuk Linggau ICDP, 2002. Masing- masing areal konservasi ini terbagi dalam rayon yang membawahi beberapa kabupaten dan pimpinan setiap rayon ditunjuk oleh Kepala Balai Taman Nasional seperti disajikan pada Gambar 2. 19

2.2. Perubahan Penggunaan Lahan dan Tutupan Hutan