1.24 1.58 -0.22 0.12 Evaluasi Dampak Kebijakan Peningkatan Alokasi Sektor

158 Penurunan sebagian besar alokasi sektor pengeluaran pembangunan ini menyebabkan semakin rendahnya ekspansi ekonomi oleh pemerintah terutama pada sektor produksi. Hal ini menyebabkan semakin rendahnya penyebaran kredit sektor produksi yang mencakup investasi dan modal kerja serta sektor pertanian. Peningkatan proporsi kredit UKM lebih banyak disebabkan oleh penurunan yang tajam kredit usaha besar dan perubahan paradigma pemerintah daerah untuk lebih mengembangkan UKM. Penurunan ekspansi ekonomi ini diduga menjadi salah satu faktor penyebab lambatnya perekonomian kawasan untuk kembali normal seperti saat sebelum krisis. Hal ini terlihat dari dampak krisis dan implementasi desentralisasi terhadap beberapa indikator ekonomi, sosial dan ekologi disajikan pada Tabel 32. Tabel 32. Evaluasi Dampak Krisis Ekonomi dan Desentralisasi Fiskal Terhadap Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan No Variabel Krisis ekonomi Desentralisasi Bengkulu Jambi Sumbar Bengkulu Jambi Sumbar Ekonomi 1 Pangsa PDB Pertanian -1.10 0.36 -0.54 -0.54 -1.33 -0.36 2 Pertumbuhan output -4.92 -7.27 -6.85 2.56 2.99 1.60 3 PDBKapita 1.78 4.95 3.83 0.22 3.46 3.90 Sosial 1 Partisipasi angkatan kerja -0.32 -1.27 -0.95

0.65 -0.06

0.30 2 Pengangguran terbuka 0.46 1.17 0.76 0.31 0.03 0.75 3 Pangsa TK Pertanian -0.08 -0.98 -2.30 5.13 5.55 4.23 Lingkungan 1 Laju deforestasi 11.05 22.06 9.85 12.47 19.36 8.14 2 Degradasi zona penyangga 9.96 10.19 9.18 2.29 0.92 2.01 3 Degradasi TNKS

1.77 1.24 1.58 -0.22 0.12

-0.05 Keterangan: Angka ”Tebal” menunjukkan hasil evaluasi sesuai dengan diharapkan Implementasi desentralisasi fiskal meskipun mampu meningkatkan kembali laju pertumbuhan output tetapi kecepatannya belum mampu menutupi 159 penurunan yang terjadi selama periode krisis ekonomi. Hal ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang terjadi selama periode desentralisasi tidak banyak berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat dan bahkan laju pertumbuhan output perkapita lebih tinggi pada periode krisis kecuali kawasan Sumatera Barat. Kondisi ini menyebabkan kemampuan ekonomi dalam penyerapan tenaga kerja menjadi menurun dan tingkat pengangguran semakin meningkat. Ketergantungan output terhadap sektor pertanian yang semakin berkurang ternyata tidak diikuti dengan semakin berkurangnya ketergantungan dalam penyerapan tenaga kerja. Pangsa output sektor pertanian yang menurun tetapi tidak diikuti dengan penurunan pangsa tenaga kerja sektor ini mengindikasikan bahwa selama periode desentralisasi telah mendorong semakin meningkatnya gap kesejahteraan antara sektor pertanian pedesaan dan non- pertanian urban. Kondisi ini diduga menjadi penyebab utama semakin meningkatnya tekanan terhadap lahan dan terindikasi dengan menurunnya porsi hutan kawasan dan meningkatnya degradasi hutan zona penyangga. Pada kawasan Jambi peningkatan degradasi zona penyangga relatif lebih rendah dibanding kawasan lainnya karena adanya perbedaan persepsi, tetapi sebaliknya degradasi hutan taman nasional masih mengalami peningkatan selama desentralisasi. Laju degradasi taman nasional selama periode desentralisasi pada kawasan Bengkulu dan Sumatera Barat disamping karena adanya unsur trade-off antara kawasan konservasi dan non-konservasi juga akibat adanya kesepakatan antar kawasan tahun 2001 untuk lebih memperhatikan upaya pelestarian taman nasional. 160

6.3. Evaluasi Dampak Kebijakan Peningkatan Alokasi Sektor

Pengeluaran Pembangunan Prioritas Dampak peningkatan alokasi pengeluaran pembangunan sektor prioritas tanpa adanya perubahan dalam alokasi pengeluaran rutin dan pembangunan tanpa adanya realokasi terhadap penyebaran alokasi pengeluaran sektor-sektor pengeluaran pembangunan. Secara umum peningkatan alokasi salah satu sektor pengeluaran pembangunan akan diikuti dengan menurunnya alokasi sektor lain kecuali sektor pertanian, seperti disajikan pada Tabel 33. Tabel 33. Evaluasi Dampak Peningkatan Alokasi Pengeluaran Sektor Prioritas Terhadap Alokasi Pengeluaran Sektor Lain No Sektor Pengeluaran Pembangunan Sektor prioritas Transportasi Pengembangan Wilayah Sumberdaya Manusia Bengkulu 1 Transportasi

3.24 -1.09 -1.09